Pengguna:Afif Brika1/sandbox: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 27:
Papua Selatan memiliki potensi pertanian yang melimpah karena geografinya berupa [[dataran rendah]] yang sangat luas dan subur. Sejak zaman Belanda, orang Jawa didatangkan untuk mencetak [[sawah]] [[padi]] di Merauke yang kemudian dilanjutkan oleh program [[transmigrasi]] setelah kemerdekaan. Pangan lokal seperti [[sagu]] dan umbi-umbian mulai berganti dengan beras dan makanan instan.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/12/13/gastrokolonialisme-di-merauke-dari-transmigrasi-hingga-korporasi|title=Gastrokolonialisme di Merauke, Dari Transmigrasi Hingga Korporasi|date=2022-12-14|website=kompas.id|last=Arif|first=Ahmad|publisher=KOMPAS|last2=Saiful Rijal|first2=Yunus}}</ref> Tahun 2010, pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan program ''[[MIFEE|Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE)]]'' untuk menjadikan Kabupaten Merauke sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia. Tanaman dalam program ini antara lain padi, jagung, dan kelapa sawit. Proyek ini mengalami kegagalan karena konflik antara pemerintah dan perusahaan dengan masyarakat adat dan LSM mengenai adanya kerusakan lingkungan dan pelanggaran HAM terhadap suku asli sehingga tidak ada lahan baru yang dibuka.<ref name="mediaBPP"></ref><ref name="journal IPB"></ref><ref name="mongabay"></ref> Program cetak sawah kembali dimulai pada masa kepemimpinan Joko Widodo namun kembali menuai kegagalan karena berbagai faktor seperti kondisi tanah berupa rawa yang asam dan sering banjir, kurangnya tenaga kerja, dan minimnya infrastruktur pendukung. Sekarang pemerintah Merauke lebih fokus untuk memaksimalkan produksi sawah yang sudah ada.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/12/13/kegagalan-berulang-lumbung-pangan|title=Kegagalan Berulang Lumbung Pangan|date=2022-12-14|website=kompas.id|last=Arif|first=Ahmad|publisher=KOMPAS|last2=Saiful Rijal|first2=Yunus}}</ref>
 
Papua Selatan memiliki perkebunan kelapa sawit di Merauke dan Boven Digoel yang dikelola perusahaan besar. Salah satunya adalah PT Tunas Sawa Erma (TSE) yang merupakan anak perusahan Korindo asal Korea Selatan. Selain kelapa sawit, Korindo juga bergerak di industri kayu. TSE Group beroperasi di Merauke dan Boven Digoel dan terdiri dari beberapa anak perusahaan seperti PT Tunas Sawa Erma (TSE), PT Dongin Prabawa (DP), PT Berkat Cipta Abadi (BCA) dan PT Papua Agro Lestari (PAL).<ref>{{Cite web|url=https://tsegroup.co.id|title=TSE Group}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.voaindonesia.com/a/hilang-hutan-adat-karena-ekspansi-sawit-di-papua/5502087.html|title=Hilang Hutan Adat Karena Ekspansi Sawit di Papua|date=2020-07-14|last=Sucahyo|first=Nurhadi|publisher=VOA Indonesia}}</ref> Persebaran kebun kelapa sawit Papua Selatan antara lain di distrik Ngguti, Ulilin, dan Muting di Kabupaten Merauke serta distrik Jair di Kabupaten Boven Digoel.<ref>{{Cite book|title=Atlas Sawit Papua : Dibawah Kendali Penguasa Modal|url=https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2016/09/Atlas-Sawit-Papua.pdf|last=Franky|first=Y. L.|publisher=PUSAKA|isbn=978-602-98793-1-49786029879414|location=Jakarta|last2=Morgan|first2=Selwyn|year=2015}}</ref>
 
== Ref ==