Kesultanan Mataram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mosmota (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 160:
[[Berkas:Illustration of Bupati and Wedana clothing from Mataram.png|jmpl|250px|Busana dari Kapten Prajurit Keraton Yogyakarta yang bergelar ''Bupati Enèm Wadana Prajurit'', yang digunakan untuk upacara adat Grebeg. Busana ini diduga diturunkan dari busana kebesaran yang digunakan oleh bupati atau wedana yang menjabat di Kesultanan Mataram.]]
Struktur birokrasi kesultanan Mataram berdasarkan pada jabatan-jabatan yang disusun secara hierarki mengikuti sistem pembagian wilayah, meliputi:
 
Susuhunan atau Sultan, gelar yang digunakan untuk merujuk pada kepala negara yang sedang bertakhta (''jumeneng''). Dalam menjalankan pemerintahannya, Sultan membentuk dan menempatkan pejabat dari tingkat pusat sampai daerah berdasarkan wilayah yang sudah dibagi. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menciptakan kegiatan pemerintahan yang terkendali.
 
Baris 177 ⟶ 178:
# Karaton (istana), sebagai pusat kegiatan pemerintahan.
* '''Nagaragung''' (Nagara Agung) adalah wilayah yang mengitari Kutagara, wilayah ini dibagi menjadi empat bagian, meliputi:
# Daerah Siti Ageng atau Bumi Gede, suatu wilayah di antara [[Pajang, Laweyan, Surakarta|Pajang]] dengan [[Kabupaten Demak|Demak]], kemudian dibagi menjadi daerah ''Siti Ageng Kiwa'' dan ''Siti Ageng Tengen''. Terletak di sebelah barat daya Semarang, ±(antara daerah [[Ungaran (kota)|Ungaran]] dan [[Kedungjati, Grobogan|Kedungjati]])
# Daerah Siti Bumi atau Bumija yang terletak di sekitar daerah [[Keresidenan Kedu|Kedu]]
# Daerah Siti Numbak Anyar yang terletak di sekitar daerah [[Bagelen, Purworejo|Bagelen]]
# Daerah Pajang, dibagi menjadi ''Panumping'' yang meliputi daerah [[Kabupaten Sragen|Sukowati]] dan daerah ''Panekar'' yaitu daerah Pajang bagian timur.
* '''Mancagara''' (Manca Nagara) adalah wilayah di luar Nagaragung yang meliputi:
# Mancagara Wétan (Mancanegara Timur), dimulai dari Panaraga ke timur, yang meliputi Magetan, Madiun, Grobogan, Kaduwung, Jagaraga, Panaraga, Pacitan, Kediri, Jipang, Wirasaba, Blitar, [[Srengat, Blitar|Srengat]], Lodaya, Pace, Nganjuk, [[Berbek, Nganjuk|Berbek]], Cakuwu, Wirasari
# Mancagara Kilèn (Mancanegara Barat), dimulai dari Banyumas ke barat, yang meliputi [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Kabupaten Cilacap|Cilacap]], [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]], [[Kerajaan Galuh|Galuh]], [[Parahyangan|Priangan]].
* '''Pasisiran''' (Pesisir) adalah wilayah yang sebagian besar berada di pantai utara Jawa dan sebagian diantaranya diberikan otonomi tersendiri. Wilayah ini dibagi menjadi dua:
# Pasisiran Wétan (Pesisir Timur), dimulai dari Demak ke timur, yang meliputi [[Kabupaten Jepara|Jepara]], [[Kabupaten Kudus|Kudus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]], [[Lasem, Rembang|Lasem]], [[Kabupaten Tuban|Tuban]], Sedayu, [[Kabupaten Lamongan|Lamongan]], [[Kabupaten Gresik|Gresik]], Surabaya, Pasuruan, Blambangan
# Pasisiran Kilèn (Pesisir Barat), dimulai dari Demak ke barat, yang meliputi Semarang, Kendal, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, [[Kota Cirebon|Cirebon]], [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]], [[Kabupaten Karawang|Karawang]]
 
Kedua wilayah, ''Mancagara Wétan'' dan ''Pasisiran Wétan'', biasanya disebut sebagai ''Brang Wétan''. Demikian pula untuk ''Mancagara Kilèn'' dan ''Pasisiran Kilèn'' disebut sebagai ''Brang Kilèn'' atau ''Brang Kulon''. Struktur wilayah Mataram memiliki susunan yang teratur dengan wilayah kabupaten dan jumlah cacahnya disebutkan di dalam Pustaka Rajapuwara. Di samping beberapa wilayah di atas, terdapat tanah seberang (tanah sabrang: tanah yang berada di seberang laut), seperti [[Jambi]], [[Palembang]], [[Kesultanan Banjar|Banjar]], [[Kerajaan Kotawaringin|Kotawaringin]] dan [[Kesultanan Sukadana|Sukadana]].
 
=== Struktur pemerintahan ===