Jalan Raya Pos: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Jalan di Jawa menggunakan HotCat |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14:
| terminus_b = [[Panarukan]], [[Situbondo]]
}}
'''Jalan Raya Pos''' ({{Lang-nl|De Groote Postweg ''atau'' De Grote Postweg}}), disebut juga '''Jalan Daendels''' dan '''Jalan Anyer-Panarukan''', adalah sebuah [[jalan pos]] sepanjang sekitar {{Convert|1000.|km|mi}} di [[Jawa]] yang membentang dari [[Anyar, Serang|Anyer]] di [[Banten]] hingga [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] di [[Jawa Timur]]. Jalan ini kini menjadi bagian dari [[Jalan Nasional Rute 1]] (Cilegon-Jakarta, Cirebon-Panarukan), [[Jalan Nasional Rute 2]] (Jakarta-Bogor), [[Jalan Nasional Rute 3]] (Anyer, Cianjur-Bandung), dan [[Jalan Nasional Rute 5]] (Bandung-Cirebon).
Jalan ini dibangun atas perintah
== Latar belakang ==
Sistem pengiriman pesan di [[Hindia Belanda]] pertama kali diperkenalkan di masa [[VOC]]. Saat itu, sudah ada korespondensi dari Hindia Belanda ke [[Belanda]] tetapi tujuannya dibatasi pada pejabat-pejabat resmi dan tidak boleh berisi aktivitas VOC di Hindia Belanda untuk menjaga kerahasiaan sumber [[rempah-rempah]] dari para pesaingnya. Sarana pengirimannya saat itu bergantung pada [[kapal perang]] VOC yang berlayar ke berbagai pulau dan belum ada sistem yang terorganisasi.{{Sfn|Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi|1980|p=47}} Kantor pos baru pertama kali didirikan pada 26 Agustus 1746 di [[Batavia]] oleh Gubernur Jenderal yang ke-26, [[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Gustaaf Willem van Imhoff]] untuk menjamin keamanan surat-surat penduduk terutama bagi para pedagang yang berdagang di luar Jawa dan orang-orang yang pulang pergi dari dan ke Belanda. Empat tahun kemudian, kantor pos Semarang didirikan dan menggunakan rute yang melalui [[Karawang]], [[Cirebon]], dan [[Pekalongan]].{{Sfn|Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi|1980|p=50}}
Pada 28 Januari 1807, Daendels diangkat menjadi [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] oleh [[Louis Bonaparte]], adik [[Napoleon Bonaparte]] yang diangkat menjadi raja di [[Kerajaan Hollandia|Belanda]] semasa [[Peperangan era Napoleon|Peperangan Napoleon]].{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|p=16}} Cemas akan masa depan Jawa, khususnya setelah [[Isle de France (Mauritius)|Isle de France]] (kini [[Mauritius]]) diserbu Inggris pada 1807, Louis memberi dua tugas utama dalam bentuk instruksi kepada Daendels, yaitu mempertahankan Jawa dari serbuan Inggris dan membenahi sistem administrasi pemerintahannya.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=28}} Instruksi yang serupa juga diterimanya dari [[Napoleon Bonaparte]] saat bertemu di [[Paris]], sesaat sebelum pergi ke Jawa.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=26-27}}
Baris 25:
Pilihan Daendels untuk membangun Jalan Raya Pos mungkin diinspirasi oleh [[cursus publicus]], sistem jalan pos [[Kekaisaran Romawi]] yang menghubungkan [[Roma]] dengan kota-kota yang ditaklukkannya.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=4}}{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|p=5}} Dengan begitu, Daendels berkeinginan untuk menerapkan konsep yang sama dengan menghubungkan [[Batavia]] dengan daerah-daerah di Jawa melalui Jalan Raya Pos.{{Sfn|Hartatik|2018|p=34}} Sumber lainnya mengatakan bahwa idenya untuk membangun sebuah jalan raya mungkin dipengaruhi oleh perjalanannya menuju Jawa. Saat itu, Inggris menguasai lautan dan memblokade Prancis untuk mengakses lautan sehingga memaksa Daendels harus melalui daratan Prancis terlebih dahulu dengan jalan raya yang dibuat oleh Napoleon.{{Sfn|Nas|Pratiwo|2002|p=709}} Upaya membangun jalan ini didasarkan pada salah satu instruksi Louis yang mewajibkan Daendels untuk memperhatikan sarana (transportasi) yang paling sesuai dirancang, melalui kesepakatan dengan para bupati, yang dapat memperbaiki nasib [[Pribumi-Nusantara|pribumi Hindia Belanda]].{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|p=17}}
Pada awalnya, penggunanan jalan ini hanya digunakan untuk kebutuhan pos dan militer hingga akhirnya dibuka untuk umum pada tahun 1857. Selain itu, jalan ini juga tidak boleh dilewati oleh kendaraan milik orang Jawa yang harus menggunakan jalur khusus gerobak yang berada di sisi jalan. Jalan Raya Pos hanya dapat dilewati oleh [[kereta kuda]] Belanda yang dilengkapi oleh kusir dan kenek.{{Sfn|Carey|2022|pp=39-40}}▼
Jalan tersebut dinamai demikian karena Daendels membangun sebanyak 50 [[kantor pos]] di antara Batavia dan [[Surabaya]] untuk mempercepat komunikasi dengan para pejabatnya.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=5}} Komunikasi saat itu dianggap hal yang berharga karena Daendels merasakan sulitnya berkomunikasi dengan mereka yang tersebar di seluruh Jawa dan lalu lintas laut yang bisanya digunakan untuk menyampaikan surat diblokade Inggris.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=26-27}}▼
=== Nama ===
▲Pada awalnya, penggunanan jalan ini hanya untuk kebutuhan pos dan militer hingga akhirnya dibuka untuk umum pada tahun 1857. Selain itu, jalan ini juga tidak boleh dilewati oleh kendaraan milik orang Jawa yang harus menggunakan jalur khusus gerobak yang berada di sisi jalan. Jalan Raya Pos hanya dapat dilewati oleh kereta kuda Belanda yang dilengkapi oleh kusir dan kenek.{{Sfn|Carey|2022|pp=39-40}}
▲Jalan tersebut dinamai demikian karena Daendels membangun sebanyak 50 [[kantor pos]] di antara Batavia dan [[Surabaya]] untuk mempercepat komunikasi dengan para pejabatnya.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=5}} Komunikasi saat itu dianggap hal yang berharga karena Daendels merasakan sulitnya berkomunikasi dengan mereka yang tersebar di seluruh Jawa dan lalu lintas laut yang bisanya digunakan untuk menyampaikan surat diblokade Inggris.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=26-27}}
== Pembangunan ==
Baris 34 ⟶ 35:
=== Jalur pertama ===
Pembangunan Jalan Raya Pos pertama dimulai dari Buitenzorg ke Karangsambung (kini [[Tomo, Sumedang|Kecamatan Tomo]] di [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]])<ref>{{Cite web|last=Santosa|first=Iwan|date=27 November 2020|title=Petualangan di Jalan Raya Pos Tahun 1852|url=https://interaktif.kompas.id/baca/petualangan-di-jalan-raya-pos-tahun-1852/|website=Kompas.id|language=id|access-date=22 September 2023}}</ref> berdasarkan perintah Daendels pada 5 Mei 1808. Jalur ini direncanakan melalui [[Cisarua, Bogor|Cisarua]], [[Cianjur, Cianjur|Cianjur]], [[Rajamandala Kulon, Cipatat, Bandung Barat|Rajamandala]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Parakan Muncang, Nanggung, Bogor|Parakan Muncang]], dan [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]]. Secara teknis, jalur tersebut harus dibuat selebar 2 [[w:Dutch units of measurement#Roede|rijnlandse roeden]] (~7.5 meter) dan didirikan tiang di setiap 400 [[w:Dutch units of measurement#Roede|rijnlandse roeden]] (~1.5 kilometer) untuk menunjukkan jarak dan menandai batas distrik.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=6-7}} Pemerintah menyediakan anggaran sebesar 30.000 ringgit perak untuk membangun jalur ini, sementara para pekerjanya disediakan oleh [[w:nl:Java's Noordoostkust|Gubernur Pantai Timur Laut Jawa]], [[Nicolaus Engelhard]] sebanyak 1.100 orang.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=13}}
Proyek ini dipimpin oleh
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|+Penetapan jumlah pekerja dan upah untuk Jalur Pertama{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=6-7}}
|