Wallis dan Futuna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 340:
|Wallis dan Futuna ||[[Mata Utu]] ||[[Leava]], [[Vaitupu, Wallis dan Futuna|Vaitupu]], [[Alele]], [[Liku, Wallis dan Futuna|Liku]], [[Falaleu]], [[Utufua]]||align="right"|142.42||align="right" |11,558
|}
== Ekonomi ==
[[Produk domestik bruto|PDB]] Wallis dan Futuna pada tahun 2005 adalah US$188 juta (dengan nilai tukar pasar).
Perekonomian wilayah tersebut sebagian besar terdiri dari pertanian subsisten tradisional, dengan sekitar 80% tenaga kerja mencari nafkah dari pertanian ([[kelapa]] dan sayuran), ternak (kebanyakan babi), dan perikanan. Sekitar 4% dari populasi bekerja di pemerintahan. Pendapatan tambahan berasal dari subsidi pemerintah Prancis, lisensi hak penangkapan ikan ke Jepang dan Korea Selatan, pajak impor, dan pengiriman uang dari pekerja asing di Kaledonia Baru, Polinesia Prancis, dan Prancis. Industri termasuk [[kopra]], kerajinan tangan, perikanan, dan kayu. Produk pertanian antara lain kelapa, [[sukun]], ubi, talas, pisang, babi, dan ikan. Ekspor termasuk kopra, bahan kimia, dan ikan.
Ada satu bank di wilayah tersebut, Banque de Wallis-et-Futuna, yang didirikan pada tahun 1991. Ini adalah anak perusahaan [[BNP Paribas]]. Sebelumnya sudah ada cabang [[Banque Indosuez]] di Mata Utu. Itu dibuka pada tahun 1977, tetapi ditutup pada tahun 1989, meninggalkan wilayah itu tanpa bank selama dua tahun.
== Demografi==
===Populasi===
[[File:Taoa (Futuna).jpg|right|thumb|[[Pulau Futuna]]]]
[[File:Sérénité - plage d'Alofi (Wallis et Futuna).jpg|right|thumb|[[Pulau Alofi]]]]
Total populasi wilayah pada sensus Juli 2018 adalah 11.558 (72,1% di Pulau Wallis, 27,9% di Pulau Futuna), turun dari 14.944 pada sensus Juli 2003. Sebagian besar penduduknya adalah etnis [[Orang Polinesia|Polinesia]], dengan minoritas kecil yang lahir di [[Prancis Metropolitan]] atau keturunan Prancis.
Kurangnya peluang ekonomi sejak tahun 1950-an, telah mendorong banyak pemuda Wallisian dan Futunia untuk bermigrasi ke wilayah Prancis yang lebih makmur di [[Kaledonia Baru]], di mana sebagai warga negara Prancis, mereka berhak secara hukum untuk menetap dan bekerja. Sejak pertengahan 2000-an, emigrasi melonjak sebagai tanggapan atas ketegangan politik di pulau utama Wallis (Uvea), yang muncul dari perseteruan antara klan aristokrat yang mendukung raja-raja yang bersaing. Para emigran mulai menetap, tidak hanya di Kaledonia Baru, tetapi juga lebih jauh lagi, di Prancis Metropolitan. Pada sensus Kaledonia Baru 2019, 22.520 penduduk Kaledonia Baru (baik yang lahir di Kaledonia Baru atau di Wallis dan Futuna) melaporkan etnis mereka sebagai "Wallisian dan Futunia".<ref name="Population Structure of Communities">{{cite web |url=https://www.isee.nc/component/phocadownload/category/278-donnees?download=874:structure-de-la-population-des-communautes |title=Population Structure of Communities |publisher=[[Institute of Statistics and Economic Studies]] (ISEE-NC) |place=Nouméa |access-date=29 October 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191113144638/http://www.isee.nc/component/phocadownload/category/278-donnees?download=874:structure-de-la-population-des-communautes |archive-date=13 November 2019 |url-status=live}}</ref>
====Populasi sejarah====
{| align="center" class="wikitable"
! 1969 !! 1976 !! 1983 !! 1990 !! 1996 !! 2003 !! 2008 !! 2013 !! 2018
|-
| align=center| 8,546 || align=center| 9,192 || align=center| 12,408 || align=center| 13,705 || align=center| 14,166 || align=center| 14,944|| align=center| 13,484|| align=center|12,197 || align=center|11,558
|-
| colspan=13 align=center| <small>Angka resmi dari sensus sebelumnya.</small><ref name="past_censuses"/><ref>{{cite web |url=https://www.insee.fr/fr/statistiques/2121453 |title=Wallis et Futuna - Recensement de la population |author=INSEE|access-date=2019-04-07}}</ref>
|}
===Bahasa===
{{Pie chart
| thumb = right
| caption = '''Bahasa yang digunakan di Wallis dan Futuna (Sensus 2018)<ref name=home_language_2018/>'''
| label1 = Wallisian
| value1 = 59.1| color2=#36A
| label2 = Futunan
| value2 = 27.9| color1=#6A5
| label3 = Prancis
| value3 = 12.7 | color3=#FF33AC
}}
Menurut sensus tahun 2018, di antara orang berusia 14 tahun ke atas, 59,1% melaporkan [[Wallisian]] sebagai bahasa yang paling sering mereka gunakan di rumah (turun dari 60,2% pada tahun 2008), 27,9% melaporkan [[Futunan]] (turun dari 29,9% pada tahun 2008), dan 12,7% melaporkan Perancis (naik dari 9,7% pada tahun 2008).<ref name=home_language_2018>{{cite web |url=https://www.statistique.wf/download/43/recensement-2018/1157/principaux_tableaux_population_2018.ods |title=Recensement 2018 - Tableau Pop_06_6 : Population selon le sexe, la langue la plus couramment parlée en famille, l'âge décennal et par village de résidence |author=STSEE |format=ODS| access-date=2023-03-07 |language=fr}}</ref><ref name=home_languages_2008>{{cite web |url=http://www.insee.fr/fr/ppp/bases-de-donnees/irweb/rpwf08/dd/excel/rpwf08_Pop_06.xls |title=Recensement 2008 - Tableau Pop_06_6 : Population selon le sexe, la langue la plus couramment parlée en famille, l'âge décennal et par village de résidence |publisher=Government of France |format=XLS| access-date=3 October 2009 |language=fr|archive-url=https://web.archive.org/web/20110604180112/http://www.insee.fr/fr/ppp/bases-de-donnees/irweb/rpwf08/dd/excel/rpwf08_Pop_06.xls|archive-date=2011-06-04}}</ref> Di [[Pulau Wallis]], bahasa yang paling banyak digunakan di rumah adalah Wallisian (82,2%, turun dari 86,1% pada tahun 2008), Prancis (15,6%, naik dari 12,1% pada tahun 2008), dan Futunan (1,9%, naik dari 1,5 % tahun 2008).<ref name=home_language_2018 /><ref name=home_languages_2008 /> Sedangkan di [[Pulau Futuna]], bahasa yang paling banyak digunakan di rumah adalah Futunan (94,5%, turun dari 94,9% pada tahun 2008), Prancis (5,3%, naik dari 4,2% pada tahun 2008), dan Wallisian (0,2%, turun dari 0,8% pada tahun 2008).
Pada sensus tahun 2018, 90,5% orang berusia 14 tahun ke atas dapat berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Wallisian atau Futunan (naik dari 88,5% pada sensus 2008), dan 7,2% tidak mengetahui Wallisian atau Futunan (persentase yang sama seperti pada sensus 2008).<ref>{{cite web |url=https://www.statistique.wf/download/43/recensement-2018/1157/principaux_tableaux_population_2018.ods |title=Recensement 2018 - Tableau Pop_06_4 : Population selon le sexe, la connaissance d'une langue polynésienne et par unité administrative de résidence |author=STSEE |format=ODS| access-date=2023-03-07 |language=fr}}</ref><ref>{{cite web |url=http://www.insee.fr/fr/ppp/bases-de-donnees/irweb/rpwf08/dd/excel/rpwf08_Pop_06.xls |title=Recensement 2008 - Tableau Pop_06_4 : Population selon le sexe, la connaissance d'une langue polynésienne et par village de résidence |publisher=Government of France |format=XLS| access-date=3 October 2009 |language=fr|archive-url=https://web.archive.org/web/20110604180112/http://www.insee.fr/fr/ppp/bases-de-donnees/irweb/rpwf08/dd/excel/rpwf08_Pop_06.xls|archive-date=2011-06-04}}</ref>
Di antara mereka yang berusia 14 tahun ke atas, 84,2% dapat berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Prancis pada tahun 2018 (naik dari 78,2% pada sensus tahun 2008), dan 11,8% melaporkan bahwa mereka tidak mengetahui bahasa Prancis (turun dari 17,3% pada sensus tahun 2008).<ref name=french_language_2018>{{cite web |url=https://www.statistique.wf/download/43/recensement-2018/1157/principaux_tableaux_population_2018.ods |title=Recensement 2018 - Tableau Pop_06_2 : Population selon le sexe, la connaissance du français et par unité administrative de résidence |author=STSEE |format=ODS| access-date=2023-03-07 |language=fr}}</ref><ref name=french_language_2008>{{cite web |url=http://www.insee.fr/fr/ppp/bases-de-donnees/irweb/rpwf08/dd/excel/rpwf08_Pop_06.xls |title=Recensement 2008 - Tableau Pop_06_2 : Population selon le sexe, la connaissance du français et par village de résidence |publisher=Government of France |format=XLS| access-date=3 October 2009 |language=fr|archive-url=https://web.archive.org/web/20110604180112/http://www.insee.fr/fr/ppp/bases-de-donnees/irweb/rpwf08/dd/excel/rpwf08_Pop_06.xls|archive-date=2011-06-04}}</ref> Di Pulau Wallis, 85,1% orang berusia 14 tahun atau lebih dapat berbicara, membaca, dan menulis bahasa Prancis (naik dari 81,1% pada sensus 2008), dan 10,9% melaporkan bahwa mereka tidak mengetahui bahasa Prancis (turun dari 14,3% pada sensus 2008). Di Futuna, 81,9% orang berusia 14 tahun atau lebih dapat berbicara, membaca, dan menulis bahasa Prancis (naik dari 71,6% pada sensus 2008), dan 14,0% tidak memiliki pengetahuan bahasa Prancis (turun dari 24,3% pada sensus 2008).<ref name=french_language_2018 /><ref name=french_language_2008 />
===Agama===
[[File:Cathédrale de Mata-Utu (Wallis-et-Futuna) drone.png|thumb|Katedral Our Lady of the Assumption, Mata Utu]]
Mayoritas (99%) orang di Wallis dan Futuna menganut [[Gereja Katolik di Wallis dan Futuna|Katolik]], dan telah diinjili pada abad ke-19 oleh [[Peter Chanel]].<ref name=cia>{{cite web |url=https://www.cia.gov/the-world-factbook/countries/wallis-and-futuna/ |title=The World Factbook – Central Intelligence Agency |website=www.cia.gov|access-date=14 April 2018}}</ref> Mereka dilayani oleh [[Keuskupan Wallis dan Futuna]] mereka sendiri, dengan tahta di [[Mata Utu]], sebuah [[Keuskupan|keuskupan sufragan]] Metropolitan [[Keuskupan Agung Nouméa]] (Kaledonia Baru).<ref>{{cite web |url=http://www.gcatholic.org/dioceses/diocese/wall0.htm |title=Diocese of Wallis et Futuna |publisher=GCatholic |access-date=24 June 2022}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
|