Kerajaan Blambangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
menambahkan referensi |
||
Baris 16:
| flag_p1 =
| flag_s1 =
| year_start =
| year_end = 1768 (dejure) / 1777 (defacto)
| event_start =
| event_end = menjadi wilayah kekuasaan [[Hindia Belanda]]
| event1 =
| date_event1 =
| event2 =
| date_event2 =
| event3 =
| date_event3 =
| event4 =
| date_event4 =
| event5 =
| date_event5 =
| capital = *[[
*[[Lumajang]] (masa 'Bima Koncar')
*[[
*[[Macanputih, Kabat, Banyuwangi|Macanputih, Banyuwangi]] (masa 'Tawang Alun II')
*[[Balambangan, Muncar, Banyuwangi]] (masa 'Prabu Danurejo s/d Pangeran Agung Wilis')
| common_languages = [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]],[[Bahasa Osing|Osing]]▼
*[[Lateng, Rogojampi, Banyuwangi]] (masa 'IGNK Dewa Kabakaba')
| government_type = [[Monarki]]
| title_leader = Menak/Gusti/Suhunan/Prabu
| leader1 =
| year_leader1 =
| leader2 =
| year_leader2 =
| leader3 =
| year_leader3 =
| leader4 =
| year_leader4 =
| leader5 =
| year_leader5 =
| leader6 =
| year_leader6 =
| leader7 =
| year_leader7 =
| demonym =
| area_km2 = 5000
| area_rank =
| GDP_PPP =
Baris 67 ⟶ 69:
Namun karena tidak terlibat dalam Perang Nambi (1316) maka oleh Prabu Jayanagara, raja kedua Majapahit, daerah ini dianugerahi status sebagai Perdikan Sima. Tahun 1352 Balambangan bersama Pasuruan, Sumbawa, dan Bali mendapat Adipati baru dari trah Kepakisan Kediri. Adipati Blambangan pertama itu bernama Sira Dalem Sri Bima Chili Kepakisan (1352-1406).
Pada tahun 1527, daerah ini menjadi tempat pelarian bagi keturunan raja Majapahit-Daha[[Dyah Raṇawijaya|Girindrawardhana Dyah Ranawijaya]], yang tersingkir karena diserang oleh [[Sultan Trenggana]] dari [[Kesultanan Demak]].
== Sejarah Blambangan ==
Menurut Babad Sembar, penguasa pertama Blambangan adalah '''Mas Sembar''' dengan ibukota di sebelah timur wilayah ayahnya, '''Lembu Miruda''', (Lumajang) yakni di daerah [[Semboro, Jember|Semboro]] (di Jember).
Menjelang awal abad ke-15, pada tahun 1489, cucu ''Lembu Miruda'' (penguasa [[Tengger]]), putra ''Menak Sembar'' (penguasa [[Lumajang]]) yang bernama '''Bima Koncar''' telah meneguhkan dirinya sebagai penguasa [[Lumajang]] dan [[Semenanjung Blambangan]] yang memerintah hingga tahun 1500.▼
▲Menjelang awal abad ke-15, pada tahun 1489
Dari laporan [[Tome Pires]], ''Bima Koncar'' memiliki putra bernama '''Menak Pentor''', memerintah antara 1500-1546, yang berhasil memperluas wilayah Blambangan. Di bawah kekuasaan ''Menak Pentor'', Blambangan menjadi kerajaan yang kuat, kaya, dan makmur. Wilayahnya meliputi [[Lumajang]] di bagian selatan dan [[Panarukan]] di utara, hingga ujung timur [[Pulau Jawa]]. Letaknya pun cukup strategis, karena dikelilingi oleh lautan di ketiga sisinya, sehingga banyak memiliki pelabuhan. Salah satu pelabuhan di pesisir utara Blambangan yang paling terkenal adalah [[Panarukan]]. ▼
▲Dari laporan [[Tome Pires]], ''Bima Koncar'' memiliki putra bernama '''Menak Pentor''', memerintah antara
Pada saat [[Trenggana|Sultan Trenggana]] raja ke-3 Demak pada 1546, memperlebar wilayah kekuasaannya ke timur, sebagian wilayah Jawa Timur berhasil dikuasainya, termasuk merebut [[Pasuruan]] dan [[Pajarakan, Probolinggo|Pajarakan]] dari tangan Blambangan pada tahun 1545 dan sejak saat itu menjadi kekuatan Islam yang penting di ujung timur Jawa.
Setelah Demak mundur, giliran [[Kerajaan Gelgel]] dari [[Bali]] yang menyerang dan berusaha merebut Blambangan dari '''Menak
Pada tahun 1597, giliran Blambangan diserang oleh pasukan [[Pasuruan]] namun Blambangan dapat mengatasinya. Setelah mengalahkan Pasuruan, terjadi huru-hara di internal Blambangan dan tampillah '''Menak Pati''' atau Sang Dipati Lampor dan putranya Menak Lumpat.
Di bawah kekuasaan [[Kesultanan Mataram]], pada tahun
Blambangan dapat merebut daerah-daerah kekuasaannya kembali dari tangan Mataram setelah Tawang Alun II membantu Trunajaya dan Karaeng Galesong melawan Mangkurat I dalam Perang Trunajaya. Di bawah pemerintahan Tawang Alun II, kerajaan Blambangan maju dengan pesat di mana kekuasaannya menyatu dari [[Banyuwangi]], hingga ke [[Kediri]].
Kemudian, usaha para penguasa Mataram dalam menundukkan Blambangan mengalami kegagalan. Hal ini mengakibatkan kawasan Blambangan (dan Banyuwangi pada umumnya) tidak pernah masuk ke dalam budaya [[Jawa Tengah]]. Maka dari itu, sampai sekarang kawasan Banyuwangi memiliki ragam bahasa yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa baku. Pengaruh [[Bali]]-lah yang lebih menonjol pada berbagai bentuk kesenian dari wilayah Blambangan.▼
▲Kemudian, usaha para penguasa Mataram dalam menundukkan Blambangan mengalami kegagalan. Hal ini mengakibatkan kawasan Blambangan (dan Banyuwangi pada umumnya) tidak pernah masuk ke dalam budaya [[Jawa Tengah]]. Maka dari itu, sampai sekarang kawasan Banyuwangi memiliki ragam bahasa yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa baku.
== Keruntuhan Blambangan ==
=== Perang Saudara keturunan Tawang Alun II ===
Ketika ''Kangjeng Susuhunan Prabu Tawang Alun II'' wafat tahun 1691, '''Pangeran Senapati Sasranagara''' tampil menjadi raja tanpa bermusyawarah dengana dik-adiknya. Karena itu kemudian terjadi huru-hara perang saudara sehingga Suhunan Macanputih kedua itu gugur dan tampillah adiknya yang bernama '''Pangeran Mas Macanapura''' bergelar Pangeran Pati I.
Setelah berkuasa selama tujuh tahun, Pangeran Pati I dikalahkan oleh putra Pangeran Senapati Sasranagara yang bernama Pangeran Mas Purba bergelar '''Prabu Danurejo'''. Perang saudara setelah meninggalnya Sinuhun Gusti Prabhu Tawang Alun II, membuat kedaton Macan Putih menjadi rusak.
Gusti
*Mas Ayu
** Pangeran Mas Noyang (Danuningrat)
*Dari selir (kakak Ipar Gusti Agung Mengwi/Raja Mengwi) dia berputra:
**Pangeran Putro/
=== Perang melawan VOC ===
Di akhir abad ke-17, setelah meninggalnya '''Prabu''' '''Danuningrat''' pada tahun 1763, [[VOC]] secara sepihak menyatakan bahwa Blambangan adalah wilayah kekuasaannya, maka pada [[1767]]-[[1768]], terjadilah [[Wong Agung Wilis#Perang Wilis|Perang Wilis]], yang dipimpin oleh [[Wong Agung Wilis]] melawan VOC.<ref name=hb3mus>Basri, Hasan (Ed). 2006. Pangeran Jagapati, Wong Agung Wilis dan Sayu Wiwit. 3 Pejuang Dari Blambangan. Banyuwangi: Penerbit Pemda Kabupaten Banyuwangi</ref>
Setelah ''Wong Agung Wilis'' dikalahkan, kemudian terjadi [[Perang Bayu]] pada tahun [[1771]]-[[1772]], dan menjadi perang habis-habisan ([[puputan]]) pasukan Blambangan yang dipimpin oleh [[Jagapati|Pangeran Jagapati]] melawan pasukan [[VOC]]. Setelah ''Jagapati'' kalah dan terbunuh, VOC mengisi kekosongan pemerintahan dan menggabungkan Blambangan kedalam karesidenan Besuki, dengan mengangkat ''Mas Alit'' bergelar KRT Wiroguno sebagai Bupati Pertama.▼
VOC membelah wilayah Kerajaan Blambangan menjadi dua bagian, Blambangan Barat atau Kanoman dipimpin oleh bupati boneka bernama Mas Weka dan beribukota di Puger. Sedangkan Blambangan Timur atau Kasepuhan juga dipimpin oleh bupati boneka bernama Mas Aneng/Mas Uno dengan ibukota di Ulu Pangpang (di Muncar).
▲Setelah ''Wong Agung Wilis'' dikalahkan, kemudian terjadi [[Perang Bayu]] pada tahun [[1771]]-[[1772]], dan menjadi perang habis-habisan ([[puputan]]) pasukan Blambangan yang dipimpin oleh [[Jagapati|Pangeran Jagapati]] melawan pasukan [[VOC]]. Setelah ''Jagapati'' kalah dan terbunuh, VOC mengisi kekosongan pemerintahan dan menggabungkan Blambangan kedalam karesidenan Besuki, dengan mengangkat ''Mas Alit'' sebagai Bupati Kelima Kasepuhan bergelar KRT Wiroguno
Runtuhnya Kerajaan Blambangan, bagi [[Bali]] merupakan suatu peristiwa yang sangat berarti dari segi kebudayaan. Para raja Bali percaya bahwa nenek-moyang mereka berasal dari Majapahit. Dengan masuknya Blambangan ke dalam kekuasaan VOC, Bali menjadi lepas dari Jawa.
== Silsilah Kerajaan Blambangan ==
===Keturunan Lembu Miruda===
*
*
**'''Minak Pentor''' (memerintah di Babadan, [[Lumajang]] tahun 1500-1546)
***Minak Pangseng, Menurunkan:
**Minak Cucu (memerintah di [[Panarukan]], Candi Bang ([[Baluran|Kedathon Baluran]])): Minak Cucu disebut juga ''Minak Djinggo'' penguasa Djinggan, dia berputra: ▼
****Menak Jebolang di Panarukan
▲**Minak Cucu (memerintah di [[Panarukan]], Candi Bang ([[Baluran|Kedathon Baluran]]))
**Minak Gadru (memerintah di Prasada, [[Lumajang]]), menurunkan:
***Minak Pati/Sang Dipati Lampor yang memerintah di ([[Lumajang|Werdati, Teposono, Lumajang]]), Menurunkan:
****Minak Lumpat (Prabhu Rebut Payung) (memerintah di Werdati, [[Lumajang]]), berputra:
*****Minak Seruyu ('''Tawang Alun I''')
****Minak Luput (Sebagai Senopati)
****Minak Sumendhe (sebagai Karemon (Agul Agul))
=== Silsilah Tawang Alun I ===
''Minak Lumpat'' mempunyai putra yaitu ''Minak Seruyu'' disebut juga ''Pangeran Singosari'' bergelar '''
Prabhu Tawang Alun I memiliki Putra Kembar (Mas Kembar) :
*Mas Lego ('''Wilabrata''')
▲*Mas Senepo (Mas Kembar) ('''Tawang Alun II''')
=== Silsilah Tawang Alun II ===
Putra ''Tawang Alun I'', ''Mas Senepo''
Kangjeng Susuhunan Prabhu Tawang Alun II, memiliki putra putri dari:
*''Mas Ayu Rangdiyah'' dari Mataram, berputra:
** '''Pangeran
*''Mas Ayu Dewi Sumekar'' (Blater) menurunkan:
** '''Pangeran Senapati Sasranagara''' (Pangeran Dipati Rayi), berputra
***
**** Pangeran
**** Pangeran
** Pangeran Macanegara (Keta)
** Pangeran Ketanegara
** Pangeran Gajah Binarong
*Dari para selir menurunkan:
** Mas Dalem Jurang mangun
** Mas Dalem Puger, Ki Janingrat
** Mas Dalem Wiroguno, menurunkan:
***Mas Bagus Puri, menurunkan:<ref>Babad Tawang Alun (ditulis pada tahun 1826) dalam Winarsih PA, Babad Blambangan, Bentang, Yogyakarta, 1995.</ref>
Baris 201 ⟶ 173:
== Arkeologi ==
Beberapa penemuan sejarah yang menjadi objek cukup menarik dari peninggalan kerajaan
'''Tembok Rejo''', berupa tembok bekas benteng kerajaan Blambangan sepanjang lebih kurang 5 km terpendam pada kedalaman 1 - 0.5 m dari permukaan tanah dan membentang dari masjid pasar muncar hingga di areal persawahan Desa Tembok Rejo.
|