Integritas akademik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 10:
 
Perbaikan dalam [[teknologi informasi]] telah menciptakan tantangan dalam integritas akademik, terutama sehubungan dengan meningkatnya [[plagiarisme]] dan penggunaan sumber berkualitas rendah yang ditemukan di internet.<ref><nowiki>{{cite web|url=http:/ /www.vsnu.nl/files/documenten/Domeinen/Onderzoek/The_Netherlands_Code%20of_Conduct_for_Academic_Practice_2004_(version2014).pdf|title=The Netherlands Code of Conduct for Academic Practice |year=2014|publisher=[[Asosiasi Universitas di Belanda] ] (VSNU)}}</nowiki></ref> Teknologi juga telah meningkatkan peluang untuk penulisan kolaboratif, mengangkat masalah atribusi kepenulisan yang tepat.<ref>{{citation|author=Tricia Gallant|chapter=Kekuatan Abad Dua Puluh Membentuk Integritas Akademik|title=Integritas Akademik di Abad Dua Puluh Satu|pages=65–78}}</ref> Ada juga masalah dengan hyperauthorship,<ref>{{Cite journal|last=Nogrady|first=Bianca|date=2023-02 -27|title=Hyperauthorship: tantangan penerbitan untuk sains 'tim besar'|url=https://www.nature.com/articles/d41586-023-00575-3|journal=Nature|language=id|volume=615|issue=7950|pages=175–177|doi=10.1038/d41586-023-00575-3}}</ref> menjual kepenulisan,<ref>{{Cite journal|last=Else|first=Holly|date=2023 -01-18|title=Perdagangan jutaan dolar dalam kepenulisan kertas memperingatkan penerbit|url=https://www.nature.com/articles/d41586-023-00062-9|journal=Nature|language=en|volume=613|issue=7945|pages=617–618|doi=10.1038/d41586-023-00062-9}}</ref> dan kepenulisan yang belum diperoleh.<ref>{{Cite journal|last=Singh Chawla|first=Dalmeet|date=2023-01-05|title=Kepenulisan yang belum diperoleh meliputi sains|url=https://www.nature.com/articles/d41586-023-00016-1|journal=Nature|language=id|doi=10.1038/d41586- 023-00016-1}}</ref>
 
== Dampak pada akademisi ==
Integritas akademik berarti menghindari plagiarisme dan kecurangan, di antara perilaku pelanggaran lainnya. Integritas akademik dipraktikkan di sebagian besar lembaga pendidikan, hal ini tercantum dalam pernyataan misi, kebijakan,<ref name=":2" /><ref>Glendinning, I. (2013) . ''Perbandingan kebijakan Integritas Akademik di Perguruan Tinggi di seluruh Uni Eropa''. Diperoleh dari http://ketlib.lib.unipi.gr/xmlui/bitstream/handle/ket/814/Comparison%20of%20policies%20for%20Academic%20Integrity%20in%20Higher%20Education%20across%20the%20European%20Union. pdf?sequence=2</ref> prosedur, dan [[kode kehormatan]], tetapi juga diajarkan di kelas [[etika]] dan dicatat dalam silabus. Banyak universitas memiliki bagian di situs web mereka yang dikhususkan untuk integritas akademik yang menjelaskan arti istilah tersebut bagi institusi khusus mereka. Umumnya ini menyangkut enam nilai inti: Keadilan, kejujuran, kepercayaan, rasa hormat, tanggung jawab, dan keberanian.
 
Kode kehormatan dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan kejujuran kepada siswa dan memberikan kredit kepada mereka yang benar-benar menulisnya. Ini dapat membantu guru dan siswa membuat ikrar kehormatan yang memungkinkan mereka memberikan hukuman berat bagi mereka yang melakukan ketidakjujuran akademik. Janji kehormatan dibuat sebelum tugas diberikan dan perlu dibaca dan ditandatangani, sehingga dapat menunjukkan bahwa siswa setuju untuk tidak melanggar aturan apa pun.<ref>{{Cite journal|last1=Tatum|first1=Holly|last2=Schwartz|first2=Beth M.|date=03-04-2017|title=Kode Kehormatan: Strategi Berbasis Bukti untuk Meningkatkan Integritas Akademik|journal=Teori menjadi Praktek|volume=56|issue=2|pages=129–135|doi=10.1080/00405841.2017.1308175|issn=0040-5841|s2cid=152268649}}</ref>
 
Universitas telah beralih ke pendekatan inklusif untuk menginspirasi integritas akademik, dengan membentuk Dewan Kehormatan Mahasiswa<ref>{{Citation|title=Menerapkan Kekuatan Asosiasi di Kampus: Model Kode Integritas Akademik|journal=Jurnal Hukum Perguruan Tinggi dan Universitas|date=Musim Panas 1997|first=Gary|last=Pavela|volume=24|issue=1|type=PDF|postscript=.}}</ref> serta mengambil peran lebih aktif dalam menyadarkan siswa akan konsekuensi [[ketidakjujuran akademik]].
 
Integritas Akademik juga merupakan arti dari bagaimana rasanya terlibat dengan banyak kegiatan kampus, dan memberikan kontribusi kepada komunitas lokal.<ref>{{Cite web|title=Integritas Akademik|url=http://www.ou.edu/integrity|situs web=www.ou.edu|bahasa=en|tanggal-akses=11-10-2018}}</ref>
 
Untuk mempromosikan integritas akademik, publikasi [[etika]], dan penelitian yang bertanggung jawab dalam sistem pendidikan tinggi di [[India]], [[University Grants Commission (India)]] memberlakukan "UGC (Promotion of Academic Integrity and Prevention Plagiarisme di Perguruan Tinggi) Peraturan, 2018" pada 23 Juli 2018.<ref name="UGC (Promosi Integritas Akademik dan Pencegahan Plagiarisme di Perguruan Tinggi) Peraturan, 2018">{{Citation|title=UGC ( Regulasi Promosi Integritas Akademik dan Pencegahan Plagiarisme di Perguruan Tinggi, 2018|url=https://www.ugc.ac.in/pdfnews/7771545_academic-integrity-Regulation2018.pdf|postscript=.|year=2018}}</ref>{{rp|1}} Peraturan kemudian merekomendasikan beberapa mekanisme kelembagaan untuk menghilangkan ruang lingkup [[plagiarisme]].
 
Terlepas dari Panduan Penilaian, Departemen Ilmu Komputer dan Teknik [[The Chinese University of Hong Kong]] telah menemukan sistem perangkat lunak [[deteksi plagiarisme]] yang dinamai [[VeriGuide]]. Sistem ini bertujuan untuk menjunjung tinggi tingkat kejujuran akademik berbagai institusi akademik (seperti: universitas, community college). Melalui situs webnya, sistem menyediakan platform bagi siswa dan pendidik untuk mengelola dan mengirimkan karya akademik (yaitu tugas siswa). Sistem ini juga berfungsi untuk menganalisis keterbacaan karya akademik dan berfungsi sebagai sistem pengumpulan tugas dan database.
 
Terlepas dari kemajuan ini, ketidakjujuran akademik masih menjangkiti universitas. Pada tahun 1990-an, tingkat ketidakjujuran akademis sama buruknya, dan dalam beberapa kasus, lebih buruk daripada pada tahun 1960-an.<ref name="Moral Panic">{{Citation|title=Moral Panic: The Contemporary Context of Academic Integrity|journal=Laporan Pendidikan Tinggi ASHE|volume=33|issue=5|pages=1–143|doi=10.1002/aehe.3305|type=PDF|postscript=.|year=2008}}</ref>{{rp|1}} Pengakuan akan krisis etika ini menginspirasi banyak universitas untuk lebih fokus dalam mempromosikan nilai-nilai umum integritas akademik.
 
Sebaliknya, kritik telah menarik perhatian pada fakta bahwa "pengajaran dan pembelajaran terganggu karena fakultas, dalam upaya untuk mengontrol [[plagiarisme]] dan melindungi gagasan [[modal intelektual]], dipaksa untuk terlibat dengan siswa sebagai detektif bukan daripada sebagai guru, penasehat, atau mentor. Fokus pada pengendalian plagiarisme di kalangan siswa dikritik sebagai legalistik yang tidak perlu dan aturannya lebih kaku daripada yang seharusnya diberikan kepada [[hukum kekayaan intelektual]] (Marsh, 2004)".{{rp|5}} Demikian pula, kontribusi yang dibuat dari pertanyaan atau kritik perspektif masyarakat yang sebelumnya tidak teruji tentang "kebaikan yang melekat, universalitas, dan kemutlakan kemandirian, orisinalitas, dan kepenulisan (Valentine, 2006). Penulis yang menulis tentang dimensi kemasyarakatan seperti Ede dan Lundsford (2001) tidak menyarankan penghapusan gagasan kepengarangan individu dan penerimaan tanpa syarat atas penyalinan dan kolaborasi sebagai gantinya.Sebaliknya, dimensi kemasyarakatan menyoroti kebutuhan untuk mempertimbangkan keduanya dan pentingnya mendekonstruksi bagaimana gagasan "penulis individu" mungkin melayani (atau tidak melayani) tujuan pengajaran (pembelajaran), layanan, dan penelitian. Institusi pendidikan pasca-sekolah menengah didesak untuk mundur dari pengadopsian budaya "[[turnitin]] yang tidak ada artinya atau berbasis rasa takut" (Maruca, 2005) untuk memungkinkan pertanyaan semacam itu diajukan dalam semangat meningkatkan integritas akademik dan pengajaran dan pembelajaran lingkungan."<ref name="Moral Panic" />{{rp|59}}
 
== Lihat juga ==