Orang Melayu di Makassar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gw1320 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Gw1320 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 10:
 
== Pecampuran etnis ==
Saat ini perkampungan orang Melayu masih bisa ditemui di [[Kota Makassar]], tepatnya di kelurahan [[Melayu, Wajo, Makassar|Melayu]] dan [[Kelurahan Melayu Baru]]. Begitupun dengan [[Orang Melayu Thailand|orang Pattani]], mereka berbaur satu sama lain dengan masyarakat setempat hingga kini, orang Pattani membentuk sebuah Kampung di desa [[Patani, Mappakasunggu, Takalar]].
 
== Kembali ke tanah Melayu ==
Ketika terjadi ketegangan antara kerajaan Gowa dengan [[VOC]] dalam memperebutkan dominasi ekonomi di Indonesia timur sejak awal abad ke-17, orang Melayu dan [[Suku Jawa|Jawa]] yang bekerja pada kantor-kantor asing mendapat tekanan yang berat. Kerajaan Gowa sangat curiga pada orang Melayu yang bekerja untuk kegiatan perdagangan Belanda di Makassar. Kecurigaan ini mencapai puncaknya ketika kerajaan Gowa kalah dalam Perang Makassar (1667–1669) yang mengakibatkan mereka diusir dari kerajaan. Perang Makassar memaksa Sultan Hasanuddin menandatangani [[Perjanjian Bongaya]] yang sangat merugikan Gowa. Akibat perjanjian ini, orang Melayu yang menduduki jabatan di kerajaan bersama orang Bugis lainnya ikut serta meninggalkan Sulawesi menuju kerajaan-kerajaan di tanah Melayu (khususnya [[Semenanjung Malaya]]).