Kota Banda Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
→‎Sejarah: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Baris 60:
Kemunculan Kesultanan Aceh Darussalam yang beribu kota di Banda Aceh tidak lepas dari eksistensi Kerajaan Islam [[Lamuri]]. Pada akhir abad ke-15, dengan terjalinnya suatu hubungan baik dengan kerajaan tetangganya, maka pusat singgasana Kerajaan [[Lamuri]] dipindahkan ke Meukuta Alam.<ref>Rusdi Sufi & Agus Budi Wibowo a, 2006:72-73</ref> Lokasi istana Meukuta Alam berada di wilayah [[Banda Aceh]].<ref>{{Cite book|last=Al Asyi|first=Yusuf Al Qardhawy|date=Januari 2020|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/14078/1/Editor%20Buku%20-%20The%20History%20of%20Aceh%20%282019%29.pdf|title=The History of Aceh: Mengenal Asal Usul Nama, Bahasa, dan Orang Aceh|location=Banda Aceh|publisher=Yayasan PeNA Banda Aceh|isbn=978-602-5820-86-1|pages=77|url-status=live}}</ref>
 
Sultan Ali Mughayat Syah memerintahmenjadi [[sultan]] terakhir bagi Kerajaan Islam Aceh sekaligus menjadi sultan pertama bagi Kesultanan Aceh Darussalam]].<ref>{{Cite yangbook|last=Sudirman|date=2016|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/19963/1/2016-Booklet-Kronologis%20para%20sultan%20di%20aceh.pdf|title=Kronologis Para Sultan Aceh|location=Banda Aceh|publisher=Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh|isbn=978-602-9457-59-9|editor-last=Sufi|editor-first=Rusdi|pages=5|url-status=live}}</ref> Ia memerintah selama 10 tahun dengan beribu kota di [[Banda Aceh]], hanya selama 10 tahun. Menurut prasasti yang ditemukan dari batu nisan Sultan Ali Mughayat Syah, pemimpinSultan pertamaAli [[KesultananMughayat Aceh Darussalam]] iniSyah meninggal dunia pada 12 Dzulhijah Tahun 936 Hijriah atau bertepatan dengan tanggal 7 Agustus 1530 Masehi. Kendati masa pemerintahan Sultan Mughayat Syah relatif singkat, namun ia berhasil membangun [[Banda Aceh]] sebagai pusat peradaban Islam di Asia Tenggara. Pada masa ini, Banda Aceh telah berevolusi menjadi salah satu kota pusat pertahanan yang ikut mengamankan jalur perdagangan maritim dan lalu lintas jemaah haji dari perompakan yang dilakukan armada [[Portugis]].
 
Pada masa [[Sultan Iskandar Muda]], [[Banda Aceh]] tumbuh kembali sebagai pusat perdagangan maritim, khususnya untuk komoditas lada yang saat itu sangat tinggi permintaannya dari Eropa. Iskandar Muda menjadikan Banda Aceh sebagai taman dunia, yang dimulai dari komplek istana. Komplek istana Kesultanan Aceh juga dinamai Darud Dunya (Taman Dunia).