Abu vulkanik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hartanto Wibowo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jessy rizkita (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
Baris 33:
Di balik keindahan alam dan kesuburannya, tanah [[vulkanik]] (dari abu letusan [[gunung berapi]]) ternyata menyimpan kandungan zat berbahaya bagi [[manusia]] dan [[Lingkungan hidup|lingkungan]].
 
Hasil penelitian pada [[Batu|batuan]] permukaan tanah di sekitar tepian kawah gunung berapi hingga radius sekitar 1 km, menunjukkan adanya kandungan beberapa zat kimia berbahaya dalam jumlah yang cukup tinggi. Dikenal sebagai potential harmful elements (PHEs), sekelompok zat ini terdiri dari [[logam berat]] dan beberapa unsur lain yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan karena sifatnya yang [[toksik]] (beracun) dan karsinogenik (dapat memicu kanker). Penelitian ini berlokasi di kawasan Taman Wisata Alam Talaga Bodas di [[Kabupaten Garut|Garut]], [[Jawa Barat]], yang tidak jauh dari lahan perkebunan. Temuan ini juga memperkuat penelitian di negara lain yang mengungkapkan adanya kandungan zat-zat berbahaya dalam batuan vulkanik.
 
Di Indonesia, pemanfaatan lahan di sekitar gunung api untuk pertanian, perkebunan, dan pariwisata berisiko meningkatkan paparan zat berbahaya bagi manusia. Hal ini perlu menjadi perhatian karena dalam jumlah yang berlebihan, paparan zat berbahaya berisiko mengganggu kesehatan manusia. Tanah vulkanik terbentuk dari pelapukan batuan vulkanik yang berasal dari material hasil letusan gunung api. Batuan ini tersebar cukup luas di Indonesia yang memiliki banyak gunung api aktif. Material vulkanik yang kaya akan nutrien (unsur hara) membuat tanah Indonesia terkenal subur sehingga banyak dimanfaatkan untuk perkebunan dan pertanian. Namun, saat tumbuhan menyerap unsur hara dalam tanah, tidak jarang zat berbahaya juga turut terserap sehingga masuk ke dalam produk pangan. Selain soal kesuburannya, daerah sekitar gunung api juga terkenal dengan alam yang indah dan banyak dijadikan tempat wisata. Jika lokasi dibuka untuk kunjungan tanpa panduan yang jelas, maka pengunjung berisiko terpapar zat berbahaya di lokasi wisata.
Baris 42:
Batuan vulkanik di Pulau Jawa umumnya mengandung sekitar 9 ppm arsenik. Sedangkan pada batuan di sekitar kawah, jumlahnya mencapai sekitar 39 ppm.
 
Nilai ini melebihi batas kandungan arsenik untuk tanah pertanian di [[Italia]], Uni Eropa, dan Vietnam sebesar 20 ppm. Belanda menetapkan batas yang lebih tinggi sebesar 29 ppm, sedangkan Kanada dan Finlandia menetapkan batas yang lebih rendah sebesar 11 ppm dan 5 ppm. Arsenik kerap digunakan dalam pestisida dan dikenal sebagai racun yang mematikan.
 
;[[Antimon]] (Stibium, atau Sb)