Jawa Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
k Pengembalian suntingan oleh Anak kampuang (bicara) ke revisi terakhir oleh 103.247.23.67
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 129:
Pembentukan provinsi Jawa Barat merupakan pelaksanaan ''Bestuurshervormingwet'' tahun [[1922]], yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah ''Soendalanden'' (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian [[Pulau Jawa]] di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa [[Sunda]] sebagai bahasa ibu.
 
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari [[Republik Indonesia]]. Ibukota Jawa Barat berpindah silih berganti. Ibukota Jawa Barat yang mula-mula ditempatkan di Bandung pada 19 Agustus 1945<ref><!---- Historia termasuk majalah karena ada fisiknya meskipun lebih ngeksis dengan versi online ---->{{cite magazine | last1 = Sitompul | first1 = Martin | title = Gubernur di Tengah Operasi Anti Mata-Mata: Kisah Soetardjo saat terjebak dalam sebuah operasi pembersihan para telik sandi Belanda | url = https://historia.id/politik/articles/gubernur-di-tengah-operasi-anti-mata-mata-Dpwel | date = 30 November 2018 | work = [[Majalah Historia]] | location = [[Jakarta Barat]] | access-date = 22 Agustus 2022 | archive-date = 2022-08-22 | archive-url = https://web.archive.org/web/20220822073503/https://historia.id/politik/articles/gubernur-di-tengah-operasi-anti-mata-mata-Dpwel | dead-url = no }}</ref> dipindah ke [[Indihiang, Tasikmalaya]] pada 21 Juli 1947.<ref name=PR-22-AUG-10>{{cite news | last1 = Arifianto | first1 = Bambang | title = Jabar Pernah Terbelah Kantor Gubernur Berpindah | newspaper = [[Pikiran Rakyat]] | location = [[Bandung]] | date = 22 Agustus 2022 | pp = 10}}</ref> Selang beberapa hari kemudian,{{citation needed}} ibukota Jawa Barat dipindah dari Indihiang ke [[Lebak Siuh]] lalu ke [[Culamega, Tasikmalaya|Culamega]] kemudian ke [[Tawangbanteng, Sukaratu, Tasikmalaya|Tawangbanteng]].<ref name = PR-22-AUG-10/> Raden Mas Sewaka kemudian ditangkap Belanda<ref name = PR-22-AUG-10/> dalam [[Agresi Militer Belanda I]].{{citation needed}} Ibukota Jawa Barat kemudian dipindah ke [[Wanayasa, Purwakarta]] pada 17 Agustus 1948.<ref name=PR-22-AUG-10/> Saat ibukota Jawa Barat dipindah ke Wanayasa, [[Oja Somantri|Oja Soemantri]] membentuk pemerintahan Jawa Barat dengan nama Pemerintahan Republik Jawa Barat (PRJB).<ref name=PR-22-AUG-10/> PRJB sendiri adalah suatu republik yang menolak [[Perjanjian Renville]] namun masih menyatakan setia pada semangat [[proklamasi 17 Agustus 1945]].<ref name = PR-22-AUG-10/> Ketika [[Raden Mas Sewaka]] menjadi gubernur, ibukota Jawa Barat dipindah dari Wanayasa ke [[Subang, Kuningan]].<ref name = PR-22-AUG-10/> Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan akibat [[Agresi Militer Belanda II]].
 
Tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi [[Negara Pasundan]] yang merupakan salah satu negara bagian dari [[Republik Indonesia Serikat]] sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB. Jawa Barat kembali bergabung dengan [[Republik Indonesia]] pada tahun 1950.