Orang gila menurut Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel, removed uncategorised tag |
||
Baris 10:
== Pengecualian akibat kegilaan ==
Orang gila dikecualikan dalam pemberlakuan [[taklif]]. Karena taklif hanya berlaku bagi mukalaf. Sementara syarat untuk menjadi [[mukalaf]] adalah memiliki akal yang mampu digunakan untuk memahami. Suatu firman Allah tidak akan menjadi sia-sia untuk disampaikan kepada orang yang tidak berakal dan tidak mampu memahaminya.<ref>{{Cite book|last=Rohidin|date=Agustus 2016|url=https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Pengantar-Hukum-Islam-buku-ajar-rohidin-fh-uii.pdf.pdf|title=Pengantar Hukum Islam: Dari Semenanjung Arabia hingga Indonesia|location=Bantul|publisher=Lintang Rasi Aksara Books|isbn=978-602-7802-30-8|editor-last=Nasrudin|editor-first=M.|pages=16|url-status=live}}</ref> Kedudukan peniadaan taklif bagi orang gila disamakan oleh Nabi Muhammad dengan kedudukan anak kecil yang belum [[baligh]] dan orang yang dalam keadaan sedang [[tidur]].<ref>{{Cite book|last=Sholihah, S., dkk.|date=Maret 2020|url=http://lppik.ums.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2017/11/Buku-Tanya-Jawab.pdf|title=Tanya Jawab Agama|location=Surakarta|publisher=Navida Media|isbn=978-623-93247-0-4|editor-last=Rosyadi|editor-first=Imron|pages=66-67|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
Baris 20:
* {{Cite book|last=an-Naisaburi|first=Abu al-Qasim|date=Maret 2017|url=https://www.academia.edu/44674740/LV_KITAB_KEBIJAKSANAAN_ORANG_ORANG_GILA|title=Kitab Kebijaksanaan Orang-Orang Gila: 500 Kisah Muslim Genius yang Dianggap Gila dalam Sejarah Islam|location=Jakarta Selatan|publisher=Wali Pustaka|isbn=978-602-74064-6-9|ref={{sfnref|an-Naisaburi|2017}}|url-status=live}}
[[Kategori:Istilah Islam]]
|