Gambir, Jakarta Pusat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 25:
Pada [[Hindia Belanda|masa penjajahan Belanda]], wilayah Gambir, khususnya daerah Kelurahan Gambir dan sekitarnya, dinamakan '''[[Weltevreden]]''' (termasuk stasiun kereta apinya). Nama "Gambir" sendiri sudah dipakai pula untuk kawasan yang sama sejak awal abad ke-19, diambil dari nama seorang letnan Belanda keturunan [[Prancis]] bernama Gambier yang ditugaskan [[Daendels]] untuk membuka jalan ke arah selatan.<ref>Pradaningrum Mijarto.[http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/08/29/16444230/Pasar.Gambir.Puluhan.Tahun.Lalu Pasar Gambir Puluhan Tahun Lalu]. Kompas daring. Edisi 29 Agustus 2009.</ref>
Sebelum dikembangkan oleh [[Daendels]] sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun [[1658]] di mana masih berupa daerah rawa-rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama [[Anthony Paviljoen]], daerah ini
Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan ''Koningsplein ''yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Gambir. Lapangan ini kemudian dikenal dengan nama [[Lapangan Ikada]] (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini
== Wilayah administrasi ==
|