Gundala (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pengembalian suntingan oleh 112.78.44.190 (bicara) ke revisi terakhir oleh InternetArchiveBot
Tag: Pengembalian
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 58:
 
== Alur ==
Sancaka ([[Muzakki Ramdhan]]) adalah putra seorang pekerja pabrik miskin yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sancaka yang masih muda itu menunjukkan tanda-tanda kecemerlangan dalam mengutak-atik produk listrik, tetapi takut dengan petir dan badai yang seakan selalu mengincarnya. Ayah Sancaka ([[Rio Dewanto]]) memimpin rekan-rekan buruh pabriknya dalam sebuah protes terhadap pemilik pabrik, menuntut kenaikan gaji. Kelompok itu bertemu dengan penjaga bersenjata yang disewa oleh pemilik pabrik, lalu protes itu berubah menjadi anarkis. Pada protes kedua, ayah Sancaka dikhianati dan ditikam oleh rekan-rekannya yang telah disuap oleh pemilik pabrik dan meninggal di lengan Sancaka. Sancaka disambar oleh petir lalu meretakkan tameng para pasukan bersenjata sambil memegangnya, lalu saat orang-orang ingin menolongnya, mereka semua terlempar dan tersengat petir dari tubuh Sancaka. Setahun kemudian, ibu Sancaka ([[Marissa Anita]]) pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan. Dia berjanji untuk kembali keesokan harinya, tetapi tidak pernah kembali.
 
Peristiwa ini membuat Sancaka berkeliaran sendirian di jalan-jalan Jakarta, hidup dari mengamen. Suatu ketika ia dikejar dan dipukuli oleh sekelompok anak jalanan, sampai akhirnya ia diselamatkan oleh Awang (Faris Fadjar Munggaran), seorang anak jalanan yang lebih tua darinya. Sancaka tinggal bersama Awang selama beberapa waktu, dan Awang melatihnya agar menguasai ilmu bela diri. Awang juga memberi pesan kepada Sancaka untuk tidak ikut campur dengan urusan orang lain jika dia ingin tetap hidup aman di jalanan. Suatu malam, Sancaka dan Awang berencana untuk berangkat ke Tenggara dengan menaiki kereta yang lewat. Ketika akhirnya ada kereta lewat, Awang melompat ke atasnya, tetapi Sancaka tidak dapat mengejar kereta, dan berakhir ditinggal sendirian lagi.