Tan Malaka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Yugitchan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 150:
Di sisi lain, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat [[Perjanjian Linggajati]] 1947 dan [[Perjanjian Renville|Renville]] 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi [[Sutan Syahrir]] dan Perdana Menteri [[Amir Syarifuddin]], Tan Malaka merintis pembentukan [[Murba|Partai Murba]], [[7 November]] [[1948]] di Yogyakarta.
 
Setelah pemberontakan PKI/FDR di Madiun ditumpas pada akhir November 1948, Tan Malaka menuju Kediri dan mengumpulkan sisa-sisa pemberontak PKI/FDR yang saat itu ada di Kediri, dari situ ia membentuk pasukan Gerilya Pembela Proklamasi. Pada bulan Februari 1949, Tan Malaka ditangkap bersama beberapa orang pengikutnya di [[Pethok]], [[Kediri]], [[Jawa Timur]] dan mereka ditembak mati di sana. Tidak ada satupun pihak yang tahu pasti dimana makam Tan Malaka dan siapa yang menangkap dan menembak mati dirinya dan pengikutnya. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap dariMenurut p

penuturan [[Harry A. Poeze]], seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa yang menangkap dan menembak mati Tan Malaka pada tanggal 21 Februari 1949 adalah pasukan TNI dibawah pimpinan Letnan II Soekotjo (pernah jadi [[Daftar Wali Kota Surabaya|Wali Kota Surabaya]]). Batalyon tersebut di bawah komando Brigade S yang panglimanya adalah [[Soerachmad|Letkol Soerachmad]]. dari [[Batalyon Infanteri 500/Raider|Batalyon Sikatan]], [[Kodam V/Brawijaya|Divisi Brawijaya]].
 
Keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden [[Soekarno]] [[28 Maret]] [[1963]] menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional.