Abu al-Mafakhir dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
||
Baris 7:
| religion = [[Islam]]
| denomination = [[Sunni]]
| known_for =
| birth_name =
| birth_date = Januari 1596
| birth_place =[[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|20px]] [[Kesultanan Banten]]
| death_date = [[10 Maret]] [[1651]]
Baris 17:
| mother = [[Nyimas Ratu Ayu Wanagiri]]
| spouse =
|predecessor=[[Maulana
'''Sultan
==
[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]] wafat pada awal tahun 1596 di [[Palembang]] ketika sedang melakukan ekspedisi militer.<ref>{{Cite book|last=Hernadi|first=Edi|url=https://books.google.com/books?id=W0yqDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA198&dq=sultan+maulana+muhammad+palembang&hl=en|title=Sejarah Nasional Indonesia: Edisi Revisi 2013|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-623-227-121-0|language=id}}</ref> Kemudian pada tanggal [[23 Juni]] [[1596]], dikarenakan putranya
== Konflik dengan VOC ==▼
▲=== Konflik dengan VOC ===
Keinginan [[VOC]] untuk melakukan monopoli perdagangan lada di Banten merupakan sumber konflik antara Banten dan VOC, karena sultan Abdulmufakhir menolak mentah-mentah kemauan [[VOC]] tersebut yang hendak memaksakan monopoli perdagangan. Dengan semakin kuatnya kedudukan VOC di [[Batavia]] sejak 1619, konflik antara kedua belah pihak kian memuncak. VOC menerapkan blokade terhadap pelabuhan niaga Banten dengan melarang dan mencegat jung-jung dari Cina dan perahu-perahu dari [[Maluku]] yang akan berdagang ke pelabuhan Banten. Blokade ini mengakibatkan pelabuhan Banten menjadi tidak berkembang sehingga mendorong orang-orang Banten untuk memprovokasi VOC. Tindakan ini dibalas oleh VOC dengan melakukan ekspedisi ke Tanam, [[Anyer]], dan [[Lampung]]. Bahkan [[Banten Lama|Kota Banten]] sendiri berkali-kali diblokade. Situasi ini mendorong terjadinya perang antara Banten dan VOC pada bulan November 1633. Enam tahun kemudian, kedua belah pihak menandatangani perjanjian perdamaian meskipun selama dua dasawarsa berikutnya hubungan mereka tetap tegang.<ref name=":1" />
▲== Hubungan Diplomatik ==
=== Konflik dengan Mataram ===
Di timur, [[Kesultanan Mataram]] yang dipimpin oleh [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]] sejak [[1613]] menerapkan politik ekspansi yang bertujuan untuk menyatukan seluruh [[Jawa]] di bawah kepemimpinan Mataram.<ref /><ref /> Sultan Agung menganggap Banten harus menjadi bagian dari Mataram karena Banten dahulunya adalah bagian dari [[Kesultanan Demak]] yang mendahului Mataram.<ref /> Di tahun [[1619]], [[Kesultanan Cirebon]] tunduk sebagai vasal Mataram.<ref /> Setahun kemudian, [[Kerajaan Sumedang Larang]] di [[Parahyangan]] yang memiliki hubungan buruk dengan Banten menyatakan bergabung dengan Mataram.<ref name=":3" /> Dengan bergabungnya Sumedang Larang dengan Mataram, wilayah Banten menjadi berbatasan langsung dengan Mataram. Setelah Mataram berhasil [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|menaklukan Surabaya]] di tahun 1625, Sultan Agung mempersiapkan tentaranya untuk berekspansi ke arah barat. Sebelum menyerbu Banten, Sultan Agung [[Penyerbuan di Batavia|menyerbu Batavia]] lebih dahulu agar bisa mengusir VOC dan menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum menyerbu Banten secara langsung. Namun serbuan Mataram yang dilakukan tahun 1628 & 1629 ini gagal menaklukan Batavia.<ref /> Banten dan Mataram lalu terus bermusuhan hingga terjadi [[Pemberontakan Trunajaya]] yang terjadi di tahun 1674.
=== Misi Diplomatik ===
Pada masa pemerintahannya, Sultan Abdulmafakhir telah mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu, di antaranya kepada [[Raja Inggris]], [[James I]] tahun 1605<ref>{{Cite web|url=http://www.bantenhits.com/babad-banten/2768|title=Surat Raja Banten untuk Raja Inggris James I Tahun 1605 - Situs Berita Banten|last=Hits|first=Banten Hits {{!}} Tangerang|website=www.bantenhits.com|language=id-id|access-date=2017-04-14|archive-date=2017-04-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20170414165226/http://www.bantenhits.com/babad-banten/2768|dead-url=yes}}</ref> dan tahun 1629 kepada [[Charles I]].<ref name=":0">Titik Pudjiastuti, (2007), ''Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten'', Yayasan Obor Indonesia, ISBN 979-461-650-8.</ref><ref>{{Cite news|url=http://www.inilahduniakita.net/2017/02/sejarah-islam-di-inggris-yang-dilupakan.html?m=0|title=Inilah dunia kita: Sejarah Islam di Inggris yang dilupakan ...|last=duniakita|newspaper=Inilah dunia kita|language=en-US|access-date=2017-04-14}}</ref> Selain itu, dia juga mengutus beberapa pembesar istana ke [[Mekkah]] pada tahun 1633. Utusan ini dipimpin oleh Labe Panji, Tisnajaya dan Wangsaraja. Dalam rombongan ini ikut pula Pangeran Pekik sebagai wakil ayahnya, sambil menunaikan ibadah haji.<ref name=":1" />
== Pemberian Gelar Sultan ==
Pada tahun 1636 Syarif Mekah dengan otorisasi Kesultanan Utsmaniyah memberikan pengesahan gelar Sultan kepada Abdulmafakhir beserta sang putra mahkota, [[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Abu al-Ma'ali Ahmad]], yang menjadikannya sebagai
== Rujukan ==
{{Reflist}}
== Pranala luar ==
* [http://www.kesultananbanten.id Website resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170429180423/http://www.kesultananbanten.id/ |date=2017-04-29 }} [[Kesultanan Banten]]
Baris 69 ⟶ 78:
|tempat_makam = Pemakaman Kenari Banten
}}
[[Kategori:Kesultanan Banten]]▼
[[Kategori:Sultan di Indonesia]]
[[Kategori:Sultan Banten]]
<references />
[[Kategori:Tokoh dari Serang]]
|