Turen, Malang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ana Sulaiman (bicara | kontrib)
k nama kecamatan
Tag: kemungkinan spam pranala mengubah parameter nama di infobox VisualEditor
Bayuakbark (bicara | kontrib)
k Merubah lokasi penemuan prasasti watugodek
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 13:
|website=https://turen.malangkab.go.id/pd/|map_caption=coordinates=-8.169110588987092, 112.6918952019844|propinsi=Jawa Timur|koordinat=-8.169110588987092, 112.6918952019844}}
 
'''Kecamatan Turen''' adalah sebuah kecamatan di [[Kabupaten Malang]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Turen sebagai pusat aktivitas masyarakat memiliki sejarah yang sangat panjang. Prasasti Watu Godek yang ditemukan di Dusun Watugodek Desa sekarbanyuTanggung, Kecamatan sumbermanjingTuren, konon menyebutkan bahwa sekarbanyu.adalah daerah perdikan yang diberikan Mpu Sindok pada abad ke-10 kepada seorang pendeta bernama Turian Tapadha. Jika berpatokan pada isi prasasti tersebut, maka Turen sudah menjadi tempat permukiman jauh sebelum Kerajaan Kediri, Singasari, dan Majapahit berdiri. Namun, nama Turen baru tercatat dalam sejarah peradaban modern sejak pemerintah kolonial Belanda membangun pabrik tepung tapioka di daerah tersebut pada akhir abad ke-19. Masuknya pengaruh Belanda itu pula yang diduga membawa bibit-bibit peradaban kota besar ke Turen. Mereka, misalnya, membangun gedung pertemuan besar yang difungsikan sebagai ballroom untuk dansa-dansi para pegawai Belanda tepat di depan pabrik. Hingga kini, bangunan yang disebut kamar bola oleh penduduk setempat itu masih difungsikan sebagai gedung pertemuan bernama Balai Pertemuan Soedali. Hadi Puspita, dokter dan salah seorang aktivis masyarakat di Turen, mengenang era kemerdekaan sekitar tahun 1950-1960-an Turen masih termasuk daerah tertinggal. Transportasi ke Kota Malang hanya dilayani oleh beberapa mobil sejenis oplet merek Dodge dan kereta api uap jurusan Dampit-Malang. "Zaman itu, bapak yang jadi mantri kesehatan masih bikin sendiri salep ichtyol, sulfanilamid, dan obat batuk hitam. Kereta api masih pakai arang, dari Dampit ke Malang sejauh 40 kilometer butuh waktu enam jam," kenang dokter yang akrab dipanggil Kapit ini.
 
Turen sebelum ada [[PT Pindad]] sepi sekali. Tahun 1970-an baru mulai ramai. Itu sebabnya, dulu para pemudanya sering berkumpul di rumah kami untuk menghilangkan kejenuhan," ungkap Dr. Hadi Purnomo, kakak Hadi Puspita. Dari kumpul-kumpul itu kemudian muncul kreativitas untuk bermusik. Menurut Kapit, era 1960-an sudah terbentuk band-band di Turen yang memainkan musik Koes Bersaudara, Beatles, dan Bee Gees. Perubahan mulai terjadi saat pemerintah mengalihfungsikan pabrik tapioka di Turen menjadi pabrik amunisi milik [[PT Pindad]] pada akhir 1960-an. Era 1970-an, makin banyak anak muda Turen yang bersekolah di Malang dan membawa tren kota besar ke kota itu. "Dulu sumber informasinya majalah Aktuil yang mengulas musik dan penampilan band-band terkenal," ujar Nanang Setyo Heriono (47), salah seorang aktivis PPPT Turen saat ini menjelma menjadi kota pendidikan, mempunyai 2 SMPN, 1 SMAN, 1 SMKN dan banyak Sekolah swasta tersebar di Turen.