Terapi okupasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
WanaraLima (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
WanaraLima (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
Dalam memberikan pelayanan kepada individu, okupasi terapi memerhatikan aset (kemampuan) dan limitasi (keterbatasan) yang dimiliki individu, dengan memberikan aktivitas yang ''purposeful'' (bertujuan) dan ''meaningful'' (bermakna). Dengan demikian diharapkan individu tersebut dapat mencapai kemandirian dalam aktivitas produktivitas (pekerjaan/pendidikan), kemampuan perawatan diri (''self care''), dan kemampuan penggunaan waktu luang (''leisure'').
== '''Sejarah Okupasi Terapi di Indonesia''' ==
Pelayanan okupasi terapi di Indonesia dimulai sekitar tahun 1970 dipelopori oleh dua orang okupasi terapis. Mereka adalah Bapak Harry Siahaan yang lulus dari Selandia Baru dan Bapak Joko Susetyo yang lulus dari Australia. Bapak Harry memulai pelayanan okupasi terapi di [[kesehatan jiwa]] dan beliau merupakan pelopor pelayanan okupasi terapi di kesehatan jiwa. Sedangkan Bapak Joko mendirikan pelayanan okupasi terapi di Rumah Sakit Ortopedi di Solo dan beliau merupakan pelopor pelayanan okupasi terapi di gangguan fisik. Setelah itu, mereka berdua mengelola pelatihan okupasi terapi asisten di rumah sakit besar di Indonesia. Selama tahun 1970 – 1997, pelayanan okupasi terapi di rumah sakit dilakukan oleh okupasi terapi asisten. Beberapa okupasi terapis dari luar negeri seperti dari [[Amerika Serikat]], Inggris, dan Belanda juga datang ke Indonesia untuk memberikan pelatihan untuk okupasi terapi asisten di beberapa rumah sakit.
Baris 18 ⟶ 17:
== Referensi ==
== Pranala luar ==
Baris 26 ⟶ 23:
{{medis-stub}}
▲<references responsive="" />
[[Kategori:Ilmu kesehatan]]
[[Kategori:Prosedur medis]]
|