Abu al-Mafakhir dari Banten: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
|||
Baris 30:
=== Konflik dengan Mataram ===
Di timur, [[Kesultanan Mataram]] yang dipimpin oleh [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]] sejak [[1613]] menerapkan politik ekspansi yang bertujuan untuk menyatukan seluruh [[Jawa]] di bawah kepemimpinan Mataram.<ref>{{Cite web|last=Arizal|first=Masril|title=Mataram Punya Ambisi Kuasai Jawa, tapi Selalu Gagal, karena Kerajaan di Jawa Barat Tak Pernah Bisa Dikalahkan|url=https://indramayu.pikiran-rakyat.com/nusantara/pr-114638213/mataram-punya-ambisi-kuasai-jawa-tapi-selalu-gagal-karena-kerajaan-di-jawa-barat-tak-pernah-bisa-dikalahkan|website=indramayu.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2023-02-27}}</ref><ref>{{Cite web|last=Yogyakarta|first=Taman Budaya|title=Puncak Kekuasaan Mataram Politik Ekpansi Sultan Agung|url=https://tby.jogjaprov.go.id/post/buku-perpustakaan/detail/puncak-kekuasaan-mataram-politik-ekpansi-sultan-agung.html|website=Taman Budaya Yogyakarta {{!}} buku-perpustakaan|language=en|access-date=2023-02-27}}</ref> Sultan Agung menganggap Banten harus menjadi bagian dari Mataram karena Banten dahulunya adalah bagian dari [[Kesultanan Demak]] yang mendahului Mataram.<ref>{{Cite book|last=Sidiq|first=Ricu|last2=Najuah|first2=Najuah|last3=Lukitoyo|first3=Pristi Suhendro|date=2020-09-25|url=https://books.google.com/books?id=Fh3_DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA29&dq=Banten+bagian+Demak+%22Sultan+Agung%22&hl=en|title=Sejarah Indonesia Periode Islam|publisher=Yayasan Kita Menulis|isbn=978-623-6761-12-0|language=id}}</ref> Di tahun [[1619]], [[Kesultanan Cirebon]] tunduk sebagai vasal Mataram.<ref>{{Cite book|date=1991|url=https://books.google.com/books?id=CIhxAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Cirebon+Mataram+1619&q=Cirebon+Mataram+1619&hl=en|title=Pustaka rajya rajya i bhumi Nusantara|publisher=Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|language=id}}</ref> Setahun kemudian, [[Kerajaan Sumedang Larang]] di [[Parahyangan]] yang memiliki hubungan buruk dengan Banten menyatakan bergabung dengan Mataram.<ref name=":3">{{Cite book|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=mjZwAAAAMAAJ&q=%22Rangga+Gempol+Kusumadinata%22&dq=%22Rangga+Gempol+Kusumadinata%22&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjKsMSiyIvkAhWSILcAHWTFCGUQ6AEILzAB|title=West Java Miracle Sight: A Mass of Verb and Scene Information|publisher=MPI Foundation|language=id}}</ref> Dengan bergabungnya Sumedang Larang dengan Mataram, wilayah Banten menjadi berbatasan langsung dengan Mataram. Setelah Mataram berhasil [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|menaklukan Surabaya]] di tahun 1625, Sultan Agung mempersiapkan tentaranya untuk berekspansi ke arah barat. Sebelum menyerbu Banten, Sultan Agung [[Penyerbuan di Batavia|menyerbu Batavia]] lebih dahulu agar bisa mengusir VOC dan menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum menyerbu Banten secara langsung. Namun serbuan Mataram yang dilakukan tahun 1628 & 1629 ini gagal menaklukan Batavia.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-21|title=Mengapa Serangan Sultan Agung ke Batavia Mengalami Kegagalan?|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/21/150000479/mengapa-serangan-sultan-agung-ke-batavia-mengalami-kegagalan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-02-28}}</ref> Banten dan Mataram lalu terus bermusuhan hingga terjadi [[Pemberontakan Trunajaya]] yang terjadi di tahun 1674.<ref>{{Cite book|last=Kartodirdjo|first=Sartono|date=1987|url=https://books.google.com/books?id=TYYeAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=Pemberontakan+Trunajaya+Banten&q=Pemberontakan+Trunajaya+Banten&hl=en|title=Pengantar sejarah Indonesia baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium|publisher=Gramedia|isbn=978-979-403-129-2|language=id}}</ref>
=== Misi Diplomatik ===
|