Wuku: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus spam link promosi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{untuk|nama tokoh|Pawukon}}
'''Wuku''' adalah bagian dari suatu siklus dalam [[penanggalan Jawa]] dan [[penanggalan Bali|Bali]] yang berumur tujuh hari (satu pekan). Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri. Perhitungan wuku ([[bahasa Jawa]]: '''''pawukon''''') masih digunakan di [[Bali]] dan [[Jawa]], terutama untuk menentukan "hari baik<ref>{{Cite web|last=kanalmu|date=2022-03-21|title=Hari Baik Januari 2023 Di Kalender Jawa|url=https://www.kanalmu.com/2022/03/hari-baik-januari-2023.html|language=id|access-date=2022-10-25}}</ref>" dan "hari buruk<ref>{{Cite web|last=kanalmu|date=2022-03-22|title=Hari Baik Februari 2023 Di Kalender Jawa|url=https://www.kanalmu.com/2022/03/hari-baik-februari-2023.html|language=id|access-date=2022-10-25}}</ref>" serta terkait dengan ''[[pancawara|weton / nepton]]''. Weton dalam bahasa Bali disebut oton/otonan. Seorang bayi yang berusia 1 siklus wuku (210 hari) disebut 1 oton.
Baris 6 ⟶ 7:
Perhitungan pawukon atau wuku biasanya orang jawa menyebutnya, termasuk dalam perhitungan Primbon Jawa dan sangat dibutuhkan dalam setiap almanak Jawa dimasa lalu maupun masa sekarang; ibaratnya almanak jawa tanpa pawukon seperti sayur tanpa garam rasanya hambar atau cemplang orang jawa bilang.
Para leluhur orang jawa zaman dulu dalam menghitung primbon dengan bermacam-macam cara, termasuk salah satunya pawukon yang dirasa sangat perlu. Perhitungan ini digunakan untuk menjauhkan diri dari segala malapetaka atau sangkala (kala), serta untuk mendekatkan pada keselamatan, dan nyatanya memang semua orang membutuhkan hal yang demikian ini. Sampai dengan sekarang perhitungan primbon Jawa masih digunakan olah orang jawa, walaupun sudah tidak banyak yang paham apa itu pawukon atau wuku.
== Daftar wuku ==
Nama-nama wuku yang tiga puluh didasarkan pada suatu kisah mengenai suatu kerajaan yang dipimpin oleh [[Prabu Watugunung]]. Raja ini beristri [[Dewi Sinta (wuku)|Sinta]] dan memiliki 27 putra. Nama-nama semua tokoh inilah yang menjadi nama-nama setiap wuku. Setiap wuku dijaga oleh seorang dewa pelindung, memiliki pohon simbolik, hewan simbolik, tipe rumah (''gedhong''), ''candra'' ("penciri"), perlambang (dinyatakan dalam suatu peribahasa), ''ruwatan''-nya (sedekah untuk menolak bala), kala sial (''sengkala bilahi'', situasi yang membawa petaka), dan ''dunung'' (arah mata angin yang membawa sial).
Satu wuku terdiri dari 7 hari, misalnya untuk wuku Sinta: dari hari Minggu pahing sampai Sabtu Pon. Sehingga rentang 30 wuku meliputi waktu 210 hari.<ref>Kangjeng Pangeran Haryo (KPH) Tjokroningrat, Kitab [[Primbon]] [[Betaljemur Adammakna]], Penerbit CV Buana Raya,2017.</ref>
|