Suku Kei: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 6:
Pendapat yang lebih kuat, suku Kei disinyalir mempunyai hubungan kekerabatan yang erat dengan salah satu komunitas di Bali. Hasil penelusuran sementara, diyakini nenek moyang suku Kei datang dari desa Pedawa. Kepala Dinas Kebudayaan [[Kabupaten Buleleng]], Drs. Gede Komang, M.Si. mengatakan para peneliti dari Maluku Tenggara sangat yakin dan percaya bahwa asal usul mereka berasal dari [[Pedawa, Banjar, Buleleng|Pedawa]]. Hal itu berlandaskan hikayat dan cerita rakyat yang diceritakan secara turun temurun, serta bentuk rumah adat antara suku Kei dengan warga di desa Pedawa juga sangat mirip. Dari segi arsitektur, terlihat rumah adat keduanya memiliki kesamaan diantaranya rumah adat sama-sama membelakangi jalan raya dan segenap kegiatan sehari-hari seperti beribadah dan memasak dilakukan di dalam rumah. Kemiripan lain yakni adanya kosakata “''tombak''” yang hingga kini di pegang teguh masyarakat Kei. Beredar cerita kata itu berarti “kita berasal dari Bali”. Bahkan, [[orang Tanimbar Kei]] yang merupakan sub-suku Kei, mayoritas masyarakatnya beragama [[Hindu]] dan memiliki banyak kemiripian lainnya dengan masyarakat [[suku Bali]]. Lain daripada itu ada sejumlah adat istiadat serta ritual yang diyakini mempunyai kemiripan dengan ritual Bali pada umumnya. Salah satunya hukum adat mengenai “''sawen''” atau hak kepemilikan ulayat. yaitu apabila sebidang tanah atau seekor hewan ternak sudah memiliki tanda “sawen”, maka hak kepemilikan tidak bisa di ganggu gugat. Sama seperti hak ''sawen'' yang ada di kebudayaan Bali. Secara [[morfologi]] wajah orang Kei dengan orang Pedawa juga mirip. Bahkan, tak menutup kemungkinan suku Kei sejatinya berasal dari Bali.<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/nenek-moyang-suku-kei-diperkirakan-berasal-dari-buleleng-bali.html|title=Nenek moyang Suku Kei diperkirakan berasal dari Buleleng Bali|last=Billiocta|first=Ya'cob|work=[[Merdeka.com]]|language=id|access-date=2019-03-04|editor-last=Billiocta|editor-first=Ya'cob}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://radarbali.jawapos.com/read/2018/10/08/97840/fix-asal-usul-suku-kei-di-maluku-tenggara-dari-pedawa-ini-buktinya|title=FIX! Asal Usul Suku Kei di Maluku Tenggara dari Pedawa, Ini Buktinya…|last=JawaPos.com|date=2018-10-08|work=[[Jawa Pos|JawaPos.com]]|language=id|access-date=2019-03-04|archive-date=2019-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20190306043850/https://radarbali.jawapos.com/read/2018/10/08/97840/fix-asal-usul-suku-kei-di-maluku-tenggara-dari-pedawa-ini-buktinya|dead-url=yes}}</ref>
== Agama dan
Animisme berasal dari perkataan latin yakni ''anima'' artinya “nyawa” Dari asal kata ini, nyawa bisa diartikan sebagai roh. Jadi animisme dapat didefinisikan sebagai kepercayaan akan adanya roh-roh yang memasuki benda-benda di dalam alam semesta, misalnya pohon, hutan, batu, air, dan sebagainya. Istilah animisme, peratama kali dikemukakan oleh Edward Tylor, melalui bukunya ''Primitive Culture''. Baginya bentuk agama yang paling awal adalah ''the beliefe in spiritual being.'' Dalam visi Tylor mengenai evolusi agama, disamping arwah-arwah dan makhluk-makhluk halus itu, muncul dewata; kemudian diantara para dewata itu salah satunya muncul sebagai dewa atau Tuhan yang terbesar, dan akhirnya dewata yang lain tidak diakui lagi.<ref>{{Cite book|title=Primitive Culture|url=https://books.google.co.id/books?id=EhiVDAAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn:0486813894&pg=PA356#v=onepage&q&f=false|publisher=Courier Dover Publications|date=2016-06-22|isbn=9780486813899|language=en|first=Edward Burnett|last=Tylor}} hal. 418</ref> == Sistem Kekerabatan ==
|