Ekologi pangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Rapikan}}
'''Ekologi''' berasal dari kata oikos dan logos, adalah cabang ilmu yang mengkaji habitat dan interaksi diantara benda hidup dengan alam sekitar (pakar biologi Jerman Ernst Haeckel, 1866).<ref>{{Cite book|last=Haeckel|first=Ernst Heinrich Philipp August|date=1866|url=http://dx.doi.org/10.5962/bhl.title.3953|title=Generelle morphologie der organismen. Allgemeine grundzüge der organischen formen-wissenschaft, mechanisch begründet durch die von Charles Darwin reformirte descendenztheorie, von Ernst Haeckel.|location=Berlin,|publisher=G. Reimer,}}</ref> Ekologi bertumpu pada distribusi dan jumlah organisme dan
Secara klasik, kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan
== Tujuan Ekologi Pangan dan Gizi ==
Manusia memerlukan zat gizi sebagai menjalankan fungsi tubuh. Kekurangan dan kelebihan gizi dalam setiap daur kehidupan menyebabkan masalah gizi di masyarakat. Masalah gizi dapat dilihat dengan pendekatan sistem pangan dan gizi, meliputi subsistem produksi, subsistem pengolahan, subsistem distribusi, dan subsistem kesehatan dan gizi. Pangan dan Gizi adalah suatu gabungan kata yang sulit dipisahkan karena berbicara gizi haruslah menyangkut pangan dan bahan makanan, dan ini tidak berarti bahwa bahan pangan yang tidak bergizi menjadi tidak penting artinya. Pangan dan gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan hakiki rakyat Indonesia (Khomsan, 2004).<ref>{{Cite journal|last=Khomsan|first=Ali|title=Food frequency and nutritional status of Asian children in the WIC program|url=http://dx.doi.org/10.31274/rtd-180813-11109|publisher=Iowa State University}}</ref> Tujuan dari ekologi pangan dan gizi yaitu: Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan,
== Sistem Pangan dan Gizi ==
Baris 12:
[[Berkas:Sistem Pangan dan Gizi.jpg|jmpl|Sistem Pangan dan Gizi]]
===
Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyediaan pangan yang cukup. Penyediaan pangan yang cukup diperoleh melalui produksi pangan dalam negeri melalui upaya pertanian dalam menghasilkan makanan pokok, lauk pauk, sayur
=== Distribusi Makanan ===
Agar sampai kepada masyarakat luas dalam keadaan baik, [[distribusi pangan]] perlu memperhatikan aspek transportasi, penyimpanan, pengolahan, pengemasan, dan pemasaran. Tujuannya adalah
=== konsumsi makanan ===
Konsumsi makanan oleh masyarakat atau keluarga bergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan,
== Gizi dan Lingkungan Biofisik ==
Baris 73:
== Permasalahan Dalam Bidang Pangan Dan Gizi ==
Permasalahan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan untuk memperoleh pangan yang cukup dan sesuai untuk hidup sehat dan beraktivitas dengan baik untuk sementara waktu dalam jangka panjang. Ada dua jenis permasalahan pangan, yaitu yang bersifat kronis dan bersifat sementara. Permasalahan pangan kronis merupakan kondisi kurang pangan (untuk tingkat rumah tangga berarti kepemilikan pangan lebih sedikit daripada kebutuhan dan untuk tingkat individu konsumsi pangan lebih rendah dari pada kebutuhan biologis) yang terjadi sepanjang waktu. Sedangkan permasalahan pangan kronis mencakup permasalahan pangan musiman. Permasalahan ini terjadi karena adanya keterbatasan ketersediaan pangan oleh rumah tangga, terutama masyarakat yang berada di pedesaan (Soemarno, 2012).<ref>{{Cite web|title=Kompendium ketahanan-pangan - [PPT Powerpoint]|url=https://cupdf.com/document/kompendium-ketahanan-pangan.html|website=cupdf.com|language=en|access-date=2022-01-05}}</ref> Berdasarkan aspek penyediaan pangan, permasalahan pangan di Indonesia adalah sebagai berikut (Badan Ketahanan Pangan, 2014):<ref>{{Cite journal|last=Pangan|first=Dewan Ketahanan|date=2007-03-13|title=KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN 2006 – 2009|url=http://dx.doi.org/10.25182/jgp.2006.1.1.57-63|journal=Jurnal Gizi dan Pangan|volume=1|issue=1|pages=57|doi=10.25182/jgp.2006.1.1.57-63|issn=2407-0920}}</ref> Semakin terbatasnya ketersediaan lahan pertanian pangan karena alih fungsi lahan pertanian pangan ke non pangan, Degradasi lingkungan yang menurunkan sumber daya air untuk pertanian, Pengaruh perubahan iklim ekstrem terhadap sektor pertanian (produksi dan produktivitas), Lemahnya kelembagaan petani dan kecenderungan petani bekerja sendiri-sendiri, Ketidakseimbangan akses terhadap sumber daya, modal, dan teknologi antar wilayah, Tingginya prosporsi kehilangan hasil pertanian dan pemborosan pangan (30% dari total produksi pangan)., Tidak berkembangnya industri pengolahan dan penciptaan nilai tambah produk primer pertanian, Tidak berkembangnya sektor jasa penunjang pertanian,
Sedangkan pada aspek konsumsi permasalahan pangan yang ditemui adalah sebagai berikut (Dewan Ketahanan Pangan, 2014):<ref>{{Cite journal|last=Adam|first=Latif|last2=Dwiastuti|first2=Inne|date=2016-03-23|title=ISU KELEMBAGAAN DALAM PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN: PEMBELAJARAN DARI KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH|url=https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id/index.php/jki/article/view/24|journal=Jurnal Kependudukan Indonesia|language=en-US|volume=7|issue=2|pages=55–75|doi=10.14203/jki.v7i2.24|issn=2502-8537}}</ref> Peningkatan populasi global khususnya di kawasan Asia dan di antaranya 75 % berada di negara berkembang, Laju pertumbuhan rata-rata di Indonesia sebesar 1,38% per tahun, dengan jumlah penduduk tahun 2013 mencapai 248,82 Juta Jiwa, Meningkatnya rata–rata pendapatan per kapita di negara Asia sehingga meningkatkan permintaan pangan dari segi kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan,
== Ketahanan Pangan ==
|