Izrail: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 55:
 
=== Dalam hadis dan tafsirnya ===
Menurut salah satu tradisi Muslim, 40 hari sebelum kematian seseorang mendekat, Tuhan menjatuhkan sehelai daun dari pohon di bawah [[Arsy|singgasana surgawi]], di mana Azrael membacakan nama orang yang harus dicabut nyawanya.<ref name=":2" /> [[Al-Qurthubi]] meriwayatkan komentar dari Ibnu Zhafar al-Wa'izh bahwa Azrael memiliki bentuk menyerupai domba jantan berwarna biru, memiliki banyak mata di banyak tempat, dan menurut [[Ikrimah Maula Ibnu Abbas]], serta para [[Tabi'in]], ukuran Azrael sangat besar sehingga "jika bumi diletakkan di pundaknya, itu akan seperti kacang di lapangan terbuka".<ref name="At-Tadzkirah Volume 1 Provisions for Facing Eternal Life">{{cite book |author1=Al-Qurtubi |translator=Anshor Umar Sitanggal |author1-link=Al-Qurtubi |editor1-last=Noor Ridho |editor1-first=Abdillah |editor2-last=Ihsan |editor2-first=Muhammad |title=At-Tadzkirah Jilid 1 Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi |trans-title=At-Tadhkirah Volume 1 Provisions for Facing Eternal Life |date=2005|type=Music / Religious / Muslim, Religion / Islam / Koran & Sacred Writings, Religion / Islam / Rituals & Practice |publisher=Pustaka al-Kautsar |location=east Jakarta |isbn=9789795926320 |pages=50, 140–141 |url=https://books.google.com/books?id=bLZyDwAAQBAJ |access-date=7 March 2022 |language=id |format=ebook}}</ref> Dia juga memiliki 4.000 sayap yang terdiri dari dua jenis, ''"sayap anugerah"" dan ''"sayap hukuman"''.<ref name="At-Tadzkirah Volume 1 Provisions for Facing Eternal Life" /> ''"sayap hukuman"'' terbuat dari batang besi, kait, dan gunting.<ref name="At-Tadzkirah Volume 1 Provisions for Facing Eternal Life" /> [[Muqatil bin Sulaiman]] telah mencatat tafsirnya dalam karya tafsirnya, ''as-Suluk'', Azrael memiliki 70.000 kaki anggota badan.<ref name="Ternyata Kita Tak Pantas Masuk Surga|trans-title=Turns out we did not deserve to enter the heaven">{{cite book |author1=Ahmad Zacky El-Syafa |title=Ternyata Kita Tak Pantas Masuk Surga|trans-title=Turns out we did not deserve to enter the heaven |date=2020|type=Religion / Islam / General, Young Adult Nonfiction / Religion / Islam |publisher=Genta Hidayah |location=Surabaya |isbn=9786232350571 |pages=38–39 |url=https://books.google.com/books?id=pg_uDwAAQBAJ |access-date=7 March 2022 |language=id |format=ebook}}</ref>{{#tag:ref|Muqatil bin Sulaiman diabaikan oleh sejumlah ulama Islam, seperti [[Abu Hanifah]] yang mengkritik teologinya, [[Ibnul Mubarak]] yang mengkritik metodologinya (khususnya bahwa dia tidak mengutip Hadis dengan rantai transmisi), dan [[Waki' bin al-Jarrah]] menyebut bahwa Muqatil telah berbohong dalam menyampaikan narasinya.<ref>Ibn Ḥajar al-‛Asqalānī, Tahdhīb, 4/143-46</ref><ref>al-Dhahabī, Mīzan, 6/505-7</ref><ref>Tohe, Achmad. ''Muqatil ibn Sulayman: A neglected figure in the early history of Qur'ānic commentary.'' Diss. Boston University, 2015. pp. 11, 20</ref> [[Ibnu Hajar]] secara khusus mengkritik Muqatil dengan kata-kata pedas: "Dua pendapat menjijikkan datang kepada kami dari timur: Jahm sang negasi [sifat-sifat Tuhan] dan Muqatil sang antropomorfis."<ref>Ibn Ḥajar al-‛Asqalānī, Tahdhīb, 10/281</ref> [[Ibnu Rajab|Ibnu Rajab al-Hanbali]] menyatakan bahwa para ulama awal (as-salaf) menolak pandangan Muqatil setelah perdebatannya dengan Jahm diketahui.<ref>Ibn Rajab al-Ḥanbalī, Bayān Faḍl ‛ilm al-Salaf ‛alā ‘Ilm al-Khalaf,ed. Muḥammad ibn Nāṣir al-‘Ajmī(Beirūt: Dār al-Bashā’ir al-Islāmiyyah, 2003), p.55</ref><ref>Tohe, Achmad. ''Muqatil ibn Sulayman: A neglected figure in the early history of Qur'ānic commentary.'' Diss. Boston University, 2015. p. 33</ref> Namun, para cendekiawan kontemporer berpendapat bahwa meskipun Muqatil tidak dapat dipercaya, teologi antrofomorfisnya salah dikaitkan sebagai [[Ibnu Abil Izz]], seorang pengikut [[Ibnu Taimiyah]],<ref>Shagaviev, Damir A., and Venera N. Khisamova. "Islamic theological literature of the Salafi sect in the modern Tatarstan." Journal of Sustainable Development 8.7 (2015): 83.</ref> berpendapat bahwa materi [[Asy'ariyah|al-Asy'ari]] berasal dari Mu'tazilah dan/atau pasti telah dirusak.<ref>Ṣadr al-Dīn ‘Alī ibn ‘Alī ibn Muḥammad ibn Abī al-‘Izz al-Ḥanafī, Sharḥal-Ṭaḥāwiyyahfī al-‘Aqīdah al-Salafiyyah,ed. Aḥmad Muḥammad Shākir (Riyāḍ: Fahrasah Maktabat al-Malik Fahd al-Waṭaniyyah, 1997).</ref><ref name="Tohe, Achmad 2015. p. 43">Tohe, Achmad. ''Muqatil ibn Sulayman: A neglected figure in the early history of Qur'ānic commentary.'' Diss. Boston University, 2015. p. 43</ref> Cendekiawan Saudi kontemporer Abdullah al-Ghunaiman, penulis tafsir [[Al-Aqidah Al-Wasithiyyah|al-Aqidah al-Wasithoyah]] karya Ibnu Taimiyyah, berpendapat bahwa ia tidak dapat menemukan apa pun yang ia anggap antropomorfis dari Muqatil, dengan alasan bahwa agar dapat diandalkan, pandangan seseorang harus diambil dari karya sendiri, dan bukan dari karya lawan. Al-Ghunayman mengatakan "Mushabbih" telah menjadi kata yang menarik untuk menuduh lawan karena pandangan mereka yang berbeda.<ref>Abd Allāh Mūḥammad al-Ghanīmān, Sharḥal-‛Aqīdah al-Wāsiṭiyyah(al-Maktabah al-Shāmilah), 12/8.</ref><ref name="Tohe, Achmad 2015. p. 43">Tohe, Achmad. ''Muqatil ibn Sulayman: A neglected figure in the early history of Qur'ānic commentary.'' Diss. Boston University, 2015. p. 43</ref>|group="Notes"}}
 
Khalifah [[Umar II]] menyampaikan sebuah narasi yang menyebutkan bahwa malaikat maut ({{transl|ar|Malakul Maūt}}) dipersenjatai dengan cambuk api.<ref name="At-Tadzkirah Volume 1 Provisions for Facing Eternal Life" /> Khalifah Umar II juga meriwayatkan bahwa malaikat maut itu sangat besar sehingga dia bahkan mengerdilkan [[Pembawa Tahta]], kelompok malaikat yang dikenal sebagai yang terbesar di antara malaikat.<ref name="At-Tadzkirah Volume 1 Provisions for Facing Eternal Life" />