Banteay Kdei: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
Baris 44:
Jayavarman VII berkuasa pada usia 55 tahun setelah mengalahkan balatentara [[Champa]] yang telah menyerbu, merusak, dan menjajah Angkor. Karya besarnya adalah memulihkan Kamboja dari kehancuran. Ia adalah penggagas utama pembangunan kembali ibu kota [[Angkor Thom]] dan disanjung sebagai "Pembangun Agung". Ia berjasa membangun banyak candi, yang selain candi Banteay Kdei, ia juga membangun candi [[Bayon]], [[Preah Khan]], [[Ta Prohm]] dan banyak lagi, juga membangun banyak rumah persinggahan di penjuru negeri untuk para musafir, pedagang, dan peziarah dalam perjalanan.<ref>Glaize, p.10</ref> Alasan pembangunan candi ini di lokasi ini tidak diketahui. Akan tetapi dipercaya candi ini merupakan versi kontemporer atau tiruan gaya [[Angkor Wat]] karena memiliki banyak kemiripan, demikian juga [[Taman Purbakala Phimai|candi Phimai]] di [[Thailand]].<ref name="Stanford2009"/> Candi ini disebutkan sebagai candi pertama yang dibangun oleh Jayawarman VII pada tahun 1181, dan candi ini berhadapan dengan ''baray'' (kolam besar penampungan air) [[Srah Srang]].<ref name="White2010">{{cite book|author=Daniel White|title=Frommer's Cambodia & Laos|url=http://books.google.com/books?id=7RqcdCf6nMkC&pg=PA121|accessdate=2 June 2011|date=1 March 2010|publisher=Frommer's|isbn=978-0-470-49778-4|pages=121–}}</ref>
Pada abad ke-13, kebanyakan candi yang dibangun oleh Jayawarman VII dirusak. Hal ini terkait dengan meletusnya kericuhan antara pendukung agama [[Hindu]] aliran [[Syaiwa|Saiwa]] dan Wishnu melawan pendukung [[Buddha]] [[Mahayana]]. Akan tetapi beberapa ukiran Buddha Mahayana pada bagian depan dan lintel masih dalam kondisi baik. Terdapat pula pandangan arkeolog bahwa candi ini dibangun oleh Jayawarman VII untuk memuliakan guru spiritualnya.<ref name="Spooner2008"/>
Selama beberapa abad setelah berakhirnya kerajaan Khmer di Angkor, candi ini ditelantarkan dan dipenuhi belitan tumbuhan tropis. Candi ini kemudian dibersihkan dari jeratan tumbuhan rimba pada kurun 1920–1922. Pekerjaan ini di bawah pengawasan [[Henri Marchal]] (saat itu menjabat konservator Angkor) dan Ch. Battuer, dengan menerapkan prinsip pemugaran [[anastilosis]], yang dengan sangat efektif telah diterapkan otoritas Belanda di [[Hindia Belanda]] (kini [[Indonesia]]) untuk memugar candi-candi di Jawa seperti [[Borobudur]].<ref name=Evaluation>{{Cite web|url=http://whc.unesco.org/archive/advisory_body_evaluation/668.pdf|format=pdf|title=World Heritage List No 667 Angkor|accessdate=2 June 2011|publisher=Unesco.org}}</ref> ''It was partially occupied by Buddhist monks till 1960s''.<ref name="Glaize, p.149-151">Glaize, pp. 149–151</ref>
Baris 55:
[[Berkas:Cyark Banteay plan.jpg|ka|200px|jmpl|Denah gapura kompleks kondisi saat ini, diambil dari data scan laser 3D]]
Candi suci ini terhimpun dalam lingkungan seluas 65×50 m (213×160 ft) dengan tiga pagar pembatas dalam kawasan luas yang dikelilingi pagar berukuran 700×300 m (2,300×980 ft), yang terbuat dari batu [[laterit]]. Pintu masuk utama dari sisi timur, dengan gapura timur berdenah salib yang terukir wajah [[Lokeswara]]. Candi ini adalah mahakarya perpaduan [[gaya arsitektur]] Bayon dan [[Angkor Wat]]. Kompleks ini hanya terdiri dari satu lantai.<ref name="Glaize, p.149-151"/><ref name=Apsara/>
=== Lingkungan luar ===
Lingkungan luar terdiri atas empat pagar konsentrik, yang memiliki empat gapura yang mirip dengan gapura Ta Phrom, semuanya dalam kondisi yang cukup baik. Pada keempat sisinya, menara gapura ini terukir wajah Lokeswara (Boddhisatwa Buddha Awalokiteswara) di atas patung [[Garuda]] (ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa wajah-wajah ini adalah wajah tersenyum Raja [[Jayawarman II]], seperti yang terdapat di candi [[Bayon]]<ref name="Ray2008">{{cite book|author=Nick Ray|title=Angkor Wat and Siem Reap|url=http://books.google.com/books?id=ZYhbcI3c3m8C&pg=PA79|accessdate=2 June 2011|date=1 September 2008|publisher=Lonely Planet|isbn=978-1-74179-426-7|pages=79–}}</ref>). Gapura timur memiliki patung Garuda dalam kondisi yang sangat baik di sudutnya. Dua ratus meter dari gapura barat terdapat parit, yang dihiasi patung singa dan pagar langkan naga yang ditunggangi garuda. Parit ini sendiri membatasi kawasan ketiga berukuran 320×300 m (1,050×980 ft), juga dibatasi tembok batu [[laterit]].<ref name="Glaize, p.149-151"/><ref name="Apsara"/> Arca Buddha dalam kondisi yang cukup baik terdapat di gerbang menuju parit dekat gerbang kawasan dalam kedua, hal ini istimewa mengingat banyak arca buddha dari candi ini yang telah rusak atau dicuri.<ref name="White2010"/>
=== Kawasan ketiga ===
|