Prosopon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
 
* Konsep monoprosopis bahwasanya Allah memiliki satu pribadi.{{sfn|Ramelli|2011|p=474}}
* Konsep duoprosopisdioprosopis bahwasanya Allah memiliki dua pribadi.(Bapa dan Putra);
* Konsep triprosopis bahwasanya Allah memiliki tiga pribadi (Bapa, Putra, dan Roh Kudus).
 
Baris 29:
Di bidang ilmu [[Kristologi]], ada dua konsep teologis khusus yang sudah muncul sepanjang sejarah, sehubungan dengan [[Pribadi Kristus]]:
* Konsep monoprosopis bahwasanya Kristus memiliki satu pribadi.
* Konsep duoprosopisdioprosopis bahwasanya Kristus memiliki dua pribadi (ilahi dan insani).{{sfn|Spoerl|1994|p=545-568}}
 
Pada paro-pertama abad ke-5, sejumlah teolog [[mazhab Antiokhia|Antiokhia]], antara lain [[Teodorus dari Mopsuestia]] dan muridnya yang bernama [[Nestorius]], mempertanyakan konsep [[persatuan hipostatis|kemanunggalan hipostasis]] kedua [[fisis|kodrat]] (ilahi dan insani) [[Yesus Kristus]], tetapi menerima konsep ''kemanunggalan prosopis'' yang lebih longgar didefinisikan. Karena pandangan-pandangan mereka mengenai kemanunggalan hipostasis dianggap kontroversial, muncul pertanyaan-pertanyaan tambahan menyangkut ajaran-ajaran mereka mengenai kemanunggalan prosopis.{{sfn|Grillmeier|1975|p=432, 463}}
Baris 39:
Nestorius lebih lanjut lagi menjabarkan pandangan-pandangan kemanunggalan prosopis Teodorus dengan menandaskan bahwa ''prosopon'' adalah "tampilan" dari ''[[ousia]]'' (esensi), dan menyatakan bahwa "''prosopon'' membuat ''ousia'' dikenal".{{sfn|Grillmeier|1975|p=510}} Pada beberapa kesempatan ia menitikberatkan hubungan tiap kodrat dengan tampilannya masing-masing, menggunakan istilah ''prosopon'' dalam bentuk jamak (''prosopa''), dan juga sebagai sebutan tunggal bagi kemanunggalan prosopis.{{sfn|Grillmeier|1975|p=463}} Keruwetan dan ketidakkonsistenan peristilahan tersebut menjadikan pandangannya menantang, bukan hanya bagi pihak pengecam maupun para pengikut sezamannya, melainkan juga bagi para pengulas maupun sarjana-sarjana kemudian hari.{{sfn|Chesnut|1978|p=392–409}}
 
Gagasan dualitas prosopis itu sendiri sudah cukup menantang, sehingga memicu debat sengit antarteolog Kristen pada paro-pertama abad ke-5, yang bermuara pada pengutukan resmi terhadap pandangan-pandangan sejenisnya. [[Konsili Oikumene III]] tahun 431 mengukuhkan ajaran "Satu Pribadi" Yesus Kristus sebagai ajaran yang benar, dan mengutuk semua ajaran lain. [[Konsili Oikumene IV]] tahun 451 meneguhkan kembali gagasan Satu Pribadi Yesus Kristus, dengan merumuskan [[Takrif Kalsedon]] dengan klausa-klausa "[[Chalcedonian monoprosopic Christology|monoprosopis]]"-nya (berpribadi satu), sekaligus terang-terangan menyangkali keabsahan pandangan-pandangan "duoprosopisdioprosopis" (berpribadi dua).{{sfn|Meyendorff|1989|p=177-178}}
 
== Baca juga ==