Gog dan Magog: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Hungaria
Baris 79:
Sebagaimana kabilah-kabilah penghuni stepa-stepa Erasia yang terus-menerus berganti, demikian pula pengidentikan Gog dan Magog dengan kaum tertentu. Pada abad ke-9 dan ke-10, sebagian pihak mengidentikkan Gog dan Magog dengan negeri [[bangsa Khazar|orang Khazar]] ({{lang-la|Gazari}}), kabilah dari rumpun bangsa Turk yang sudah memeluk agama Yahudi dan berdaulat atas kawasan Asia Tengah. [[Christian dari Stavelot|Christianus]], seorang rahib yang hidup pada abad ke-9 di biara Stavelot (kini termasuk wilayah Belgia), mencatat keterangan bahwasanya orang Gazari "hidup di negeri bangsa Gog dan Magog" dan merupakan "kaum bersunat yang mengamalkan seluruh syariat agama Yahudi".{{sfn|Brook|2006|pp=7–8, 96}}{{sfn|Westrem|1998|p=65}} Sekitar tahun 921, musafir Arab yang bernama Ibnu Fadlan mencatat keterangan bahwa "menurut pendapat sebagian orang, Gog dan Magog adalah orang Khazar".{{sfn|Brook|2006|p=8}}
 
Sesudah orang Khazar, muncul [[bangsa Mongol|orang Mongol]], kabilah misterius dan tak terkalahkan yang datang dari timur dan menghancurkan negara-negara khilafah dan kesultanan pada awal abad ke-13. Raja-raja dan para paus mula-mula menyangka orang Mongol adalah angkatan perang [[Presbiter Yohanes]] yang dikerahkan untuk menyelamatkan umat Kristen dari rongrongan [[Saracen|kaum Sarasen]], tetapi manakala orang Mongol menyerbu Polandia dan HongariaHungaria, dan menumpas angkatan perang Kristen, bangsa Eropa menjadi gentar dan menyimpulkan bahwa mereka adalah "Magogoli", keturunan Gog dan Magog, yang sudah keluar dari kurungan Aleksander Agung dan sedang berusaha mengobarkan [[Armagedon]].{{sfn|Marshall|1993|pp=12, 120–122, 144}}
 
[[Orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan]] mencatat hal-hal yang mereka jumpai dalam perjalanan ke wilayah [[Kekaisaran Mongol]]. Beberapa catatan dan peta mulai menempatkan "Pegunungan Kaspia", berikut Gog dan Magog, persis di sebelah luar [[Tembok Besar Tiongkok]]. ''[[Ystoria Mongalorum|Riwayat Orang Tartar]]'', catatan perjalanan Frater Carpini ke Mongolia pada tahun-tahun era 1240-an, adalah satu-satunya karya tulis yang menegaskan bahwa Pegunungan Kaspia terletak di Mongolia, "tempat orang-orang Yahudi, yang disebut Gog dan Magog oleh rekan-rekan senegerinya, konon dikurung Aleksander". Pegunungan Kaspia konon dibuat magnetis oleh orang Tartar, sehingga semua perkakas dan senjata berbahan besi akan melayang ke pegunungan itu jika dibawa mendekatinya.{{r|painter}} Pada tahun 1251, [[André de Longjumeau]], seorang frater Prancis, memberitahu rajanya bahwa orang Mongol berasal dari padang gurun nun jauh di sebelah timur, dan di balik padang gurun itu terdapat sebuah negeri yang dikurung gunung-gunung, tempat tinggal bangsa-bangsa apokalipsis, "Got dan Margoth".{{sfn|William of Rubruck|Rockhill (penerjemah)|1900|pp=xxi, catatan kaki no. 2}}
Baris 88:
 
=== Orang Yahudi yang terkungkung ===
Sekitar abad ke-12, [[Sepuluh Suku yang Hilang|kesepuluh suku Israel yang hilang]] mulai diidentikkan dengan Gog dan Magog.{{sfn|Gow|1995|pp=23–24}} Orang pertama yang melakukannya mungkin sekali adalah [[Petrus Comestor]], yakni dalam ''Historica Scholastica'' (sekitar 1169–1173).{{sfn|Gow|1995|p=42}}{{sfn|Boyle|1979|p=124}} Petrus Comestor memang jauh lebih berpengaruh ketimbang tokoh-tokoh lain sebelumnya, meskipun gagasan serupa sudah pernah dicetuskan Christianus dari Stavelot, yang mengemukakan bahwa orang Khazar, yang kemudian ia diidentikkan dengan Gog dan Magog, adalah salah satu di antara [[Tujuh kepala suku Magyar|ketujuh suku HongariaHungaria]] dan sudah memeluk [[agama Yahudi]].{{sfn|Brook|2006|pp=7–8, 96}}{{sfn|Westrem|1998|p=65}}
 
Meskipun perancuan Gog and Magog menjadi orang Yahudi yang terkungkung sudah lumrah dilakukan, beberapa orang, seperti Riccoldo da Monte di Croce dan [[Vincent de Beauvais]], tetap bersikap skeptis dan membedakan suku-suku Israel yang hilang dari Gog dan Magog.{{sfn|Boyle|1979|p=126}}{{sfn|Bietenholz|1994|p=134}}{{sfn|Gow|1995|pp=56–57}} Sebagaimana yang sudah dikemukakan sebelumnya, Riccoldo da Monte di Croce melaporkan tentang tradisi rakyat Mongol bahwa mereka adalah keturunan Gog dan Magog. Ia juga membincangkannya dengan pihak-pihak (orang-orang Barat, maupun diajak berdiskusi oleh mereka{{sfn|Westrem|1998|p=66}}) yang gampang percaya pada keterangan bahwa orang Mongol mungkin saja adalah orang Yahudi yang terkungkung, tetapi sesudah mempertimbangkan berbagai pendapat yang pro maupun kontra, ia menyimpulkan bahwa pokok bahasan ini adalah sebuah pertanyaan terbuka.{{Refn|group="lower-alpha"|Riccoldo menilai aksara Mongol mirip aksara Kaldea ([[bahasa Suryani|aksara Suryani]],{{Sfn|Marco Polo|Yule (penerjemah)|1875|pp=58, catatan kaki no. 3}} salah satu ragam [[bahasa Aram|aksara Aram]]), dan nyatanya aksara Mongol memang diturunkan dari aksara Aram.{{sfn|Boyle|1979|p=125, keterangan no. 19}} Meskipun demikian, ia melihat sendiri kenyataan bahwa orang Mongol tidak memiliki kemiripan fisik dengan orang Yahudi dan tidak mengetahui syariat agama Yahudi.}}{{sfn|Westrem|1998|pp=66–67}}{{Sfn|Marco Polo|Yule (penerjemah)|1875|pp=58, catatan kaki no. 3}}