Ānanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 188:
Sampai akhir hayatnya, Ananda mengajarkan Dharma.<ref>{{Cite book|last=Keown|first=Michelle|date=2004-12-17|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780203506790|title=Postcolonial Pacific Writing|publisher=Routledge|isbn=978-0-203-50679-0}}</ref> Menurut sumber-sumber Mulasarvativada, setelah mendengar bhikkhu muda itu salah membaca syair itu, nanda mengoreksinya. Bhikkhu itu melaporkan hal ini kepada gurunya, dan gurunya keberatan bahwa "Ananda menjadi tua dan ingatannya memburuk ..." Hal ini mendorong Ananda untuk mencapai parinirvana. Dia menyerahkan otoritas kepada muridnya Sanavasa dan pergi ke Sungai Gangga.<ref>{{Cite book|date=1998|url=https://www.worldcat.org/oclc/44959977|title=Open boundaries : Jain communities and culture in Indian history|location=Albany, NY|publisher=State University of New York Press|isbn=0-585-06970-0|others=John E. Cort|oclc=44959977}}</ref><ref name=":0">{{Cite journal|last=Creel|first=Austin B.|date=1975-04|title=The Reexamination of "Dharma" in Hindu Ethics|url=http://dx.doi.org/10.2307/1397937|journal=Philosophy East and West|volume=25|issue=2|pages=161|doi=10.2307/1397937|issn=0031-8221}}</ref> Menurut sumber Pali, merasa bahwa hidup akan segera berakhir, dia, seperti Sang Buddha, memutuskan untuk menghabiskan saat-saat terakhirnya di Vesali dan berangkat dari Rajagahi ke Sungai Rohini.<ref>{{Cite book|last=Day|first=L.E.|date=1982|url=http://dx.doi.org/10.1016/b978-0-08-028708-9.50006-3|title=SYSTEMS ENGINEERING CHALLENGES OF THE SPACE SHUTTLE|publisher=Elsevier|pages=23–42}}</ref> Versi Mulasarvastivada yang lebih rinci mengatakan bahwa sebelum mencapai sungai, ia diprediksi akan bertemu dengan Resi Majhantika dan lima ratus pengikutnya, yang telah memeluk agama Buddha.<ref name=":0" /> Beberapa sumber menambahkan bahwa nanda memberinya pesan Sang Buddha.<ref name=":0" /><ref name="Strong 1994">{{Cite book|last=Strong|first=John|date=1994|url=https://www.worldcat.org/oclc/32319630|title=The legend and cult of Upagupta : Sanskrit Buddhism in north India and Southeast Asia|location=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass Publishers|isbn=81-208-1154-2|edition=1st Indian ed|oclc=32319630}}</ref> Ketika Ananda menyeberangi sungai, ia diikuti oleh Raja Ajatasatru. (Skt. Ajātaśatr), yang ingin menyaksikan kematiannya dan menerima jenazahnya sebagai relik.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite book|last=Buswell|first=Robert E.|last2=Lopez|first2=Donald S.|date=2014-01-01|url=http://dx.doi.org/10.1515/9781400848058|title=The Princeton Dictionary of Buddhism|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-4805-8}}</ref> Di masa lalu, Ananda berjanji kepada Ajatasatru bahwa dia akan memperingatkannya tentang parinirvana dan menepati janjinya.<ref>{{Cite book|last=Toney|first=Michael F.|date=1994|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-94-017-3200-0_7|title=Studies of Electrodes by in Situ X-Ray Scattering|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=978-90-481-4406-8|pages=109–125}}</ref> Di seberang sungai, untuk alasan yang sama, sekelompok perwakilan dari klan Lichchhavi dari Vesali sedang menunggunya. Menurut sumber Pali, ada juga pihak yang berkepentingan Shakiev dan Koliev.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Ananda menyadari bahwa kematiannya dapat menyebabkan perselisihan di antara orang-orang yang berkumpul. Oleh karena itu, dengan bantuan kemampuan supranatural, ia naik ke udara dan melarutkan tubuhnya dalam unsur api, dan jenazahnya mendarat di kedua tepi sungai<ref name=":0" /><ref name=":1" /> atau, menurut beberapa sumber, dibagi menjadi empat bagian.<ref name="Strong 1994"/> Dengan demikian Ananda memuaskan semua pihak yang terkait<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Menurut versi lain, termasuk Mulasarvativada, kematiannya terjadi di tengah sungai di dalam perahu, dan bukan di udara. Jenazah tersebut dibagi menjadi dua bagian sesuai dengan keinginan Ananda.<ref name=":0" />
 
Setelah kematian Ananda, para sesepuh melengkapi Theragatha dengan tiga kuatrain yang didedikasikan untuk parinirvana-nya, di mana mereka menyebut Ananda penjaga Dhamma, mata seluruh dunia dan sumber kebijaksanaan.<ref>{{Cite book|date=2016|url=http://dx.doi.org/10.1007/978-3-319-24237-8_571|title=Yakan|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|pages=361–361}}</ref> Murid terakhir Ananda, Majantika,<ref name="Baruah 2000 239–250">{{Cite journal|last=Baruah|first=Nayandeep Deka|date=2000|title=A Few Theta-Function Identities and Some of Ramanujan's Modular Equations|url=http://dx.doi.org/10.1023/a:1009835301693|journal=The Ramanujan Journal|volume=4|issue=3|pages=239–250|doi=10.1023/a:1009835301693|issn=1382-4090}}</ref> bersama dengan Sanavasa dan empat atau lima murid lainnya, membentuk mayoritas pada Konsili Buddhis Kedua.<ref name="Baruah 2000 239–250"/> Seorang murid Majantika adalah Upagupta, yang dianggap sebagai guru Kaisar Ashoka (abad ke-3 SM). Sumber-sumber Pali pasca-kanonik menyatakan bahwa Sanavasa memainkan peran utama dalam Konsili Buddhis Ketiga.<ref name="Routledge">{{Cite book|date=2005|url=https://www.worldcat.org/oclc/57493685|title=Buddhism : critical concepts in religious studies|location=London|publisher=Routledge|isbn=0-415-33226-5|others=Paul Williams|oclc=57493685}}</ref> Meskipun kurangnya data sejarah, diyakini bahwa setidaknya salah satu tokoh utama dari Konsili Kedua adalah murid nanda, karena hampir semua tradisi tekstual menyebutkan hubungan dengan Ananda.
 
Dipercaya bahwa Raja Ajatasattu mendirikan stupa di atas relik Ananda. Menurut beberapa sumber, itu terletak di Sungai Rohini, dan menurut yang lain, di Sungai Gangga. Licchhavi juga membangun stupa di tepi sungai mereka.<ref name="Paultre de Lamotte 1988 81–95">{{Cite journal|last=Paultre de Lamotte|first=Jacques|date=1988|title=Fiscalité des O.P.C.V.M|url=http://dx.doi.org/10.3406/rfeco.1988.1169|journal=Revue française d'économie|volume=3|issue=1|pages=81–95|doi=10.3406/rfeco.1988.1169|issn=0769-0479}}</ref> Peziarah Cina Xuanzang (602-664) kemudian mengunjungi kedua stupa tersebut.<ref>{{Cite book|date=2004|url=https://www.worldcat.org/oclc/57407318|title=Holy people of the world : a cross-cultural encyclopedia|location=Santa Barbara, Calif.|publisher=ABC-CLIO|isbn=1-85109-649-3|others=Phyllis G. Jestice|oclc=57407318}}</ref><ref>{{Cite book|last=Higham|first=Charles|date=2004|url=https://www.worldcat.org/oclc/51978070|title=Encyclopedia of ancient Asian civilizations|location=New York|publisher=Facts On File|isbn=0-8160-4640-9|oclc=51978070}}</ref> Faxian juga melaporkan bahwa dia melihat stupa dengan sisa-sisa Ananda di Sungai Rohini,<ref name="Paultre de Lamotte 1988 81–95"/> serta di Mathura.<ref>{{Cite book|date=2001|url=https://www.worldcat.org/oclc/47208728|title=Collected papers on Buddhist studies|location=Delhi|publisher=Motilal Banarsidass Publishers|isbn=81-208-1776-1|edition=1st ed|others=Padmanabh S. Jaini|oclc=47208728}}</ref> Juga, menurut versi Sakmukta agama Mulasarvastivadin, Kaisar Ashoka tiba di lokasi dan memberikan persembahan paling mewah yang pernah dia berikan ke stupa.<ref name=":2">{{Cite book|date=2021-03-09|url=http://dx.doi.org/10.2307/j.ctv1c9hpzb.14|title=The Venerable Balangoda Ānanda Maitreya:|publisher=Princeton University Press|pages=299–313}}</ref> Dia menjelaskan kedermawanan ini kepada para menterinya dengan mengatakan bahwa “tubuh Tathagata adalah tubuh Dharma, murni di alam. Dia [Ananda] mampu menjaga dia/mereka semua; karena alasan inilah persembahan [baginya] lebih unggul [dari semua yang lain]." Ungkapan "tubuh Dharma" di sini mengacu pada ajaran Buddha secara keseluruhan.<ref name="Routledge"/>