Toto Rahardjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k fix |
||
Baris 23:
Pada tahun 1998, Ia terlibat sebagai pegiat awal berdirinya lembaga penerbitan INSISTPress bersama Mansour Fakih, Roem Topatimasang, Anu Lounela, dan Saleh Abdullah. Toto dan kawan kolegial lainnya di INSIST ikut menggagas berdirinya Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY).<ref name=":0">{{Cite web|url=http://insistpress.com/2018/08/13/toto-rahardjo/|title=Toto Rahardjo|last=|first=|date=|website=IINSISTPress|access-date=19 Desember 2019}}</ref>
Toto mendirikan
Toto adalah sahabat dekat [[Emha Ainun Nadjib]] (Cak Nun) yang sudah bersamanya sejak tahun 1980-an. Toto merupakan salah satu yang menginisiasi dan menyelenggarakan pementasan lakon ''Pak Kanjeng'' tahun 1993 karya Cak Nun.<ref name=":0" /> Ia merupakan salah satu pendiri [[Kiai Kanjeng|Gamelan Kiai Kanjeng]] dan menjadi pimpinannya hingga sekarang.<ref>{{Cite web|url=https://www.caknun.com/author/toto-rahardjo/|title=Toto Rahardjo|last=|first=|date=|website=CakNun.com|access-date=19 Desember 2019}}</ref> Sejak tahun 2003, Toto menjadi pemimpin utama ''Progress'', sebuah kesekretariatan di lingkup kegiatan Cak Nun yang mengelola aktivitas Cak Nun dan Kiai Kanjeng. Toto juga merupakan sesepuh '''Masyarakat Maiyah''' yang digerakkannya bersama Cak Nun. Sepak terjang Toto Rahardjo di ranah pendidikan dan gerakan sosial diteliti dan ditulis oleh [[Rony K. Pratama]] dalam buku ''Manusia Tanpa Sekolah'' (2022).<ref>{{Cite web|title=Manusia Tanpa Sekolah: Pemikiran Toto Rahardjo Seputar …|url=https://www.goodreads.com/work/144616401-manusia-tanpa-sekolah-pemikiran-toto-rahardjo-seputar-desa-pendidikan|website=Goodreads|language=en|access-date=2023-06-02}}</ref>
|