Bahasa Sunda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariandi Lie (bicara | kontrib) Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
|||
Baris 36:
{{legend|#00E8DC|Wilayah tempat bahasa Sunda adalah bahasa minoritas}}
{{legend|#FF9300|Komunitas diaspora Sunda yang menuturkan bahasa Sunda secara parsial}}
|dialects=Lihat pada artikel [[Dialek bahasa Sunda]]<ref>{{cite web|year=2021|title=Sundanese-Badui|url=https://glottolog.org/resource/languoid/id/sund1251|website=[[Glottolog|Glottolog 4.5]]|publisher=Max Planck Institute for the Science of Human History|location=Jena, Jerman|ref=harv|editor-last1=Hammarström|editor-first1=Harald|editor-last2=Forkel|editor-first2=Robert|editor-last3=Haspelmath|editor-first3=Martin|date-access=7 Maret 2022|access-date=2022-03-07|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914030006/https://glottolog.org/resource/languoid/id/sund1251|dead-url=no}}</ref>
|glottofoot=no|ancestor2=[[Bahasa Sunda Klasik]]}}
[[File:Sundanese language distribution map.svg|thumb|Peta persebaran bahasa Sunda.]]
Baris 151:
Kolonialisasi di Nusantara menyebabkan aksara Sunda kuno menjadi terancam. Bersama dengan keluarnya ultimatum dari [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]] pada tanggal 3 November 1705, aksara Sunda kuno dan Rikasara Cirebon punah. Setiap orang yang menulis dokumen-dokumen resmi hanya diperbolehkan menulis aksara Jawa yang dimodifikasi, [[abjad Pegon]], dan alfabet Latin untuk menuliskan bahasa Sunda. Alfabet Latin sendiri mulai diintensifkan untuk mentranskripsi karya-karya yang ditulis menggunakan aksara Sunda Kuno dan Pegon pada abad ke-19 hingga ke-20.
Salah satu tokoh yang berjasa dalam transkripsi aksara Cacarakan dan Sunda ke Latin adalah seorang keturunan Bugis-Sunda bernama [[Daeng Kanduruan Ardiwinata]] (1866–1947) yang menulis buku berjudul ''Palanggéran Nuliskeun Aksara Sunda ku Aksara Walanda'' (terbitan Commissie voor de Volkslectuur tahun 1912) yang berisi aturan transkripsi bahasa Sunda menggunakan alfabet Latin serta ''Élmuning Basa Sunda'' (edisi I 1916 dan II 1917) yang berisi peraturan tata bahasa Sunda modern.<ref>{{Cite book|title=Daeng Kanduruan Ardiwinata, sastrawan Sunda|url=https://archive.org/details/gottesdienstlic00jacogoog|last=Kartini|first=T.|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1979|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/271724799|title=Kamus linguistik|last=Kridalaksana, Harimurti.|date=2008|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-3570-8|edition=Ed. 4|location=Jakarta|oclc=271724799|access-date=2019-12-25|archive-date=2009-07-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20090715022747/http://www.worldcat.org/oclc/271724799|dead-url=no}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/262737609|title=Sisi senyap politik bising|date=2007|publisher=Penerbit Kanisius|others=Budi Susanto, A., 1952-|isbn=9789792116588|location=Yogyakarta|oclc=262737609}}</ref>
=== Cacarakan ===
Baris 159:
=== Abjad Pegon Sunda ===
{{Main|Abjad Pegon}}
Selain digunakan untuk menulis bahasa Jawa, [[abjad Pegon]] yang bersaudara dengan [[abjad Jawi]] (Arab-Melayu) juga digunakan untuk menulis bahasa Sunda, menggunakan huruf-huruf Arab standar dan huruf-huruf rekaan baru yang tidak ada dalam huruf Arab asli. Huruf-huruf itu juga tidak bisa dipahami oleh orang Arab jika mereka tak menguasai bahasa Sunda dengan huruf tersebut. Hadir bersamaan dengan Islam di [[Tatar Sunda]], abjad Pegon menjadi materi yang masih diajarkan di sebagian kecil pesantren di wilayah barat [[Jawa|pulau Jawa]] tempat bahasa Sunda berasal.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://islamindonesia.id/budaya/budaya-mengenal-aksara-arab-pegon-simbol-perlawanan-dan-pemersatu-ulama-nusantara.htm|title=BUDAYA – Mengenal Aksara Arab Pegon: Simbol Perlawanan dan Pemersatu Ulama Nusantara|access-date=2019-09-05|archive-date=2019-09-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20190905152326/https://islamindonesia.id/budaya/budaya-mengenal-aksara-arab-pegon-simbol-perlawanan-dan-pemersatu-ulama-nusantara.htm|dead-url=no}}</ref>
=== Aksara Lain ===
|