Papua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 145:
Pada tanggal 15 Juni 1960, legislasi New Guinea Organic law diadopsi di parlemen Belanda, dengan demikian Dewan Papua yang dikenal dengan nama [[Nieuw Guinea Rad]] dibentuk. Di dalam kegiatan dewan ini salah satunya adalah mengkaji sejarah dan budaya Papua dengan membentuk [[Dewan Adat Papua]], termasuk pembentukan [[Partai Politik Papua]], serta mengizinkan Keterlibatan [[Partai Politik Papua]] dalam Pemilihan Dewan Papua atau [[Nieuw Guinea Rad]], selanjutnya [[Nieuw Guinea Rad]] menciptakan sebuah [[Simbol Bangsa Papua]] yaitu nama [[Bangsa Papua]] sebagai [[West Papua]] atau [[Papua Barat]], [[Burung Mambruk]] sebagai simbol [[Bangsa Papua]], Bendera [[Bintang Kejora]] sebagai [[Bendera Papua Barat]], lagu [[Hai Tanahku Papua]] sebagai [[Lagu Kebangsaan Papua Barat]], uang [[Gulden Nieuw Guinea]] sebagai [[Mata Uang Bangsa Papua Barat]] mempersiapkan [[Dekolonisasi Papua]] atau [[Kemerdekaan Papua]] di rencanakan penyerahan [[kemerdekaan Papua]] secara [[de facto]] tahun [[1961]]. Pada tanggal 19 October 1961, [[Nieuw Guinea Rad|Dewan Nugini]] mengajukan manifesto untuk permohonan izin mendeklarasikan Simbol Bangsa Papua Barat. Maka pada [[1 Desember]] [[1961]], [[Pemerintah Belanda]] mengizinkan simbol tersebut diadopsi sebelah bendera belanda.<ref name="Veur 1963 pp. 54–73">{{cite journal | last=Veur | first=Paul W. van der | title=Political Awakening in West New Guinea | journal=Pacific Affairs | publisher=Pacific Affairs, University of British Columbia | volume=36 | issue=1 | year=1963 | issn=0030-851X | jstor=2754774 | pages=54–73 | doi=10.2307/2754774 | url=http://www.jstor.org/stable/2754774 | access-date=2021-11-03}}</ref>
Pada tahun 1958 sampai 1961, sejumlah pemuda papua melintas ke wilayah Indonesia, mereka diterima dan mendapat pelatihan militer dalam rangka upaya perebutan kembali dari pemerintah Belanda, beberapa tokoh<ref>{{Cite news|date=2022-01-13|title=Tokoh Papua Curhat ke Ketua DPD RI, Berharap Anak Papua Diberi Kepercayaan|url=https://zonanusantara.com/tokoh-papua-curhat-ke-ketua-dpd-ri-berharap-anak-papua-diberi-kepercayaan/|work=zonanusantara.com|access-date=2023-03-21}}</ref> terkenal berikut AJ. Dimara, Benny Torey, Marinus Imbury, Zadrack Rumbobiar, Melkianus Torey, dan Metusalim Fimbay.<ref name="Google Play Books"/><ref name="Politik Hukum 2021 p. 118">{{cite book | title=Politik Hukum | publisher=CV. AZKA PUSTAKA | year=2021 | isbn=978-623-5832-05-0 | url=https://books.google.com.au/books?id=GAlZEAAAQBAJ&pg=PA118 | language=id | access-date=2022-02-16 | page=118}}</ref>
Di [[Jayapura]] dan Manokwari melaksanakan Upacara Deklarasi [[Kemerdekaan Papua Barat]] secara [[de facto]] dan secara [[de jure]] dipersiapkan tahun 1969 sesuai dengan rencana [[Pemerintah Belanda]] memberikan Kemerdekaan bagi Nederlands Nieuw Guinea{{butuh rujukan}} dalam Daftar Wilayah Dekolonisasi atau Wilayah Non Self Government Territory di PBB dan ditangani oleh Badan Dekolonisasi PBB yang dikenal [[Tim 24]].{{butuh rujukan}} Pada tanggal tersebut semua masyarakat Papua dan pegawai [[Pemerintah Belanda]] mengikuti Acara Deklarasi Simbol Bangsa Papua sekaligus Deklarasi [[Kemerdekaan Papua Barat]].{{butuh rujukan}} Saat itu [[Lagu Kebangsaan Papua Barat]] dan [[Lagu Kebangsaan Belanda]] dinyanyikan saat pengibaran [[Bendera Papua Barat]] [[Bintang Kejora]] disamping [[Bendera Belanda]] sebagai Deklarasi [[Kemerdekaan Papua Barat]].{{butuh rujukan}}
|