Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MSDunggu (bicara | kontrib)
menambahkan pranala
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 74:
 
=== Pencairan tanah ===
{{Artikel|Pencairan tanah}}
Akibat guncangan gempa bumi, beberapa saat setelah puncak gempa terjadi muncul gejala [[pencairan tanah|pencairan tanah (likuefaksi tanah)]] yang memakan banyak korban jiwa dan material.<ref>{{cite news |title=Fenomena Tanah Bergerak Pasca-gempa Donggala, Samakah dengan Lapindo? |author=Sartika, Resa Eka Ayu |editor=Utomo, Yunanto Wiji |url=https://sains.kompas.com/read/2018/09/30/170000423/fenomena-tanah-bergerak-pasca-gempa-donggala-samakah-dengan-lapindo- |date=30 September 2018 |accessdate=1 Oktober 2018 |work=[[Kompas.com]]}}</ref> Dua tempat yang paling nyata mengalami bencana ini adalah [[Petobo, Palu Selatan, Palu|Kelurahan Petobo]] dan Perumnas [[Balaroa, Palu Barat, Palu|Balaroa]] di Kota Palu.<ref name=likui_petobo>[https://www.republika.co.id/berita/nasional/news-analysis/18/10/02/pfy47b409-fenomena-likuifaksi-dan-tenggelamnya-rumahrumah-di-petobo Fenomena Likuifaksi dan Tenggelamnya Rumah-Rumah di Petobo]. Republika daring, edisi Selasa 2 Oktober 2018.</ref> Balaroa ini terletak di tengah-tengah sesar Palu-Koro. Saat terjadinya likuefaksi, terjadi kenaikan dan penurunan muka tanah. Beberapa bagian amblas 5 meter, dan beberapa bagian naik sampai 2 meter.<ref name=mongabay1>{{cite news |title=Fenomena Semburan Lumpur Tenggelamkan Pemukiman Kala Gempa Sulteng |author=Nugraha, Indra |url=http://www.mongabay.co.id/2018/10/05/fenomena-semburan-lumpur-tenggelamkan-pemukiman-kala-gempa-sulteng/ |date=5 Oktober 2018 |accessdate=6 Oktober 2018 |website=Mongabay}}</ref> Di Petobo, ratusan rumah tertimbun lumpur hitam dengan tinggi 3-5 meter. Terjadi setelah gempa, tanah di daerah itu dengan lekas berubah jadi lumpur yang dengan segera menyeret bangunan-bangunan di atasnya. Di Balaroa, rumah amblas, bagai terisap ke tanah.<ref name=darat>Arif, Ahmad (2 Oktober 2018). "Bencana dari Darat dan Lautan". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Hlm.2.</ref> Adrin Tohari, peneliti LIPI, ada menyebut bahwa di bagian tengah zona [[Sesar Palu-Koro]], tersusun endapan [[sedimen]] yang berumur muda, dan belum lagi terkonsolidasi/mengalami pemadatan. Karenanya ia rentan mengalami likuefaksi jika ada gempa besar.<ref name=darat/>