Rempah-rempah juga berfungsi sebagai zat antimikroba alami yang mampu menekan pertumbuhan bakteri. PadaBeberapa penelitian sebelumnya,telah ditemukanmenemukan bahwa larutan bawang putih mampu melawan bakteri seperti ''Escherichia Coli, Salmonella, Aeromonas hydrophila''.<ref>{{Cite journal|last=Al-Wabel|first=Professor Dr. Naser|last2=hi|first2=Shawkat|date=2012-11-21|title=Antimicrobial activities of spices and herbs|url=https://www.researchgate.net/publication/302931553_Antimicrobial_activities_of_spices_and_herbs|journal=|pages=46-47}}</ref> Hal ini juga berlaku pada ekstrak jahe yang mampu membunuh bakteri ''Escherichia Coli.''<ref>{{Cite journal|last=Nair|first=Indu|last2=Abdulla|first2=Mohamed Hatha|last3=Chandran|first3=Abhirosh|last4=Harsha|first4=U.|last5=Vivekanandan|first5=G.|date=2006-04-01|title=Antimicrobial activity of some of the South-Indian spices against serotypes of Escherichia coli, Salmonella, Listeria Monocytogenes and Aeromonas Hydrophila|url=https://www.researchgate.net/publication/26432033_Antimicrobial_activity_of_some_of_the_South-Indian_spices_against_serotypes_of_Escherichia_coli_Salmonella_Listeria_Monocytogenes_and_Aeromonas_Hydrophila|journal=Brazilian Journal of Microbiology|volume=37|pages=157|doi=10.1590/S1517-83822006000200011}}</ref> Selain itu, rempah-rempah seperti cengkih, oregano, daun timi, kayu manis, dan jinten juga mampu menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri.<ref>{{Cite journal|last=Gottardi|first=Davide|last2=Bukvicki|first2=Danka|last3=Prasad|first3=Sahdeo|last4=Tyagi|first4=Amit K.|date=2016|title=Beneficial Effects of Spices in Food Preservation and Safety|url=https://www.frontiersin.org/article/10.3389/fmicb.2016.01394|journal=Frontiers in Microbiology|volume=7|pages=1394|doi=10.3389/fmicb.2016.01394|issn=1664-302X}}</ref> Mulai dari bakteri penyebab kebusukan pada makanan seperti ''Bacillus subtilis'' dan ''Pseudomonas fluorescens,'' bakteri penyebab penyakit seperti ''Staphylococcus aureus'' dan ''Vibrio parahaemolyticus,'' hingga jamur saprofit penyebab penyakit pada tanaman seperti ''Aspergillus flavu.''<ref>{{Cite journal|last=Liu|first=Qing|last2=Meng|first2=Xiao|last3=Li|first3=Ya|last4=Zhao|first4=Cai-Ning|last5=Tang|first5=Guo-Yi|last6=Li|first6=Hua-Bin|date=16 Juni 2017|title=Antibacterial and Antifungal Activities of Spices|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5486105/|journal=International Journal of Molecular Sciences|volume=18|issue=6|pages=1283|doi=10.3390/ijms18061283|issn=1422-0067|pmc=5486105|pmid=28621716}}</ref> Kemampuan setiap jenis rempah-rempah berbeda dalam menekan pertumbuhan bakteri, dikarenakan beberapa jenis rempah-rempah hanya mampu bekerja pada bakteri tertentu. Pada penelitian yang dilakukan oleh [[Universitas Cornell]], ditemukan bahwa hanya bawang putih, oregano dan bawang yang mampu membunuh seluruh bakteri, sedangkan daun timi, kayu manis, [[tarragon]] dan jintan hanya mampu membunuh 80% bakteri, cabai hanya 75%, dan untuk lada hitam dan putih, jahe, adas manis dan seledri hanya sampai 25%.<ref>{{Cite web|last=Raghavan|first=Susheela|date=1 Agustus 2004|title=Developing Ethnic Foods and Ethnic Flair with Spices|url=https://www.ift.org/news-and-publications/food-technology-magazine/issues/2004/august/features/developing-ethnic-foods-and-ethnic-flair-with-spices|website=www.ift.org|access-date=5 Januari 2022}}</ref> Oleh karena itu, penggunaan rempah-rempah sebagai zat antimikroba akan lebih efektif jika dikombinasikan antar satu sama lain.