Topeng Ireng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pengguna baru menambah pranala merah gambar rusak Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ihfandi Cahyo (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
 
== Sejarah ==
Asal mula kesenian Topeng Ireng di Jawa ini berasal dari desa Tuk Songo Borobudur sekitar tahun 1930-an. Ialah Pak Lurah Timpal sebagai inisiatornya dan mbahMbah Sujak sebagai pembuat topeng "ndas-ndasan" untuk kesenian yang sering juga dikenal sebagai ''Dayakan''. Mereka membentuk group Topeng Kawedar yang menjadi group kesenian Topeng Ireng tertua sekaligus menjadi soko guru bagi beberapa groupgrup kesenian ini di kawasan karesidenan Kedu Jawa Tengah. Tujuan dari kesenian ini dibuat ialah untuk sarana berdakwah. Di zaman penjajahan Belanda, pemerintah pada masa lalu melarang masyarakat berlatih silat sehingga warga mengembangkan berbagai gerakan silat itu menjadi tarian rakyat untuk upaya kamuflase. Tarian itu diiringi dengan musik sederhana dan tembang jawa yang mengandung berbagai nasihat tentang kebaikan hidup dan penyebaran agama Islam. Perkembangan Seni Pertunjukan Topeng Ireng berkembang salah satunya ketika dulu umat Islam membangun masjid, sebelum ''mustaka'' (kubah) dipasang maka mustaka tersebut akan diarak keliling desa. Kirab tersebut akan diikuti seluruh masyarakat disekitar masjid dengan tarian yang diiringi rebana dan syair puji-pujian.
 
== Etimologi ==