Suku Polahi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 8:
Hal ini menjadikan orang Polahi hidup beradaptasi dengan kehidupan rimba. Setelah [[Indonesia]] merdeka, sebagian keturunan Polahi masih tetap bertahan tinggal di hutan. Sikap anti penjajah tersebut masih terbawa terus secara turun-temurun, sehingga orang lain dari luar suku Polahi dianggap sebagai penindas dan penjajah.<ref name=":1" />
 
== Kehidupan sosial ==
Hidup dalam keterasingan selama berada di hutanpedalaman rimbahutan membuat orang Polahi tidak terjangkau dengan [[etika]] sosial, pendidikan, dan agama. Keturunan Polahi menjadi warga masyarakat yang sangat termarginalkantermarjinalkan dan tidak mengenal tata sosial pada umumnya. Polahi juga tidak mengenal ilmu baca tulis serta lagi tidak menganut [[agama]] atau suatu kepercayaan.<ref name=":1" />
 
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah dialek Polahi dalam [[Bahasabahasa Gorontalo|Gorontalo]] dan menganut agama tradisional. Suku Polahi hidup dari bercocok tanam ala kadarnya dan berburu binatang seperti babi hutan, rusa, serta ular sanca. Suku Polahi juga belum mengenal pakaian seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, hanya memakai penutup syahwatkemaluan dari daun palma dan kulit kayu. Rumah suku Polahi sangat sederhana, tak berdinding, dapur dibuat di tengah, dan juga berfungsi untuk penghangat badan. Suku Polahi juga tidak bersekolah dan menikmati fasilitas kesehatan modern. Untuk menuju ke tempat suku polahiPolahi, diperlukan waktu sekitar 7 jam dengan berjalan kaki menaiki gunung dari pusat [[Kota Gorontalo]].<ref name=":1" />
 
Orang Polahi sangat terbelakang, tak hanya karena keterpencilan dan tak mempunyai pendidikan formal, bahkan dalam kebudayaan suku Polahi tidak mengenal hitung-menghitung dan tidak mengenal nama hari dalam kalender. Beberapa peneliti berhasil menemui orang polahi ketika mereka turun dari atas gunung. Angka maksimum yang dapat dihitung adalah empat. Selebihnya adalah "'banyak"'. Sebelumnya, orang Polahi hanya mengenal dua angka bilangan saja, yakni "satu" hingga empat dan "'banyak"'.
 
== Kepercayaan ==