Yahudi–Singapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Orang Yahudi memiliki sejarah panjang di Singapura, yang dimulai pada abad ke-19, dan saat ini merupakan minoritas yang signifikan di negara itu. == '''Sejarah''' == Gelombang imigrasi Yahudi pertama ke Singapura berasal dari orang Yahudi keturunan Baghdadi. Migrasi diaspora perdagangan Baghdadi terjadi selama abad ke-18 dan ke-19 dan mencapai puncaknya pada tahun 1817 karena pemerintahan gubernur Ottoman Dawud Pasha dari Baghdad yang menganiaya orang Yahudi sel...' Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 9:
Pada tahun 1841, tiga orang Yahudi, Joseph Dwek Cohen, Nassim Joseph Ezra, dan Ezra Ezekiel diberikan sewa tanah untuk membangun sebuah sinagoge di sebuah toko kecil di Boat Quay. Sinagoge tersebut menjadi inspirasi dari nama Jalan Sinagoge.
Jalan Sinagoge berada di kawasan Yahudi pertama di Singapura, yang dibatasi oleh Jalan Wilkie, Jalan Mount Sophia, Jalan Bras Basah, dan Jalan Middle, yang Yahudi sebut sebagai "mahallah" (yang berarti 'tempat' dalam bahasa Arab), dan menjadi tempat berkumpulnya komunitas Yahudi di Singapura. Komunitas Yahudi lokal juga memiliki minhag yang memperbolehkan perjalanan ke sinagoge pada hari Sabat melalui becak.
Ketika Manasseh Meyer kembali ke Singapura pada tahun 1873, ia menemukan sinagoge di Jalan Sinagoge dalam keadaan yang memprihatinkan dan mulai merencanakan sinagoge baru untuk komunitas Yahudi. Pemimpin komunitas Yahudi menjual sinagoge lama ke pemerintah dan membeli tanah baru untuk sinagoge baru di sepanjang Jalan Waterloo, yang saat itu disebut Jalan Gereja karena keberadaan Gereja Santo Petrus dan Santo Paulus di dekatnya. Komunitas Yahudi segera mulai pindah ke daerah sekitar Dhoby Ghaut, Jalan Waterloo, Jalan Prinsep, Jalan Selegie, dan Jalan Wilkie. Saat ini, beberapa bangunan Yahudi masih ada di daerah tersebut.
|