Arsyad Thalib Lubis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Baris 65:
<big>Hampir sepanjang hayatnya ia gunakan untuk mengajar di antaranya di Madrasah Al Irsyadiyah Medan sejak tahun [[1926]]-[[1930]], di Madrasah Al Washliyah Meulaboh, [[Aceh]] [[1931]]-[[1932]], Madrasah Al Washliyah Medan [[1933]]-[[1945]], Madrasah Al Qismul Ali Al Washliyah Tebing Tinggi [[1946]]-[[1947]] dan Madrasah Al Qismul Ali Al Washliyah Medan [[1953]]-[[1957]]. Kemudian ia menjadi lektor pada Sekolah Persiapan Perguruan Tinggi Islam Indonesia di Medan [[1953]]-[[1954]], guru besar Ilmu [[Fikih]] dan [[Ushul Fikih]] pada [[Universitas Islam Sumatra Utara]] ([[1954]]), dan dosen tetap pada [[Universitas Al Washliyah]] sampai akhir hayatnya.<ref>Ahmad Nasution et. al., Sejarah Ulama-Ulama Terkemuka di Sumatra Utara
(Medan: MUI-SU, 1975), h. 289.</ref></big>
 
'''<big>KARYA TULIS</big>'''
 
<big>Sebagai seorang [[ulama]], [[ilmuwan]], alim, [[Cendekiawan|cendikiawan]], akademisi, [[Da'i]], H. Muhammad Arsyad Thalib Lubis juga seorang penulis yang sangat produktif.</big>
 
<big>Selama hidupnya Tuan Arsyad telah menulis lebih dari 50 buku dalam berbagai displin ilmu disamping puluhan artikel-artikel yang dimuat diberbagai majalah [[Kota Medan|Medan]]. Karya ia dapat dibagi kepada 3 kategori :</big>
 
<big>1. Jawaban terhadap berbagai isu kontemporer.</big>
 
<big>2. Pendidikan.</big>
 
<big>3. Hal-hal yang berhubungan dengan dakwah.</big>
 
<big>Berikut nama-nama buku karya Syekh H. Muhmmad Arsyad Thalib Lubis :</big>
 
<big>A. Jawaban ia terhadap isu kontemporer</big>
 
# <big>Tuntunan Perang Sabil.</big>
# <big>Imam Mahdi.</big>
# <big>Ruh Islam.</big>
# <big>Islam di Polen.</big>
# <big>Pembahasan sekitar [[Nuzululqur'an|Nuzul Qur’an]].</big>
# <big>Kisah [[Isra Mikraj|Isra’ Miraj]].</big>
# <big>Agama Islam dan Penghuni Angkasa Luar.</big>
 
<big>B. Pendidikan dan Syariah Islamiyah meliputi :</big>
 
# <big>[[Fikih|Ilmu Fiqih]].</big>
# <big>Pedoman Mati menurut [[Al-Qur'an|Al Qur’an]] dan [[Hadis|Al Hadist]]</big>
# <big>Pelajaran [[Ibadah]].</big>
# <big>Riwayat [[Muhammad|Nabi Muhammad]].</big>
# <big>Ilmu Pembagian Pustaka.</big>
# <big>Pimpinan Haji Mabrur.</big>
# <big>Pelajaran Sembahyang.</big>
# <big>Pelajaran [[Iman]].</big>
# <big>Pelajaran [[Tauhid]].</big>
# <big>Pelajaran Istilahat Al Muhaddisin.</big>
# <big>Al Ushul Min Ilmi Al Ushul.</big>
# <big>Al Qawaid Al Fiqhiyyah.</big>
# <big>Al Aqaid Al Imaniyah.</big>
# <big>Ikhtisar Riwayat Nabi-Nabi.</big>
# <big>Himpunan Doa Nabi-Nabi.</big>
 
<big>Kegiatan Jurnalistik Muhammad Arsyad Thalib Lubis sebagai [[penulis]] dan Pimpinan Majalah di Medan adalah :</big>
 
<big>1. Tahun [[1928]]-[[1931]]: [[Penulis]] di Majalah Fajar Islam.</big>
 
<big>2. Tahun [[1934]] Pimpinan Majalah Medan Islam.</big>
 
<big>3. Tahun [[1935]]-[[1942]]: Pimpinan Pengarang Majalah Medan Islam.</big>
 
<big>4.Tahun [[1945]]: Pimpinan Majalah Dewan-dewan Islam.</big>
 
<big>5.    Tahun [[1955]]-[[1957]]: Anggota Redaksi Sinar Islam.</big>
 
<big>Disamping majalah [[Bahasa Indonesia]] Tuan Arsyad pada tahun [[1939]] menerbitkan majalah yang berbahasa [[Bahasa Arab|Arab]] yang diberi nama dengan Majalah Ulum Al Islamiyah. Yang menjadi ciri khas majalah ini adalah adanya artikel-artikel yang ditulis oleh ulama [[Universitas Al-Azhar|Al Azhar Mesir]] seperti Syekh Mustafa Al Maraghi, Syekh Rasyid Ridha dan Syekh Abdul Quddus ([[Ulama]] dari [[Madinah]]).</big>
 
<big>Pola pemikiran Muhammad Arsyad Thalib Lubis banyak dipengaruhi oleh ulama-ulama Timur Tangah dari kelompok Salaf seperti [[Ibnu Taimiyah]] ([[1200-an|Abad 12 M]]) dan [[Ibnul Qayyim al-Jauziyyah|Ibnu Al Qayim Al Jauziyah]] (571 H).</big>
 
<big>Pemikiran Tuan Arsyad dalam perbandingan agama sudah mendapat titik temu antara agama yang ada di [[Indonesia]] yang akhirnya muslim harus mengatakan bagimu agama mu dan bagiku agamaku.</big>
 
<big>Ulama [[Indonesia]] yang banyak mempengaruhi pemikiran Muhammad Arsyad Thalib Lubis adalah Syekh H. Hasan Maksum.</big>
 
'''KARYA MONUMENTAL'''
 
<big>Semua bangunan milik [[Al Washliyah]] yang didirikan sebelum tahun [[1972]] adalah konstribusi almarhum Syekh H. Muhammad Arsyad Thalib Lubis.</big>
 
<big>Sesungguhnya tulisan, ukiran, bangunan dan rumusan-rumusan pembangunan, karya monumental yang ada dalam organisasi [[Al Washliyah]] adalah karya yang tidak terpisahkan dari Almarhum H. Muhammad Arsyad Thalib Lubis.</big>
 
<big>Almarhum tetap masih hidup di alam ini terutama di hati masyarakat Islam [[Sumatra Utara|Sumatera Utara]] walaupun jasadnya telah di dalam kubur.</big>
 
<big>Tulisan-tulisan anak-anak murid ia telah mewarnai kehidupan masyarakat muslim Provinsi [[Sumatra Utara|Sumatera Utara]] khususnya warga [[Al Washliyah]] dan [[Universitas Islam Sumatera Utara|UISU]] di [[Indonesia]].</big>
 
<big>Pada Tahun [[1971]] H. Muhammad Arsyad Thalib Lubis berfikir untuk melahirkan satu yayasan yang bertujuan mengirim para [[Da'i|da’i]] dan muballigh ke daerah-daerah terpencil untuk mendakwah [[Islam]] kepada masyarakat yang belum beragama.</big>
 
<big>Cita-cita tersebut akhirnya berhasil setelah Almarhum dr. H. Irma Gading Hakim bersedia menjadi Ketua Umum Yayasan tersebut. Yayasan itu diberi nama Yayasan Baitul Makmur.</big>
 
<big>Sumber dana untuk kegiatan tersebut adalah sumbangan, wakaf, sedekah bahkan ada yang berasal dari zakat sekeluarga dokter-dokter yang bertugas di Fakultas Kedokteran [[Universitas Sumatera Utara|USU]].</big>
 
<big>Dana yang terkumpul itulah yang digunakan oleh Yayasan Baitul Makmur untuk mengirim para da’i dan muballigh ke Karo dan [[Kabupaten Dairi|Dairi]] bahkan ke daerah [[Mentawai]] serta ke daerah-daerah terpencil lainnya, yang honor bulanan mereka dibayar Yayasan Baitul Makmur.</big>
 
<big>Setelah Almarhum dr. Gading Hakim wafat, para ulama dan Pengurus Baitul Makmur sepakat mengangkat Prof. dr. H. Chairuddin P. Lubis Sp.A(k) sebagai Ketua Umum Yayasan dengan didampingi beberapa Guru Besar Fakultas Kedokteran [[Universitas Sumatera Utara|USU]] [[Kota Medan|Medan]]. Sungguh mereka sebenarnya telah melanjutkan misi para ulama terdahulu. Sayang sampai sekarang Baitul Makmur belum memiliki kantor yang tetap, karena itu buku-buku dan kitab-kitab yang dibeli Baitul Makmur dari H. Hammad Hasan Lubis (Alumni [[Universitas Kairo]]) dititipkan di Kantor [[Majelis Ulama Indonesia]] Provinsi [[Sumatra Utara|Sumatera Utara]]. Kami berdoa kiranya Allah SWT., memberkati usia Prof. dr. Chairuddin P. Lubis Sp.A (K), karena lebih 50% dana kegiatan Yayasan Baitul Makmur berasal dari zakat, sadakah dan wakaf ia . Banyak yang berharap kiranya setelah siap masjid dakwah [[Universitas Sumatera Utara|USU]] yang kembar di Jl. Sumarsono Kampus [[Universitas Sumatera Utara|USU]] ada satu ruangan yang dapat dijadikan sebagai kantor yayasan Baitul Makmur sehingga masjid Dakwah [[Universitas Sumatera Utara|USU]] akan menjadi Islamic Center di tengah-tengah masyarakat intelektual kampus.</big>
 
<small>'''POKOK - POKOK PERJUANGAN BERUPA GAGASAN, IDE DAN AKSI:'''</small>
 
<big>1.  Kontekstualisasi Ajaran [[Islam]] ke Dalam Kerangka Berbangsa.</big>
 
<big>2.  Perjuangan Pembubaran [[Negara Sumatra Timur|Negara Sumatera Timur]] dan Negara Deli.</big>
 
<big>3.  Mengeluarkan Fatwa Kewajiban Perang Melawan Penjajah [[Kolonialisme|Kolonial]].</big>
 
<big>4.  Menulis Buku Penuntun Perang Melawan Penjajah [[Kolonialisme|Kolonial]].</big>
 
<big>5.  Berjuang dalam [[Hizbullah (Indonesia)|Laskar Hizbullah]] dan Laskar Washliyah.</big>
 
<big>6.  Perlawanan terhadap [[Komunisme|ideologi Komunisme]] dan anti Tuhan.</big>
 
<big>7.  Pendiri [[Al Washliyah|Al Jam’iyatul Washliyah]] sekaligus berkontribusi dalam memodernisasi dunia pendidikan.</big>
 
<big>8.  Bersama [[Al Washliyah|Al Jamiyatul Washliyah]] mendirikan Madrasah dan Sekolah sebanyak 745 unit dan 10 Perguruan Tinggi yang tersebar di Indonesia.</big>
 
== Pekerjaan ==