Pramoedya Ananta Toer: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgx (bicara | kontrib)
k Kembalikan suntingan 84.231.242.141 ke revisi terakhir oleh Ciko
Baris 1:
[[gambar:pramoedyaanantatoer.jpg|thumb|right|200px|Pramoedya Ananta Toer]]
'''Pramoedya Ananta Toer''' ([[Blora]], [[Jawa Tengah]] [[2 Februari]] [[1925]] — [[Jakarta]] [[30 April]] [[2006]]) secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah [[sastra Indonesia]]. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.
 
==Masa kecil==
Pramoedya dilahirkan di [[Blora]], di jantung [[Pulau Jawa]], pada [[1925]] sebagai anak sulung dalam keluarganya. Ayahnya ialah guru dan ibunya ialah pedagang nasi. Ia meneruskan pada Sekolah Kejuruan Radio di [[Surabaya]] dan bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar [[Jepang]] di [[Jakarta]] selama [[pendudukan Jepang di Indonesia]].
 
==Pascakemerdekaan Indonesia==
Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia mengikuti kelompok militer di Jawa dan seringkali ditempatkan di Jakarta di akhir perang kemerdekaan. Ia menulis [[cerpen]] dan buku sepanjang karir militernya dan dipenjara [[Belanda]] di Jakarta pada [[1948]] dan [[1949]]. Pada [[1950-an]] ia sanggup tinggal di Belanda sebagai bagian program pertukaran budaya, dan saat kembalinya ia menjadi anggota [[Lekra]], organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya ''Korupsi'', fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Ini menciptakan friksi antara dia dan pemerintahan [[Soekarno]].
 
Selama masa itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, dan pada saat yang sama mulai berhubungan erat dengan para penulis di China. Khususnya, ia menerbitkan rangkaian surat menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul ''Hoakiau di Indonesia''. Ia merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa mesti dipindahkan ke luar Jawa. Pada 1960-an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena pandangan pro-Komunis Chinanya. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di [[Nusakambangan]] di lepas pantai Jawa, dan akhirnya di pulau-pulau di sebeluah timur Indonesia.
 
==Penahanan dan masa setelahnya==
Selain pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa [[Orde Lama]], selama masa [[Orde Baru]] Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai [[tahanan politik]] tanpa proses pengadilan.
* [[13 Oktober]] [[1965]] - Juli [[1969]]
* Juli 1969 - [[16 Agustus]] 1969 di [[Pulau Nusakambangan]]
* Agustus 1969 - [[12 November]] [[1979]] di [[Pulau Buru]]
* November - [[21 Desember]] 1979 di Magelang
 
Ia dilarang menulis selama masa penahanannya di [[Pulau Buru]], namun tetap mengatur untuk menulis serial karya terkenalnya yang berjudul ''[[Bumi Manusia]]'', serial 4 kronik novel semi-fiksi sejarah Indonesia. Tokoh utamanaya Minke, bangsawan kecil Jawa, dicerminkan pada pengalamannya sendiri. Jilid pertamanya dibawakan secara oral pada para kawan sepenjaranya, dan sisanya diselundupkan ke luar negeri untuk dikoleksi pengarang [[Australia]] dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
 
Pramoedya dibebaskan dari tahanan pada 21 Desember 1979 dan mendapatkan surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat [[G30S]], tapi masih dikenakan [[tahanan rumah]] di Jakarta hingga [[1992]], serta tahanan kota dan tahanan negara hingga [[1999]], dan juga wajib lapor satu kali seminggu ke [[Kodim]] [[Jakarta Timur]] selama kurang lebih 2 tahun.
 
Selama masa itu ia menulis ''[[Gadis Pantai]]'', novel semi-fiksi lainnya berdasarkan pengalaman neneknya sendiri. Ia juga menulis ''[[Nyanyi Sunyi Seorang Bisu]]'' (1995), otobiografi berdasarkan tulisan yang ditulisnya untuk putrinya namun tak diizinkan untuk dikirimkan, dan ''[[Arus Balik]]'' (1995).
 
==Kontroversi==
Ketika Pramoedya mendapatkan Ramon Magsasay Award, [[1995]], diberitakan sebanyak 26 tokoh sastra Indonesia menulis surat 'protes' ke yayasan Ramon Magsasay. Mereka tidak setuju, Pramoedya yang dituding sebagai "jubir sekaligus algojo [[Lembaga Kebudayaan Rakjat|Lekra]] paling galak, menghantam, menggasak, membantai dan mengganyang" di masa [[demokrasi terpimpin]], tidak pantas diberikan hadiah dan menuntut pencabutan penghargaan yang dianugerahkan kepada Pramoedya.
 
Tetapi beberapa hari kemudian, [[Taufik Ismail]] sebagai pemrakarsa, meralat pemberitaan itu. Katanya, bukan menuntut 'pencabutan', tetapi mengingatkan 'siapa Pramoedya itu'. Katanya, banyak orang tidak mengetahui 'reputasi gelap' Pram dulu. Dan pemberian penghargaan Magsasay dikatakan sebagai suatu kecerobohan. Tetapi di pihak lain, [[Mochtar Lubis]] malah mengancam mengembalikan hadiah Magsasay yang dianugerahkan padanya di tahun [[1958]], jika Pram tetap akan dianugerahkan hadiah yang sama.
 
Lubis juga mengatakan, [[HB Yassin]] pun akan mengembalikan hadiah Magsasay yang pernah diterimanya. Tetapi, ternyata dalam pemberitaan berikutnya, HB Yassin malah mengatakan yang lain sama sekali dari pernyataan Mochtar Lubis.
 
Dalam berbagai opini-opininya di media, para penandatangan petisi 26 ini merasa sebagai korban dari keadaan pra-1965. Dan mereka menuntut pertanggungan jawab Pram, untuk mengakui dan meminta maaf akan segala peran 'tidak terpuji' pada 'masa paling gelap bagi kreativitas' pada jaman demokrasi terpimpin. Pram, kata Mochtar Lubis, memimpin penindasan sesama seniman yang tak sepaham dengannya.
Sementara Pramoedya sendiri menilai segala tulisan dan pidatonya di masa pra-1965 itu tidak lebih dari 'golongan polemik biasa' yang boleh diikuti siapa saja. Dia menyangkal terlibat dalam pelbagai aksi yang 'kelewat jauh'. Dia juga merasa difitnah, ketika dituduh ikut membakar buku segala. Bahkan dia menyarankan agar perkaranya dibawa ke pengadilan saja jika memang materi cukup. Kalau tidak cukup, bawa ke forum terbuka, katanya, tetapi dengan ketentuan saya boleh menjawab dan membela diri, tambahnya.
 
Semenjak [[Orde Baru]] berkuasa, Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri, dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran.
 
== Masa tua ==
Pramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini. Ia menulis buku ''[[Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer]]'', dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang. Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual, mengakhiri tinggal di sana daripada kembali ke Jawa. Pramoedya membuat perkenalannya saat ia sendiri merupakan tahanan politik di Pulau Buru selama masa [[1970-an]].
 
Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, kerajaan Jawa, orang Jawa secara umum, dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya juga semi-otobiografi, di mana ia menggambar pengalamannya sendiri. Ia terus aktif sebagai penulis dan kolumnis. Ia memperoleh [[Hadiah Ramon Magsaysay]] untuk Jurnalisme, Sastra, dan Seni Komunikasi Kreatif 1995. Ia juga telah dipertimbangkan untuk [[Hadiah Nobel Sastra]]. Ia juga memenangkan [[Hadiah Budaya Asia]] Fukuoka XI 2000 dan pada 2004 [[Norwegian Authors' Union Award]] untuk sumbangannya pada sastra dunia. Ia menyelesaikan perjalanan ke Amerika Utara pada 1999 dan memenangkan hadiah dari [[Universitas Michigan]].
 
Sampai akhir hayatnya ia aktif menulis, walaupun kesehatannya telah menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok. Pada [[12 Januari]] [[2006]], ia dikabarkan telah dua minggu terbaring sakit di rumahnya di [[Bojong Gede]], [[Bogor]], dan sedang dirawat di rumah sakit. Menurut laporan, Pramoedya menderita [[diabetes]], sesak napas dan jantungnya melemah.
 
Pada [[6 Februari]] [[2006]] di [[Teater Kecil]] [[Taman Ismail Marzuki]] diadakan pameran khusus tentang sampul buku dari karya Pramoedya. Pameran ini sekaligus hadiah ulang tahun ke-81 untuk Pramoedya. Pameran bertajuk ''Pram, Buku dan Angkatan Muda'' menghadirkan sampul-sampul buku yang pernah diterbitkan di mancanegara. Ada sekitar 200 buku yang pernah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia.
 
== Berpulang ==
Pada [[27 April]] [[2006]], Pram sempat tak sadar diri. Pihak keluarga akhirnya memutuskan membawa dia ke [[RS St Carolus]] hari itu juga. Pram didiagnosis menderita [[radang paru-paru]], penyakit yang selama ini tidak pernah menjangkitinya, ditambah komplikasi [[ginjal]], [[jantung]], dan [[diabetes]].
 
Pram hanya bertahan tiga hari di rumah sakit. Setelah sadar, dia kembali meminta pulang. Meski permintaan itu tidak direstui dokter, Pram bersikeras ingin pulang. Sabtu [[29 April]], sekitar pukul 19.00, begitu sampai di rumahnya, kondisinya jauh lebih baik. Meski masih kritis, Pram sudah bisa memiringkan badannya dan menggerak-gerakkan tangannya.
 
Kondisinya sempat drop lagi pada pukul 20.00. Pram masih dapat tersenyum dan mengepalkan tangan ketika sastrawan [[Eka Budianta]] menjenguknya. Pram juga tertawa saat dibisiki para fans yang menjenguknya bahwa [[Soeharto]] masih hidup. Kondisi Pram memang sempat membaik, lalu kritis lagi. Pram kemudian sempat mencopot selang [[infus]] dan menyatakan bahwa dirinya sudah sembuh. Dia lantas meminta disuapi [[havermuth]] dan meminta [[rokok]]. Tapi, tentu saja permintaan tersebut tidak diluluskan keluarga. Mereka hanya menempelkan batang rokok di mulut Pram tanpa menyulutnya. Kondisi tersebut bertahan hingga pukul 22.00.
 
Setelah itu, beberapa kali dia kembali mengalami masa kritis. Pihak keluarga pun memutuskan menggelar tahlilan untuk mendoakan Pram. Pasang surut kondisi Pram tersebut terus berlangsung hingga pukul 02.00 kemarin. Saat itu, dia menyatakan agar Tuhan segera menjemputnya. "Dorong saja saya," ujarnya. Namun, teman-teman dan kerabat yang menjaga Pram tak lelah memberi semangat hidup. Rumah Pram yang asri tidak hanya dipenuhi anak, cucu, dan cicitnya. Tapi, teman-teman hingga para penggemarnya ikut menunggui Pram.
 
Kabar meninggalnya Pram sempat tersiar sejak pukul 03.00. Tetangga-tetangga sudah menerima kabar duka tersebut. Namun, pukul 05.00, mereka kembali mendengar bahwa Pram masih hidup. Terakhir, ketika ajal menjemput, Pram sempat mengerang, "Akhiri saja saya. Bakar saya sekarang," katanya.
 
Pada [[30 April]] [[2006]] pukul 08.55 Pramoedya wafat dalam usia 81 tahun.
 
Ratusan pelayat tampak memenuhi rumah dan pekarangan Pram di Jalan Multikarya II No 26, Utan Kayu, Jakarta Timur. Pelayat yang hadir antara lain [[Sitor Situmorang]], [[Erry Riyana Hardjapamekas]], [[Nurul Arifin]] dan suami, [[Usman Hamid]], [[Putu Wijaya]], [[Goenawan Mohamad]], [[Gus Solah]], [[Ratna Sarumpaet]], [[Budiman Sujatmiko]], serta puluhan aktivis, sastrawan, dan cendekiawan. Hadir juga [[Menteri Kebudayaan dan Pariwisata]] [[Jero Wacik]]. Terlihat sejumlah karangan bunga tanda duka, antara lain dari [[KontraS]], Wapres [[Jusuf Kalla]], artis [[Happy Salma]], pengurus [[DPD]] [[PDI Perjuangan]], [[Dewan Kesenian Jakarta]], dan lain-lain. Teman-teman Pram yang pernah ditahan di [[Pulau Buru]] juga hadir melayat. Temasuk para anak muda fans Pram.
 
Jenazah dimandikan pukul 12.30 WIB, lalu disalatkan. Setelah itu, dibawa keluar rumah untuk dimasukkan ke ambulans yang membawa Pram ke TPU Karet Bivak. Terdengar lagu [[Internationale]] dan [[Darah Juang]] dinyanyikan di antara pelayat.
 
==Penghargaan==
* '''Freedom to Write Award''' dari PEN American Center, AS, 1988
* Penghargaan dari '''The Fund for Free Expression''', New York, AS, 1989
* '''Wertheim Award''', "''for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people''", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
* '''Ramon Magsaysay Award''', "''for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people''", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
* '''UNESCO Madanjeet Singh Prize''', "''in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violance''" dari UNESCO, Perancis, 1996
* '''Doctor Humane Letters''', "''in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom''" dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
* '''Chanceller's distinguished Honor Award''', "''for his outstanding literary archievements and for his contributions to etnic tolerance and global understanding''", dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
* '''Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters''', dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis, 1999
* '''New Yorf Foundation for the Arts Award''', New York, AS, 2000
* '''Fukuoka Cultural Grand Prize''', Jepang, 2000
* '''The Norwegian Authors Union''', 2004
* '''Centenario Pablo Neruda''', Chili, 2004
 
===Lain-lain===
* Anggota Nederland Center, ketika masih di Pulau Buru, 1978
* Anggota kehormatan seumur hidup dari International PEN Australia Center, 1982
* Anggota kehormatan PEN Center, Swedia, 1982
* Anggota kehormatan PEN American Center, AS, 1987
* Deutschsweizeriches PEN member, Zentrum, Swiss, 1988
* International PEN English Center Award, Inggris, 1992
* International PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland, Jerman, 1999
 
==Bibliografi==
Kecuali judul pertama, semua judul sudah disesuaikan ke dalam [[Ejaan Yang Disempurnakan]].
*''[[Sepoeloeh Kepala Nica]]'' ([[1946]]), hilang di tangan penerbit Balingka, Pasar Baru, [[Jakarta]], 1947
*''[[Kranji–Bekasi Jatuh]]'' ([[1947]]), fragmen dari ''Di Tepi Kali Bekasi''
*''[[Perburuan]]'' ([[1950]]), pemenang sayembara [[Balai Pustaka]], Jakarta, 1949
*''[[Keluarga Gerilya]]'' (1950)
*''[[Subuh]]'' ([[1951]]), kumpulan 3 cerpen
*''[[Percikan Revolusi]]'' (1951), kumpulan cerpen
*''[[Mereka yang Dilumpuhkan]]'' (I & II) (1951)
*''[[Bukan Pasarmalam]]'' (1951)
*''[[Di Tepi Kali Bekasi]]'' (1951), dari sisa naskah yang dirampas Marinir Belanda pada [[22 Juli]] [[1947]]
*''[[Dia yang Menyerah]]'' (1951), kemudian dicetak ulang dalam kumpulan cerpen
*''[[Cerita dari Blora]]'' ([[1952]]), pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Jakarta, 1953
*''[[Gulat di Jakarta]]'' ([[1953]])
*''[[Midah Si Manis Bergigi Emas]]'' ([[1954]])
*''[[Korupsi (novel)|Korupsi]]'' (1954)
*''[[Mari Mengarang]]'' ([[1954]]), tak jelas nasibnya di tangan penerbit
*''[[Cerita Dari Jakarta]]'' ([[1957]])
*''[[Cerita Calon Arang]]'' (1957)
*''[[Sekali Peristiwa di Banten Selatan]]'' ([[1958]])
*''[[Panggil Aku Kartini Saja]]'' (I & II, [[1963]]; III & IV dibakar [[TNI-AD|Angkatan Darat]] pada [[13 Oktober]] [[1965]]
*''[[Kumpulan Karya Kartini]]'', yang pernah diumumkan di berbagai media; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
*''[[Wanita Sebelum Kartini]]''; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
*''[[Gadis Pantai]]'' ([[1962]]-[[1965|65]]) dalam bentuk cerita bersambung, bagian pertama triologi tentang keluarga Pramoedya; terbit sebagai buku, [[1987]]; dilarang [[Jaksa Agung]]. Jilid II & III dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
*''[[Sejarah Bahasa Indonesia. Satu Percobaan]]'' ([[1964]]); dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965
*''[[Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia]]'' ([[1963]])
*''[[Lentera (novel)|Lentera]]'' ([[1965]]), tak jelas nasibnya di tangan penerbit
*''[[Bumi Manusia]]'' ([[1980]]); dilarang Jaksa Agung, [[1981]]
*''[[Anak Semua Bangsa]]'' (1981); dilarang Jaksa Agung, 1981
*''[[Sikap dan Peran Intelektual di Dunia Ketiga]]'' (1981)
*''[[Tempo Doeloe]]'' ([[1982]]), antologi sastra pra-Indonesia
*''[[Jejak Langkah]]'' ([[1985]]); dilarang Jaksa Agung, 1985
*''[[Sang Pemula]]'' (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985
*''[[Hikayat Siti Mariah]]'', (ed.) [[Hadji Moekti]], ([[1987]]); dilarang Jaksa Agung, 1987
*''[[Rumah Kaca]]'' ([[1988]]); dilarang Jaksa Agung, 1988
*''[[Memoar Oei Tjoe Tat]]'', (ed.) [[Oei Tjoe Tat]], ([[1995]]); dilarang Jaksa Agung, 1995
*''[[Nyanyi Sunyi Seorang Bisu]] I'' (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
*''[[Arus Balik]]'' (1995)
*''[[Nyanyi Sunyi Seorang Bisu]] II'' ([[1997]])
*''[[Arok Dedes]]'' ([[1999]])
*''[[Mangir]]'' ([[2000]])
*''[[Larasati (novel)|Larasati]]'' (2000)
*''[[Jalan Raya Pos, Jalan Daendels]]'' ([[2005]])
 
==Lihat Pula==
* [[Pramoedya_Institute]]
 
==Referensi==
*{{id}} Toer, Pramoedya Ananta; ''[[Jejak Langkah]]'', [[Hasta Mitra]], [[Yogyakarta]] ([[2002]]) ISBN 979-8659-14-7
 
==Pranala luar==
*{{en}} [http://www.radix.net/~bardsley/prampage.html Halaman informasi Pramoedya Ananta Toer]
*{{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/pramoedya-ananta-toer/index.shtml TokohIndonesia.com]
*{{id}} [http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/budaya/2002/04/4/bud01.html Pramoedya Ananta Toer: Dulu, Saya Tak Pernah Menyangka akan Menjadi Tua] (Sinar Harapan)
*{{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/06/kehidupan/1543410.htm Pramania: Dari Aktivis sampai Selebriti] (Kompas)
*{{id}} [http://saheka.blogspot.com/ Blog tentang Pramoedya]
*{{en}} [http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/wm6pram.html Pramoedya Ananta Toer, Visits America and Europe]
*{{id}} [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1995/12/09/0028.html Apa Itu Pramoedya?]
*{{id}} [http://members5.boardhost.com/Pramoedya/ Forum diskusi tentang Pramoedya]
*{{id}} [http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=223677 Detik-Detik Menjelang Pramoedya Ananta Toer Mengembuskan Napas Terakhir] (Jawa Pos)
*{{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/04/30/brk,20060430-76840,id.html Lagu Darah Juang Iringi Kepergian Pramoedya] (Tempo)
*{{id}} [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0605/01/utama/2619997.htm Obituari: Pramoedya Telah Pergi, Berangkatlah Polemik!] (Kompas)
*{{en}} [http://www.nytimes.com/2006/05/01/books/01prem.html?ex=1147147200&en=d4a8b0b47a30189e&ei=5070&emc=eta1 Pramoedya Ananta Toer, 81, Indonesian Novelist, Dies] (The New York Times)
*{{en}} [http://uk.news.yahoo.com/30042006/325/nobel-candidate-pramoedya-dies.html Nobel candidate Pramoedya dies] (Yahoo News)
 
[[Kategori:Kelahiran 1925|Toer, Pramoedya]]
[[Kategori:Kematian 2006|Toer, Pramoedya]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia|Toer, Pramoedya]]
[[Kategori:Pramoedya Ananta Toer| ]]
 
[[de:Pramoedya Ananta Toer]]
[[en:Pramoedya Ananta Toer]]
[[es:Pramoedya Ananta Toer]]
[[ja:プラムディヤ・アナンタ・トゥール]]
[[nl:Pramoedya Ananta Toer]]