Koperasi anjungan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fitur saranan suntingan: 1 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
Baris 44:
Para pendukung kooperativisme platform mengklaim bahwa dengan memastikan bahwa nilai finansial dan sosial sebuah platform dapat disebarkan di antara para pesertanya, koperasi platform akan memberi dampak ekonomi digital yang lebih adil, tidak seperti model ekstraktif dalam perusahaan korporat.
Konsep kooperativisme platform muncul dari [[diskursus]] seputar buruh digital yang menjadi topik populer pada akhir 2000-an dan di awal 2010-an, di mana ia mengkritik penggunaan pasar buruh digital untuk menghindari hukum perlindungan [[buruh]] tradisional.<ref name="Sifry"/> Penelitian awal terhadap pekerja digital, menggunakan teori dari Italian Workerists, berfokus pada kerja “gratis” atau “tak berbentuk” yang dilakukan oleh para pengguna platform Web 2.0 (terkadang disebut sebagai “playbor”), sedangkan penelitian-penelitian yang muncul setelahnya digunakan sebagai kritik pada “perampokan masal”<ref>{{Cite book|title=Uberworked and Underpaid: How Workers Are Disrupting the Digital Economy|url=https://archive.org/details/uberworkedunderp0000scho|last=Scholz|first=Trebor|date=2016|publisher=Polity|location=New York City|chapter=Chapter 4}}</ref><ref>{{Cite book|title=Network Culture: Politics for the Information Age|url=https://archive.org/details/networkculturepo0000terr|last=Terranova|first=Tiziana|publisher=Pluto Press|year=2004|isbn=0-7453-1748-0|location=|pages=|quote=|via=}}</ref> terhadap para pekerja digital oleh jasa agensi buruh seperti Amazon Mechanical Turk dan Crowdflower.<ref>{{Cite book|title=Ours To Hack and Own: The Rise of Platform Cooperativism, a New Vision for the Future of Work and a Fairer Internet|last=Scholz|first=Trebor|date=2016|publisher=OR Books|editor-last=Scholz|editor-first=Trebor|location=New York|page=23|chapter=How Platform Cooperativism Can Unleash the network|editor-last2=Schneider|editor-first2=Nathan}}</ref>
Pada tahun 2014, diskursus mengenai pekerja digital beralih pada apa yang disebut dengan “ekonomi berbagi”, di mana dampaknya adalah peningkatan perhatian akademisi dan media pada praktik dan kebijakan pasar daring terkait dengan pekerja, jasa, dan barang.<ref name="Scholz"/> Para peneliti dan pembela buruh berargumen bahwa platform seperti Uber dan TaskRabbit secara tidak adil mengkategorikan para pekerja penuh waktu sebagai kontraktor independen, bukan karyawan, dan dengan begitu mereka menghindari hukum perlindungan pekerja seperti hukum upah minimum<ref>{{Cite book|url=http://static.opensocietyfoundations.org/misc/future-of-work/the-sharing-economy.pdf|title=Is sharing really caring? A nuanced introduction to the peer economy|last=Cheng|first=Denise|date=October 2014}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://knowledge.wharton.upenn.edu/article/the-next-phase-for-the-sharing-economy/|title=Sharing Economy 2.0: Can Innovation and Regulation Work Together?|date=5 November 2014|website=Knowledge@Wharton|access-date=10 December 2016}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://blog.p2pfoundation.net/uber-drivers-now-make-less-than-the-minimum-wage/2014/10/29|title=How Uber drivers, making less than the minimum wage, are organizing with assistance of taxi drivers|last=Bauwens|first=Michel|date=29 October 2014|website=P2P Foundation|access-date=10 December 2016}}</ref> dan hak bergabung dengan serikat di mana pekerja dapat ikut serta dalam upaya melakukan negosiasi hak buruh secara kolektif,<ref>{{Cite book|url=http://www.nelp.org/content/uploads/Rights-On-Demand-Report.pdf|title=Rights on Demand: Ensuring Workplace Standards and Worker Security In the On-Demand Economy|last=Smith|first=Rebecca|last2=Leberstein|first2=Sarah|date=September 2015|publisher=National Employment Law Project|page=5|access-date=2017-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170427190518/http://www.nelp.org/content/uploads/Rights-On-Demand-Report.pdf|archive-date=2017-04-27|url-status=dead}}</ref> serta hak-hak yang didapatkan para pekerja dengan status karyawan, termasuk hari libur, asuransi pengangguran, dan asuransi kesehatan.<ref>{{Cite book|url=http://www.nelp.org/content/uploads/Rights-On-Demand-Report.pdf|title=Rights on Demand: Ensuring Workplace Standards and Worker Security In the On-Demand Economy|last=Smith|first=Rebecca|last2=Leberstein|first2=Sarah|date=September 2015|publisher=National Employment Law Project|page=4|access-date=2017-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20170427190518/http://www.nelp.org/content/uploads/Rights-On-Demand-Report.pdf|archive-date=2017-04-27|url-status=dead}}</ref>
Baris 93:
=== Dominasi Pemain Petahana ===
Beberapa kritikus dari kooperativisme platform mengklaim bahwa koperasi platform akan kesulitan menggusur platform petahana yang dimodali oleh modal ventura. Nick Smicek menulis bahwa, karena “sifat monopoli dari platform, dominasi efek jaringan, dan sumber daya melimpah di balik perusahaan-perusahaan ini ... bahkan apabila semua perangkat lunak dijadikan sumber terbuka (''open-source''), platform seperti Facebook masih akan memiliki nilai tinggi karena data yang mereka miliki, efek jaringan, dan sumber daya finansial untuk melawan kehadiran koperasi.”<ref>{{Cite book|url=https://archive.org/details/platformcapitali0000srni|title=Platform Capitalism|last=Srnicek|first=Nick|date=2017|publisher=Polity|location=New York City|page=[https://archive.org/details/platformcapitali0000srni/page/127 127]}}</ref> Rufus Pollock menunjukkan keprihatinan serupa bahwa koperasi platform akan menghadapi tantangan besar untuk mencapai skala yang besar, terutama karena ketidakmampuan mereka untuk menggalang modal saham tradisional<ref>{{Citation|url=https://rufuspollock.com/2017/01/11/information-coops-collective-funding-of-information-goods-from-software-to-medicines/|title=Information Coops: Collective Funding of Information Goods from Software to Medicines}}</ref> Ditambah lagi, ia berargumen bahwa koperasi sering kali melalui proses pengambilan keputusan yang lambat dan tidak efisien sehingga akan menghambat mereka untuk bersaing dengan baik. Akhirnya, ia menyampaikan bahwa ada risiko koperasi platform akan menjadi tidak etis dengan menjadi klub eksklusf bagi anggota mereka (sebagai contoh, koperasi angkutan bersama mungkin akan dikontrol oleh pengemudi yang akhirnya mengeksploitasi pengguna jasa). Evgeny Morozov menulis bahwa “Usaha kooperativisme platform sebenarnya layak untuk diteruskan; terkadang, mereka menghasilkan proyek lokal yang impresif dan etis. Tidak ada alasan mengapa koperasi pengemudi di kota kecil tidak dapat membuat aplikasi yang membantu mereka mengalahkan Uber secara lokal. Namun, tidak ada alasan bagus untuk percaya bahwa koperasi lokal ini dapat membuat mobil tanpa pengemudi (''self-driving car''): upaya ini memerlukan investasi besar-besaran dan infrastruktur khusus untuk mengumpulkan dan menganalisis semua data. Kita bisa saja membuat koperasi kepemilikan data, namun daya saing mereka akan sulit untuk bisa setara dengan Google atau Amazon " <ref>{{Cite news|url=https://www.theguardian.com/commentisfree/2016/dec/04/data-populists-must-seize-information-for-benefit-of-all-evgeny-morozov|title=Data populists must seize our information – for the benefit of us all|last=Morozov|first=Evgeny|date=3 December 2016|work=The Guardian|access-date=12 December 2016|via=}}</ref>
Meskipun hal ini bisa jadi benar di sektor tertentu, Arun Sundarajan mengklaim bahwa, “Teori ekonomi mengimplikasikan bahwa koperasi pekerja lebih efisien dari korporasi berbasis saham ketika tidak ada perbedaan yang besar dalam hirarki kontribusi di antara para pekerja, yaitu ketika tingkatan kompetisi eksternal rendah dan tidak ada kebutuhan untuk adanya investasi berulang sebagai respon dari perubahan teknologi.” Menggunakan Uber sebagai contoh dari platform yang dominan, ia melanjutkan: “Para pengemudi taksi sebenarnya memberikan jasa yang kurang lebih seragam dalam industri yang tingkat persaingannya rendah. Saat teknologi angkutan berbasis daring menjadi komoditas, potensi untuk koperasi pekerja menjadi besar, karena tiap-tiap pasar lokal terbuka untuk persaingan."<ref>{{Cite book|title=The Sharing Economy: The End of Employment and the Rise of Crowd-Based Capitalism|url=https://archive.org/details/sharingeconomyen0000sund|last=Sundararajan|first=Arun|date=2016|publisher=MIT Press|location=Cambridge|page=[https://archive.org/details/sharingeconomyen0000sund/page/197 197]}}</ref>
|