Lampung: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru |
||
Baris 75:
[[Berkas:Prov. Lampung.jpg|jmpl|Peta Administrasi provinsi Daerah Istimewa Lampung]]
Provinsi Daerah Istimewa Lampung memiliki pelabuhan utama bernama [[Pelabuhan Panjang|Pelabuhan Internasional Panjang]] dan [[Pelabuhan Bakauheni|Pelabuhan Penyebrangan Bakauheni]], bandar udara utama yakni [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II|Bandara Internasional Radin Intan II]] terletak 28 km dari ibu kota provinsi, serta stasiun kereta api besar [[Stasiun Tanjung Karang|Tanjung Karang]] yang terletak di pusat ibu kota provinsi. Pada 2020, penduduk provinsi Daerah Istimewa Lampung berjumlah 9.007.848 jiwa, dengan kepadatan 268 jiwa/km<sup>2</sup>, dan tahun 2022, jumlah penduduk Daerah Istimewa Lampung sebanyak 9.176.546 jiwa.<ref name="POPULASI"/><ref name="LAMPUNG">{{cite web|url=https://lampung.bps.go.id/publication/2021/02/26/443c020eb6a33a394e6d3df4/provinsi-lampung-dalam-angka-2021.html|title=Provinsi Lampung Dalam Angka 2021|website=|publisher=BPS Lampung|accessdate=17 September 2021|pages=7, 76, 250|format=pdf|archive-date=2021-04-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210411113638/https://lampung.bps.go.id/publication/2021/02/26/443c020eb6a33a394e6d3df4/provinsi-lampung-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
== Sejarah ==
[[Berkas:PETA MARGA.jpg|jmpl|kiri|280px|Peta Pembagian Administratif yang menunjukkan wilayah daripada Kepaksian dan Marga Lampung marga indeling residentie Lampung 1 Saat Drukkerij 1930 yang diperkuat oleh Dewan Perwatin LMAL Provinsi Daerah Istimewa Lampung tahun 2005.]]
Pada abad ke- 7 tahun [[671]] [[Masehi]] zaman pra-sejarah Daerah Istimewa Lampung di [[Sumatra]], [[Sriwijaya]] menguasai sebagian besar [[Asia Tenggara]] hingga abad ke-11 [[Masehi]], di adad ke-13 tahun [[1289]] [[Masehi]] penyebaran Islam awal bermula dari [[Batu Brak]] di tengkuk gunung pesagi daerah hanibung yang ditandai dengan adanya peninggalan pra-sejarah hingga zaman sejarah yakni [[Dolmen]] dan Megalitikum tertua di tanah Daerah Istimewa Lampung, lokasi ini secara administratif berada di wilayah [[Kabupaten Lampung Barat]] yang beribu kota di [[Liwa]], penyebaran ini menjadi tanda tonggak berdirinya Kerajaan di wilayah tersebut. Pada abad ke-16 Masehi Penyebaran Islam juga masuk dari [[Banten]] ke Tolang Pohwang, secara administratif berada di daerah Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Daerah Istimewa Lampung.
Provinsi Daerah Istimewa Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Daerah Istimewa Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan [[Provinsi Sumatra Selatan]].
Baris 101:
Penempatan wakil-wakil Sultan Banten di Lampung yang disebut "[[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]" atau kadang-kadang disebut [[gubernur]] hanyalah dalam mengurus kepentingan perdagangan hasil bumi (lada). Sedangkan para penguasa hasil bumi Lampung asli yang terpencar pada tiap-tiap desa atau kota yang disebut "adipati" secara hierarki tidak berada di bawah koordinasi penguasaan [[Jenangan, Ponorogo|jenangan]]/gubernur. Disimpulkan penguasaan Sultan Banten atas Lampung hanya dalam hal garis pantai Banten saja dalam rangka menguasai monopoli arus keluarnya hasil bumi terutama lada. Dengan demikian jelas hubungan Banten-Lampung adalah dalam hubungan saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Selanjutnya pada masa Raffles berkuasa pada tahun 1811 ia tidak menduduki daerah Semangka dan tidak mau melepaskan daerah Lampung kepada Belanda karena Raffles beranggapan bahwa Lampung bukanlah jajahan Belanda. Namun setelah Raffles meninggalkan Daerah Istimewa Lampung baru kemudian tahun 1829 ditunjuk Residen Belanda untuk Lampung. Kebesaran seorang Raffles terendus sejak dirinya berusia 14. Di masa remaja itu Raffles harus menggantikan peran ayahnya sebagai tulang punggung keluarga. Sir Thomas Stamford Bingley Raffles (lahir di Jamaica, 6 Juli 1781 – meninggal di London, Inggris, 5 Juli 1826 pada umur 44 tahun) adalah seorang Gubernur-Letnan Hindia Belanda yang terbesar. Ia adalah seorang warga negara Inggris. Ia dikatakan juga pendiri kota dan negara kota Singapura.<ref>{{Cite web|title=Thomas Stamford Raffles: Gubernur Jenderal Hindia-Belanda dari Inggris yang Menggugah Kebesaran Jawa|url=https://voi.id/memori/18848/thomas-stamford-raffles-gubernur-jenderal-hindia-belanda-dari-inggris-yang-menggugah-kebesaran-jawa|website=VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan|language=id|access-date=2021-08-05|archive-date=2021-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210709190432/https://voi.id/memori/18848/thomas-stamford-raffles-gubernur-jenderal-hindia-belanda-dari-inggris-yang-menggugah-kebesaran-jawa|dead-url=no}}</ref>
== Geografi ==
Baris 109:
Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Daerah Istimewa Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Kelagian, Pulau Sebesi, Pulau Pahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah [[Kabupaten]] [[Pesisir Barat]].
Keadaan alam Daerah Istimewa Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur [[Bukit Barisan]] di [[Pulau]] [[Sumatra]]. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.
==== Gunung ====
Baris 345:
=== Taman Nasional ===
Daerah Istimewa Lampung memiliki [[Taman Nasional Way Kambas]] yang terdapat di Kabupaten Lampung Timur.
=== Wisata alam lainnya ===
Baris 432:
Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam sebagai barang komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi<ref name='tapis'/>.
Setiap suku bangsa di Indonesia telah meninggalkan tanda yang menjadi ciri khas wilayah masing-masing. Salah satu jenis yakni kain tapis yang memiliki nilai estesis dari religi yang tinggi dan sudah dikenal di wilayah-wilayah lain bahkan sampai ke luar negeri. Kain tapis merupakan salah satu benda budaya karya masyarakat Daerah Istimewa Lampung dari masa lampau yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik fisik maupun spiritual. Kain tapis yakni pakaian adat Lampung. Pakaian adat itu itak saja berpungsi sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam sekitar, tapi juga berpungsi sebagai perhiasan, lambang kesucian, perlengkapan upacara sakral, bahkan merupakan lambang status social seseorang<ref>{{Cite web |url=https://dipersip.riau.go.id/post/abstrak-kain-tapis-lampung |title=Salinan arsip |access-date=2022-12-13 |archive-date=2022-12-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20221213061814/https://dipersip.riau.go.id/post/abstrak-kain-tapis-lampung |dead-url=no }}</ref>.
=== Musik ===
Jenis musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah Klasik Lampung. Jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Mungkin jenis musik ini merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri. Beberapa kegiatan festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya musik tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival [[Krakatau]], contohnya adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Daerah Istimewa Lampung yang bertujuan untuk mengenalkan Daerah Istimewa Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata.
=== Tarian ===
Baris 444:
== Media massa ==
Koran pertama di Daerah Istimewa Lampung adalah Harian Tamtama (4 Oktober 1968). Pada awal dekade 1970-an terbit koran lokal Daerah Istimewa Lampung, Pusiban, Indevenden, dan Post Ekonomi. Ketiganya kemudian bergabung menjadi Harian Lampung Post pada 1974. Sejak itu hingga menjelang era reformasi media yang ada yaitu Tamtama (kemudian berubah menjadi Lampung Ekspres) dan [[Lampung Post]]. Lampung Ekspres dimiliki Harun Muda Indrajaya, sedangkan [[Lampung Post]] pada awal 1990-an dibeli [[Surya Paloh]].
Memasuki era reformasi banyak koran bermunculan. Namun, sebagian besar tirasnya kecil dan masih mengandalkan sumber pengasilan dari iklan dan anggaran pemerintah daerah. Pada 2002 hingga 2011, terbit media milik NGO. Media dalam bentuk majalah yang bernama Sapu Lidi diterbitkan oleh Komite Anti Korupsi (KoAk) Lampung yang kemudian mati seiring berhentinya program dari lembaga donor.
|