Wangsa Isyana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arwinar (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Arwinar (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26:
 
== Silsilah keluarga ==
Silsilah Wangsa Isyana dijumpai di dalam [[Prasasti Pucangan]] tahun [[1041]] M, yang dikeluarkan atas nama [[Airlangga]], seorang raja yang mengaku sebagai keturunan [[Mpu Sindok]]. Prasasti inilah yang melahirkan pendapat tentang munculnya sebuah dinasti baru sebagai kelanjutan [[Wangsa Sanjaya]].
 
Cikal bakal Wangsa Isyana tentu saja ditempati oleh Mpu Sindok alias Maharaja Isyana. Ia memiliki putri bernama [[Sri Isyanatunggawijaya]] yang menikah dengan pangeran [[Bali]] bernama [[Sri Lokapala]]. Dari perkawinan itu lahir [[Makutawangsawardhana]], yang kemudian memiliki putri bernama [[Mahendradatta]], yaitu ibu dari Airlangga.
 
Ayah dari Airlangga adalah [[Udayana]] [[wangsa Warmadewa|Warmadewa]] raja Bali. Dalam beberapa prasasti, nama Mahendradatta atau Gunapriya Dharmapatni disebut lebih dulu sebelum suaminya. Hal ini menunjukkan seolah-olah kedudukan Mahendradatta lebih tinggi daripada Udayana. Mungkin saat itu Bali merupakan negeri bawahan Jawa. PenaklukanPenaklukkan Bali diperkirakan terjadi pada zaman pemerintahan [[Dyah Balitung]] (sekitar tahun [[890]]–[[900]]–an).
 
Prasasti Pucangan juga menyebutkan seorang raja bernama [[Dharmawangsa Teguh]], mertua sekaligus kerabat Airlangga. Para sejarawan cenderung sepakat bahwa Dharmawangsa adalah putra Makutawangsawardhana. Pendapat ini diperkuat oleh prasasti Sirah Keting yang menyebut Dharmawangsa dengan nama Sri Maharaja Isyana Dharmawangsa.