Achmad Sujudi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Enwiki
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 42:
 
== Karier ==
=== Dokter dan kepala rumah sakit ===
* 1994–1998: Direktur [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito|RSUP Dr. Sardjito]]
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Achmad Sujudi memulai karirnya sebagai dokter. Dia memulai karirnya sebagai dokter di pulau terpencil [[Pulau Buru|Buru]] pada tahun 1972.<ref name=":0" /> Pada 1974, ia menulis ulasan tentang kondisi kesehatan [[tahanan politik]] yang ditahan di sana, yang kemudian diterbitkan oleh jurnal ''Prisma''. Sujudi menulis bahwa beberapa napi yang seharusnya sehat, menderita penyakit seperti asma bronkial dan diabetes. Dia juga menunjukkan kurangnya fasilitas kesehatan dan medis di pulau tersebut.<ref>{{Cite news |date=January 1975 |title=Health Conditions on Buru |page=3 |work=Tapol |issue=8 |url=https://vuir.vu.edu.au/26437/1/TAPOL8_compressed.pdf |access-date=3 May 2023}}</ref>
* 1998–1999: Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman [[Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|Departemen Kesehatan]] RI
 
* 1999–2000: Menteri Kesehatan RI
Sujudi meninggalkan Pulau Buru pada tahun 1973 untuk bekerja sebagai dokter bedah di Rumah Sakit Umum Persahabatan di Jakarta. Setelah enam tahun di sana, ia kembali ke Universitas Indonesia dan belajar ilmu bedah selama kurang lebih satu tahun hingga tahun 1980.<ref name=":0" />
* 2000–2001: Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
 
* 2001–2004: Menteri Kesehatan RI
Setelah menamatkan pendidikan ilmu bedah, Sujudi diminta [[Gubernur Bengkulu]] [[Soeprapto (politikus)|Soeprapto]] menjadi dokter bedah di Rumah Sakit Umum Daerah [[Bengkulu]]. Dua tahun setelah kedatangannya di sana, Sujudi menjadi kepala rumah sakit. Dia akan memimpin rumah sakit selama dua belas tahun, mengawasi perkembangannya dari rumah sakit pusat provinsi kecil menjadi rumah sakit pusat kelas dua.<ref name=":0" /> Selama prosesnya, rumah sakit itu terus menerus meraih penghargaan dari Departemen Kesehatan. Dia juga mengawasi beberapa yayasan kesehatan yang berbasis di provinsi tersebut.<ref>{{Cite book |last= |url=https://books.google.co.id/books?id=UFziAAAAMAAJ&pg=PA172 |title=10 tahun menjebol isolasi Bengkulu: memori serah terima jabatan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu, periode 16 Juli 1984 s/d 16 Juli 1989 |date=1989 |publisher=Diterbitkan oleh Pemda Tk. I Bengkulu |pages=172 |language=id}}</ref> Sujudi sendiri ingin dipindahkan dari Bengkulu, tetapi Gubernur Soeprapto bersikeras bahwa dia harus tetap di sana, menyatakan berkurangnya keluhan pasien selama kepemimpinannya di rumah sakit.<ref name=":1" />
 
Sujudi akhirnya meninggalkan Bengkulu pada 16 Mei 1994, dan pada bulan berikutnya ia ditunjuk untuk memimpin [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito]], sebuah rumah sakit pemerintah yang lebih besar di [[Yogyakarta]]. Ia mengalami beberapa kesulitan dalam mengelola doktor di universitas, karena sebagian besar doktor adalah lulusan [[Universitas Gadjah Mada]], sedangkan ia adalah lulusan [[Universitas Indonesia]].<ref name=":1" />
 
== Referensi ==