Badak jawa: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
}}
}}
'''Badak
== Populasi
Badak Jawa
Badak Jawa dapat hidup
Pada 28 Februari 2011 dan April 2012, video yang menunjukkan pasangan induk dan anak serta pasangan dewasa yang sedang berpacaran, membuktikan bahwa badak jawa masih berkembang biak di alam liar. Sayangnya, hanya ada 58 hingga 68 ekor badak yang tersisa di habitat aslinya,<ref name="setiawan">{{Cite journal|last=Setiawan, R.|last2=Gerber, B. D.|last3=Rahmat, U. M.|last4=Daryan, D.|last5=Firdaus, A. Y.|last6=Haryono, M.|last7=Khairani, K. O.|last8=Kurniawan, Y.|last9=Long, B.|date=2018|title=Preventing Global Extinction of the Javan Rhino: Tsunami Risk and Future Conservation Direction|journal=Conservation Letters|volume=11|issue=1|page=e12366|doi=10.1111/conl.12366}}</ref> dan tidak ada satupun yang berada di penangkaran. Pada April 2018, seekor badak jawa jantan bernama Samson mati pada usia 30 tahun, jauh lebih muda dari usia umumnya yang mencapai 50 hingga 60 tahun. Tes DNA saat ini sedang dilakukan untuk menyelidiki penyebab kematiannya, termasuk kemungkinan adanya degenerasi perkawinan sedarah.<ref>{{Cite web|last=Basten Gokkon|date=4 May 2018|title=Indonesia cites twisted bowel in death of Javan rhino|url=https://news.mongabay.com/2018/05/indonesia-cites-twisted-bowel-in-death-of-javan-rhino/}}</ref>
== Taksonomi dan penamaan ==▼
Penelitian pertama badak Jawa dilakukan oleh para penyelidik alam dari luar daerah pada tahun [[1787]], ketika dua binatang ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim kepada para penyelidik alam [[Belanda]] [[Petrus Camper]], yang meninggal tahun [[1789]] sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies tersendiri. Badak Jawa lainnya ditembak di [[Pulau Sumatra]] oleh [[Alfred Duvaucel]] yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, [[Georges Cuvier]], ilmuwan [[Prancis]] yang terkenal. Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies tersendiri tahun [[1822]], dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh [[Anselme Gaëtan Desmarest]] sebagai ''Rhinoceros sondaicus''. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.<ref name="Rookmaaker">{{Cite book|author = Rookmaaker, Kees|year = 2005|chapter = First sightings of Asian rhinos|pages = 52|editor = Fulconis, R.|title = Save the rhinos: EAZA Rhino Campaign 2005/6|location = London|publisher = [[European Association of Zoos and Aquaria]] }}</ref> Desmarest pada awalnya mengidentifikasi badak ini berasal dari Jawa, tetapi nantinya mengubah dan mengatakan spesimennya berasal dari pulau Jawa.<ref name=Zeitschrift>{{Cite journal | author = Rookmaaker, L.C. | year = 1982 | title = The type locality of the Javan Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus'' Desmarest, 1822) | journal = Zeitschrift fur Saugetierkunde | volume = 47 | issue = 6 | pages = 381–382}}</ref>▼
== Penamaan ==
Nama genus ''Rhinoceros'' berasal dari dua kata [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani kuno]] ῥίς (ris) yang berarti "hidung" dan κέρας (keras) yang berarti "cula binatang".<ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=ῥίς|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dr(i%2Fs}}</ref><ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=κέρᾳ|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dke%2Fras}}</ref> Sementara itu, ''sondaicus'' berasal dari ''[[Sundaland|sunda]]'', sebuah wilayah [[Biogeografi|biogeografis]] yang meliputi Sumatra, Jawa, [[Kalimantan]], dan pulau-pulau kecil lainnya. Badak jawa juga dikenal sebagai badak bercula satu kecil, untuk membedakaanya dengan badak bercula satu besar, yang meripakan nama lain dari [[badak India]].<ref>{{Cite web|title=Javan Rhino (Rhinoceros sondaicus)|url=http://www.rhinos-irf.org/javan/|publisher=International Rhino Foundation|archive-url=https://web.archive.org/web/20110722044955/http://www.rhinos-irf.org/javan/|archive-date=22 July 2011|access-date=17 December 2014|url-status=dead}}</ref>
▲Penelitian pertama badak Jawa dilakukan oleh para penyelidik alam dari luar daerah pada tahun [[1787]], ketika dua binatang ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim kepada para penyelidik alam [[Belanda]] [[Petrus Camper]], yang meninggal tahun [[1789]] sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak Jawa adalah spesies tersendiri. Badak Jawa lainnya ditembak di [[Pulau Sumatra]] oleh [[Alfred Duvaucel]] yang mengirim spesimennya ke ayah tirinya, [[Georges Cuvier]], ilmuwan [[Prancis]] yang terkenal. Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies tersendiri tahun [[1822]], dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh [[Anselme Gaëtan Desmarest]] sebagai ''Rhinoceros sondaicus''. Spesies ini adalah spesies badak terakhir yang diidentifikasi.<ref name="Rookmaaker">{{Cite book|author
Terdapat tiga subspesies, yang hanya dua subspesies yang masih ada, sementara satu subspesies telah punah:
* '''''Rhinoceros sondaicus sondaicus''''', tipe subspesies yang diketahui sebagai ''badak Jawa Indonesia''' yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Kini populasinya hanya sekitar 40-50 di [[Taman Nasional Ujung Kulon]] yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Satu peneliti mengusulkan bahwa badak Jawa di [[Sumatra]] masuk ke dalam subspesies yang berbeda, ''R.s. floweri'', tetapi hal ini tidak diterima secara luas.<ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=19497|title=Rhinoceros sondaicus ssp. sondaicus|downloaded=16 Oktober 2007 | IUCN_Year = 2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref><ref name=CG/>
Baris 58 ⟶ 61:
Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang dibuat oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota spesies badak lainnya memiliki kebiasaan khas membuang air besar pada tumpukan kotoran badak besar dan lalu menggoreskan kaki belakangnya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika buang air besar di tumpukan, tidak melakukan goresan. Adaptasi sifat ini diketahui secara ekologi; di hutan hujan Jawa dan Sumatra, metode ini mungkin tidak berguna untuk menyebar bau.<ref name=IZY>{{Cite journal | journal = International Zoo Yearbook | year = 2006 | volume = 40 | pages = 150–173 | title = Rhinoceros behaviour: implications for captive management and conservation | author = Hutchins, M. | coauthors = M.D. Kreger | publisher = [[Zoological Society of London]] }}</ref>
Badak Jawa memiliki lebih sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak Jawa yang diketahui. Badak Jawa dewasa tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini, terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat sehingga sulit untuk meneliti badak.<ref name="Santiapillai">{{Cite journal|author=Santiapillai, C.|year=1992|title=Javan rhinoceros in Vietnam|journal=Pachyderm|volume=15|pages=25–27}}</ref> Ketika manusia terlalu dekat dengan badak Jawa, badak itu akan menjadi agresif dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah sementara menikam keatas dengan kepalanya.<ref name=IZY/> Sifat anti-sosialnya mungkin merupakan adaptasi tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah lebih berkelompok.<ref name=CG/>
=== Makanan ===
|