AkibatAksi aksinyaKing dalam menentang [[diskriminasi ras]] terhadap orang-orang kulit hitam,<ref>{{Cite Kingbook|last=Erikha, F., dan Lauder, M. R. M. T.|date=Januari 2022|url=https://penerbit.brin.go.id/press/catalog/view/337/393/5923|title=Toponimi di Jantung Kota Yogyakarta dari Perspektif Kebahasaan hingga Psikologi Sosial|location=Jakarta|publisher=LIPI Press|isbn=978-602-496-289-0|pages=4|doi=10.55981/brin.337|url-status=live}}</ref> berujung pundirinya dipenjarakan di penjara Birmingham. Di penjara, ia menulis surat yang diberi judul, ''[[Surat dari Penjara Birmingham]]'', Dalam suratnya, King menyatakan bahwa ia merasa dipanggil untuk menyuarakan suara kenabian terhadap ketidakadilan yang terjadi pada zamannya. Ia juga mengritik orang-orang yang tidak setuju terhadap [[pemboikotan Bus di Birmingham]]. Baginya, mereka adalah orang-orang yang tidak peka dan tidak dapat melakukan analisis terhadap penyebab utama dari pemboikotan itu. Menurut King, mereka terbuai dalam keadaan yang terjadi dan tidak mampu mendobrak dominasi kekuasaan orang-orang kulit putih.
Ia tidak hanya berjuang melawan diskriminasi orang-orang kulit hitam, tetapi juga menentang tanah milik dan [[Perang Vietnam]]. Kebesaran King terutama terletak pada impian tinggi dan gaya spektakulernya sebagai seorang pendeta. Pidatonya dengan judul "[[Saya Memiliki Impian]]" pada pawai berbarisnya ke [[Washington, D.C.|Washington, DC]] (28 Agustus 1963) membuatnya semakin terkenal. Ia dipuja dengan banyak gelar terhormat. Pada [[1963]], ia menerima [[Penghargaan Nobel Perdamaian]].