Degung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Thesillent (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 109:
Gamelan yang usianya cukup tua selain yang ada di keraton Kasepuhan (gamelan Dengung) adalah gamelan degung Pangasih di [[Museum Prabu Geusan Ulun]], Sumedang. Gamelan ini merupakan peninggalan Pangeran Kusumadinata ([[Pangeran Kornel]]), bupati Sumedang ([[1791]]—[[1828]]).
Terdapat 10 gamelan di [[Museum Prabu Geusan Ulun]] dengan berbagai corak, bentuk serta nada iramanya, antara lain: sekar manis, sekar arum, sekar oneng, sari oneng mataram, degungan mataraman, sangir, talun, manggu, panglipur dan sari oneng parakansalak.
Namun yang paling terkenal, sari oneng parakansalak. Karena, gamelan ini sudah pernah pentas di berbagai negara yang ada di [[Eropa]] dan [[Amerika]].
*[[Panglipur]], dibuat untuk menghibur diri setelah anak kesayangannya wafat, milik Pangeran Rangga Gede atau [[Kusumahdinata IV]], yang memerintah pada ([[1625]]-[[1633]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Mataram]].
*[[Sari Oneng Mataram]], dibuat di [[Kerajaan Mataram]], milik pangeran Panembahan atau [[Rangga Gempol III]], yang memerintah pada ([[1656]]-[[1706]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Mataram]], hadiah dari Mataram karena senapati [[Sumedang]] memenangkan perlombaan “ngadu muncang” dengan senapati [[Mataram]].
*[[Degungan Mataraman]], peninggalan Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata IX, yang memerintah pada ([[1791]]-[[1828]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
*[[Sari Oneng Parakansalak]], dibuat di Sumedang tahun [[1825]], terbuat dari kayu besi dari Muangthai dengan motif ukiran Tiongkok. Tahun [[1883]], gamelan sari oneng paralakansalak pernah mengikuti pameran di [[Amsterdam]].
*[[Sekar Manis]], peninggalan Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata IX, yang memerintah pada ([[1791]]-[[1828]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
*[[Sari Arum]], milik Pangeran Soegih atau Pangeran Suria Kusuma Adinata, yang memerintah pada ([[1836]]-[[1882]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
*[[Gamelan Manggu]], milik Pangeran Soegih atau Pangeran Suria Kusuma Adinata, yang memerintah pada ([[1836]]-[[1882]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
*[[Gamelan Sangir]], milik Pangeran Soegih atau Pangeran Suria Kusuma Adinata, yang memerintah pada ([[1836]]-[[1882]]), bupati masa pengaruh [[kerajaan Belanda]].
Semua gamelan tersimpan di Museum Geusan Ulun peninggalan sejarah para leluhur Sumedang.
Dari ke-10 gamelan, ada 4 gamelan yang hingga kini masih dimainkan dalam berbagai pentas kesenian maupun digunakan untuk latihan tari, antara lain gamelan sari oneng mataram, sari arum, panglipur dan sari oneng parakansalak. Yang lainnya, tidak digunakan karena rusak.<ref>Gamelan Istimewa Koleksi Museum di Sumedang, Melanglangbuana Hingga Eropa dan Amerika sebelum Diserahkan ke Bupati[https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01337829/gamelan-istimewa-koleksi-museum-di-sumedang-melanglangbuana-hingga-eropa-dan-amerika-sebelum-diserahkan-ke-bupati?page=4]</ref>
== Perkembangan ==
|