Integritas akademik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan
Baris 2:
</ref> Cendekiawan dan advokat integritas akademik terkemuka lainnya termasuk Tracey Bretag (Australia),<ref>{{Cite book|last=Bretag|first=Tracey|year=2016|title=Handbook of Academic Integrity|location=Singapura|publisher=Springer|isbn=978-981-287-097-1}}</ref><ref>{{Cite journal|last1=Bretag|first1=Tracey|last2=Mahmud|first2=Saadia|date=2009|title=Self-Plagiarisme atau Penggunaan Ulang Tekstual yang Tepat?|url=http://link.springer.com/10.1007/s10805-009-9092-1|journal=Journal of Academic Ethics|language=en|volume=7|issue=3|pages=193–205|doi=10.1007/s10805-009-9092-1|issn=1570-1727|s2cid=16198215}}</ref><ref name=":0">{{Kutip jurnal|last1=Bretag|first1=Tracey|last2=Harper|first2=Rowena|last3=Burton|first3=Michael|last4=Ellis|first4=Cath|last5=Newton|first5=Philip|last6=Rozenberg|first6=Pearl|last7=Saddiqui|first7=Sonia|last8=Haeringen|first8=Karen van|date=2019-11-02|title=Kecurangan kontrak: survei terhadap mahasiswa universitas Australia|url=https://doi.org/10.1080/03075079.2018.1462788|journal=Studi di Perguruan Tinggi|volume=44|issue=11|pages=1837–1856|doi=10.1080/03075079.2018.1462788|s2cid=149924537|issn=0307-5079}}</ref><ref name=": 1">{{Cite journal|last1=Bretag|first1=Tracey|last2=Mahmud|first2=Saadia|last3=Wallace|first3=Margaret|last4=Walker|first4=Ruth|last5=James|first5=Colin|last6=Hijau|first6=Margaret|last7=East|first7=Julianne|last8=McGowan|first8=Ursula|last9=Patridge|first9=Lee|date=2011-12-12|title=Elemen inti dari kebijakan integritas akademik teladan di perguruan tinggi Australia pendidikan|url=https://ojs.unisa.edu.au/index.php/IJEI/article/view/759|journal=Jurnal Internasional untuk Integritas Pendidikan|language=en|volume=7|issue=2|doi=10.21913/IJEI.v7i2.759|issn=1833-2595|doi-access=free}}</ref><ref>Bretag, T., Mahmud, S., East, J., Green, M., & James , C. (2011). ''Standar Integritas Akademik: Analisis Awal Kebijakan Integritas Akademik di Universitas Australia''. Makalah yang dipresentasikan pada Proceedings of AuQF 2011 Demonstrating Quality, Melbourne. </ref> Cath Ellis (Australia),<ref>{{Cite journal|last1=Ellis|first1=Cath|last2=van Haeringen|first2=Karen|last3=Harper|first3=Rowena|last4=Bretag|first4=Tracey|last5=Zucker|first5=Ian|last6=McBride|first6=Scott|last7=Rozenberg|first7=Pearl|last8=Newton|first8=Phil|last9=Saddiqui|first9=Sonia|date=2020-04-15|title=Apakah penilaian otentik menjamin integritas akademik? Bukti dari data kecurangan kontrak|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07294360.2019.1680956|journal=Penelitian & Pengembangan Pendidikan Tinggi|language=id|volume=39|issue=3|pages=454–469|doi=10.1080/07294360.2019.1680956|issn=0729-4360|s2cid=210451768}}</ref><ref name=":0" /> Sarah Elaine Eaton (Kanada),<ref>Eaton, S.E. , Guglielmin, M., & Otoo, B. (2017). Plagiarisme: Beralih dari pendekatan menghukum ke pendekatan proaktif. Dalam A.P. Preciado Babb, L. Yeworiew, & S. Sabbaghan (Eds.), ''Selected Proceedings of the IDEAS Conference 2017: Leading Educational Change Conference'' (hlm. 28-36). Calgary, Kanada: Werklund School of Education, University of Calgary.</ref><ref name=":2">{{Cite journal|last=Eaton|first=Sarah Elaine|date=2017|title=Analisis Komparatif Kelembagaan Definisi Kebijakan Plagiarisme: Studi Universitas Pan-Kanada|url=http://link.springer.com/10.1007/s10780-017-9300-7|journal=Interchange|language=en|volume=48|issue=3|pages=271–281|doi=10.1007/s10780-017-9300-7|issn=0826-4805|s2cid=254570492}}</ref><ref name=":3">Eaton, S.E. (2018). Kecurangan kontrak: Perspektif Kanada. Diambil dari http://blogs.biomedcentral.com/bmcblog/2018/07/24/contract-cheating-a-canadian-perspective/</ref> Thomas Lancaster (UK),<ref name=":4">Clarke , R., & Lancaster, T. (2006). ''Menghilangkan penerus plagiarisme: Mengidentifikasi penggunaan situs curang kontrak''. Makalah yang dipresentasikan pada Konferensi Plagiarisme Internasional Kedua, The Sage Gateshead, Tyne & Wear, Inggris Raya.</ref><ref name=":5">{{Cite journal|last=Lancaster|first=Thomas|date=2019|title=Munculnya penulis hantu akademik dari India dalam industri kecurangan kontrak internasional|url=http://www.inderscience.com/link.php?id=99281|journal=Jurnal Internasional Manajemen Budaya dan Bisnis India|language=en|volume=18|issue=3|pages=349|doi=10.1504/IJICBM.2019.099281|issn=1753-0806}}</ref> Tomáš Foltýnek (Republik Ceko),<ref><nowiki>{{Cite journal|last1= Foltýnek|first1=Tomáš|last2=Glendinning|first2=Irene|date=2015|title=Dampak Kebijakan Plagiarisme dalam Pendidikan Tinggi di Seluruh Eropa: Hasil Proyek|url=</nowiki>https://acta.mendelu.cz/63/ 1/0207/|journal=Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis|language=en|volume=63|issue=1|pages=207–216|doi=10.1111
 
== Evolusi sejarah ==
Selama akhir abad ke-18, integritas akademik berkorelasi erat dengan [[kode kehormatan akademik]] (Amerika Serikat). Ini dipantau terutama oleh siswa dan budaya sekitar saat itu. Kode kehormatan berfokus pada tugas, kebanggaan, kekuasaan, dan harga diri.><nowiki><ref name=RtP></nowiki>{{citation|author=Tricia Gallant|chapter=Meninjau Masa Lalu: Konteks Historis Integritas Akademik|title=Integritas Akademik dalam Abad Dua Puluh Satu|pages=13–31}}</ref> Tindakan apa pun yang mempromosikan pemberontakan atau pembangunan salah satu dari ini dalam diri seseorang adalah tujuannya. Dengan demikian, integritas akademik hanya terikat pada status dan penampilan karakter individu yang terhormat. Setiap tindakan [[ketidakjujuran akademik]] yang dilakukan untuk menjaga nama baik mereka dipandang sebagai sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
 
Baru pada akhir abad ke-19 ketika tujuan universitas berubah, konsep integritas akademik berubah. Akademisi era ini dituntut untuk mengajar dan menghasilkan penelitian asli. Tekanan untuk memperoleh [[masa jabatan]] dan menerbitkan menambah tekanan ekstra pada pekerjaan mereka, meskipun tindakan ketidakjujuran akademik dipandang sebagai tindakan kebodohan. Namun, konsep kode kehormatan integritas akademik berkembang menjadi konsep yang lebih kontemporer. Integritas akademik sekarang mulai menggantikan kehormatan individu menjadi universitas sebagai institusi. Evolusi semacam itu penting untuk mempromosikan persatuan di seluruh institusi akademik dan mendorong siswa untuk meminta pertanggungjawaban satu sama lain atas tindakan tidak jujur. Itu juga memungkinkan siswa untuk merasa diberdayakan melalui pemantauan diri satu sama lain.
 
Karena pentingnya penelitian asli tumbuh di kalangan anggota fakultas, pertanyaan tentang integritas penelitian juga tumbuh. Dengan begitu banyak tekanan yang terkait dengan status profesional mereka, profesor berada di bawah pengawasan ketat oleh masyarakat sekitar. Hal ini pasti mengarah pada pemisahan cita-cita integritas akademik untuk mahasiswa dan fakultas. Pada tahun 1970 sebagian besar universitas di Amerika Serikat telah menetapkan kode kehormatan untuk badan mahasiswa dan anggota fakultas mereka, meskipun konsep ini belum benar-benar diterima di tempat lain di dunia (misalnya lihat Yakovchuk et al.<ref>{{Cite journal|last1=Scott|first1=Jon|last2=Badge|first2=Joe|last3=Yakovchuk|first3=Nadya|date=12 Desember 2011|title=Staff and perspektif siswa tentang potensi kode kehormatan di Inggris|url=https://www.ojs.unisa.edu.au/index.php/IJEI/article/view/762|journal=Jurnal Internasional untuk Integritas Pendidikan|volume=7|issue=2|doi=10.21913/IJEI.v7i2.762|via=www.ojs.unisa.edu.au|doi-access=free}}</ref>).
 
Perbaikan dalam [[teknologi informasi]] telah menciptakan tantangan dalam integritas akademik, terutama sehubungan dengan meningkatnya [[plagiarisme]] dan penggunaan sumber berkualitas rendah yang ditemukan di internet.<ref><nowiki>{{cite web|url=http:/ /www.vsnu.nl/files/documenten/Domeinen/Onderzoek/The_Netherlands_Code%20of_Conduct_for_Academic_Practice_2004_(version2014).pdf|title=The Netherlands Code of Conduct for Academic Practice |year=2014|publisher=[[Asosiasi Universitas di Belanda] ] (VSNU)}}</nowiki></ref> Teknologi juga telah meningkatkan peluang untuk penulisan kolaboratif, mengangkat masalah atribusi kepenulisan yang tepat.<ref>{{citation|author=Tricia Gallant|chapter=Kekuatan Abad Dua Puluh Membentuk Integritas Akademik|title=Integritas Akademik di Abad Dua Puluh Satu|pages=65–78}}</ref> Ada juga masalah dengan hyperauthorship,<ref>{{Cite journal|last=Nogrady|first=Bianca|date=2023-02 -27|title=Hyperauthorship: tantangan penerbitan untuk sains 'tim besar'|url=https://www.nature.com/articles/d41586-023-00575-3|journal=Nature|language=id|volume=615|issue=7950|pages=175–177|doi=10.1038/d41586-023-00575-3}}</ref> menjual kepenulisan,<ref>{{Cite journal|last=Else|first=Holly|date=2023 -01-18|title=Perdagangan jutaan dolar dalam kepenulisan kertas memperingatkan penerbit|url=https://www.nature.com/articles/d41586-023-00062-9|journal=Nature|language=en|volume=613|issue=7945|pages=617–618|doi=10.1038/d41586-023-00062-9}}</ref> dan kepenulisan yang belum diperoleh.<ref>{{Cite journal|last=Singh Chawla|first=Dalmeet|date=2023-01-05|title=Kepenulisan yang belum diperoleh meliputi sains|url=https://www.nature.com/articles/d41586-023-00016-1|journal=Nature|language=id|doi=10.1038/d41586- 023-00016-1}}</ref>
 
== Dampak pada akademisi ==