Kejatuhan Soeharto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20230609)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
Baris 77:
| footer = Pasangan Presiden [[Soeharto]] yang baru terpilih (kiri), dan Wakil Presiden [[B. J. Habibie]] (kanan), untuk periode ketujuh dan terakhir Soeharto
}}
Meskipun situasi ekonomi memburuk, pada Sidang Umum [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]] 1998, Soeharto dengan suara bulat terpilih kembali sebagai presiden, dengan [[Try Sutrisno]] digantikan oleh menteri [[B. J. Habibie]] sebagai [[Wakil Presiden Indonesia|wakil presiden]].{{sfn|Elson|2001| p = 267}} Pilihan Soeharto atas Habibie tidak diterima dengan baik, menyebabkan rupiah terus jatuh.{{sfn|Chandra|2008| p = 103}} Sementara itu, dia menumpuk [[Kabinet Pembangunan VII|Kabinet Pembangunan Ketujuh]] yang baru dengan beberapa keluarga dan rekan bisnisnya sendiri. Kenaikan harga BBM oleh pemerintah sebesar 70% pada Mei memicu kerusuhan di [[Kota Medan|Medan]], [[
Demonstrasi di [[Institut Teknologi Bandung]] melibatkan 500 demonstran, dan pada bulan Maret, demonstrasi yang lebih besar terjadi di universitas lain. Termasuk [[Universitas Indonesia]] dan [[Universitas Gadjah Mada]].{{sfn|Luhulima|2008| pp = 83 – 84}} Pada 9 Mei 1998, seorang anggota polisi, Dadang Rusmana, dilaporkan tewas dalam demonstrasi di [[Universitas Djuanda]].{{sfn|Luhulima|2008| p = 111}} Demonstran ini memprotes kenaikan besar-besaran harga bahan bakar dan energi, dan menuntut agar Presiden Soeharto turun.{{sfn|Schwarz|1999| p = 610}}{{sfn|Ricklefs|2008|p = 522}}
|