Teh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 13:
== Sejarah ==
Negeri [[Tiongkok]] adalah tempat lahir teh. Di sanalah pohon teh Tiongkok (''Camellia sinensis'') ditemukan dan berasal, tepatnya di provinsi [[Yunnan]], bagian barat daya [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]]. Iklim Yunnan yang tropis dan subtropis, yaitu hangat dan lembap menjadi tempat yang sangat cocok bagi tanaman teh. Yunnan memiliki banyak hutan purba, bahkan ada tanaman teh liar yang berumur 2
Sebuah legenda, salah satu bentuk dokumentasi yang paling tua, menceritakan bahwa [[Shennong]] yang menjadi cikal bakal pertanian dan ramuan obat-obatan, juga yang menjadi penemu teh. Dikatakan dalam bukunya bahwa dia secara langsung mencoba banyak ramuan herbal dan menggunakan teh sebagai obat pemunah bila ia terkena racun dari ramuan yang dicoba. Hidupnya berakhir karena ia meminum ramuan yang beracun dan tidak sempat meminum teh pemunah racun menyebabkan organ dalam tubuhnya meradang.
Teh
Pada zaman pemerintahan [[Dinasti Han]] (221
Kebiasaan minum teh pun menyebar, bahkan melekat erat pada setiap lapisan masyarakat. Pada tahun 800 M, Lu Yu menulis buku berjudul ''Ch'a Ching'' yang mendefinisikan tentang teh. Lu Yu adalah seorang anak yatim yang dibesarkan oleh cendekiawan Pendeta Buddha di salah satu biara terbaik di Tiongkok. Sebagai seorang pemuda, dia acap kali melawan disiplin pendidikan kependetaan yang kemudian membuatnya memiliki daya pengamatan yang baik, performasinya pun meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, dia merasa hidupnya hampa dan tidak bermakna.
Baris 26:
=== Perjalanan teh ke Jepang ===
Di [[Jepang]], konsumsi teh menyebar melalui kebudayaan Tiongkok yang akhirnya menjangkau setiap aspek masyarakat. Bibit teh dibawa ke Jepang oleh seorang pendeta Buddha bernama Yeisei yang melihat bahwa teh
=== Perjalanan teh ke Barat ===
Budaya mengonsumsi teh yang sudah dilakukan di Tiongkok dan Jepang ternyata menjadi buah bibir di Eropa. Kelompok [[kafilah]] bahkan mendengar bagaimana orang-orang
[[Portugis]] menjalin hubungan dagang dengan Tiongkok, mengembangkan jalur dagang dengan
Teh singgah di Eropa pada zaman Elizabeth I dan kemudian menjadi tren dalam masyarakat Belanda. Teh menjadi minuman yang mahal pada waktu itu (lebih dari $100 per pon), sehingga para pedagang teh mendapatkan kemakmuran darinya. Masyarakat Belanda sangat menggemari teh dan konsumsi teh pun meningkat pesat, meskipun demikian banyak yang mempertanyakan manfaat teh dan berbagai dampak negatif lainnya. Apa pun itu, masyarakat pada umunya tidak lagi mempermasalahkan atau terpengaruh dan kembali menikmatinya. Teh menjadi bagian dari masyarakat di Eropa dan ragam kombinasi konsumsi teh pun dicoba, seperti mencampurkannya dengan susu. Pada masa itu pun, teh disajikan pertama kali di restoran. Kedai minuman pun memberikan perkakas teh portabel lengkap disertai alat pemanasnya.
Baris 38:
Teh pun sangat populer di [[Prancis]], tetapi tidak berlangsung lama (kurang lebih 15 tahun), dan kemudian digantikan popularitasnya dengan minuman yang memiliki daya tarik yang lebih kuat seperti [[anggur]], [[kopi]], dan [[cokelat]].
Pada tahun 1650, orang-orang Belanda sangat aktif dalam perdagangan sampai pada dunia Barat. [[Peter Stuyvesant]] yang membawa teh
=== Introduksi teh ke Indonesia ===
|