Reformasi Protestan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 33:
Kapitel-kapitel katedral dan biara-biara berfungsi untuk menyediakan kebutuhan keturunan kaum bangsawan, yang hidup sesuai dengan kedudukan mereka; para klerus yang lebih rendah beradaptasi dengan "gaya hidup lingkungan mereka" di pedesaan, misalnya dengan pergundikan atau dengan mengelola sebuah penginapan.<ref>Heinrich Lutz: ''Reformation und Gegenreformation'' (= ''Oldenbourg Grundriss der Geschichte''. Vol.10). Oldenbourg, ed. 5. Auflage München 2002, hlm. 13.</ref> Ciri khas kesalehan akhir abad pertengahan adalah donasi, [[Rekuiem|misa untuk arwah]], [[ziarah]], [[prosesi]], dan perolehan [[indulgensi]], yang dimaksudkan untuk mempersingkat waktu di api penyucian. Semua layanan ini dapat dibeli dari gereja dengan menggunakan uang – sebuah "fiskalisasi" agama.<ref>Mengenai istilah ini, lihat Hans-Jürgen Goertz: ''Pfaffenhaß und groß Geschrei. Die reformatorischen Bewegungen in Deutschland 1517–1529'', München 1987.</ref> Hal ini memicu kritik: di satu sisi klerus proletar, yang hidup lebih buruk daripada yang baik dalam melayani misa arwah, dan di sisi lain gaya hidup klerus tingkat atas (uskup, kanon), yang menumpuk [[Benefice|tunjangan]] tetapi mendelegasikan tugas-tugas yang terkait dengan mereka tanpa banyak perhatian pada pelayanan pastoral di masing-masing paroki.<ref>Nicole Grochowina: ''Reformation''. De Gruyter, Berlin/Boston 2020, hlm. 54.</ref> Hans-Jürgen Goertz menggunakan istilah "antiklerikalisme" sebagai model penjelasan untuk fase awal Reformasi karena kritik yang meluas terhadap kondisi klerus.<ref>Gottfried Seebaß: Reformation. Dalam: Theologische Realenzyklopädie (TRE). Vol. 28, de Gruyter, Berlin/New York 1997, ISBN 3-11-015580-X, hlm. 386-404, di sini hlm. 401.</ref>
=== Kepausan ===
Baris 40 ⟶ 38:
[[Berkas:Richental_Konzilssitzung_Muenster.jpg|al=A pope and about a dozen bishops sitting in a large room.|ka|jmpl|Pertemuan para kardinal, uskup, dan teolog dengan [[Antipaus Yohanes XXIII]] di [[Konsili Konstanz]] (dari ''Riwayat Konsili Konstanz'' oleh [[Ulrich dari Richenthal]])]]
Kepausan adalah "kekuatan internasional besar pertama di Eropa" ([[Chris Wickham]]) meskipun otoritasnya didasarkan pada sistem komunikasi dan birokrasi yang terorganisasi dengan baik, bukan pada angkatan bersenjata.{{sfn|Wickham|2016|pp=148–149}} Menganggap diri mereka sebagai penerus [[Rasul Petrus]] (wafat ca. 66), para paus mengklaim kuasa untuk [[mengikat dan melepaskan]] yang [[Matius 16|konon]] diberikan Kristus kepada Petrus, dan menawarkan [[indulgensi]]—pengampunan dosa baik di dunia maupun di api penyucian—kepada para pendosa. Untuk memperkuat dasar konsepsional dari praktik ini, para teolog skolastik menguraikan konsep perbendaharaan jasa yang tidak pernah habis yang tersedia bagi kepausan untuk dibagikan kepada umat beriman.{{sfn|Hamilton|2003|pp=107–108}} Para paus dapat memberikan dispensasi kepada lembaga-lembaga atau individu-individu, membebaskan mereka dari ketentuan-ketentuan tertentu dalam [[hukum kanonik]].{{refn|Sebagai contoh, ordo-ordo religius secara teratur dibebaskan dari otoritas para uskup, dan umat awam dapat dibebaskan dari kewajiban [[puasa dan pantang]].{{sfn|Hamilton|2003|p=39}}|group=catatan}}{{sfn|Hamilton|2003|p=39}}
Proklamasi [[bulla kepausan]] ''[[Unam sanctam]]'' pada tahun 1302 menandai "puncak ambisi gerejawi kepausan abad pertengahan" ([[Alister McGrath]]).{{sfn|MacGrath|2004|p=15}} Dalam bulla tersebut, [[Paus Bonifasius VIII]] (memerintah 1294-1303) menyatakan bahwa hanya mereka yang taat kepada kepausan yang dapat memperoleh [[Keselamatan dalam Kekristenan|keselamatan]].{{sfn|Hamilton|2003|p=30}} Setahun kemudian, pasukan Prancis menangkap Paus di [[Anagni]], dan pada tahun 1309, takhta kepausan dipindahkan dari Roma yang kacau ke [[Avignon]].{{sfn|Wickham|2016|pp=143, 212}} Selama periode [[Kepausan Avignon]], para paus mengambil alih kendali atas pengangkatan semua rohaniwan Katolik senior. Hal ini meningkatkan pendapatan kepausan karena para uskup, kepala biara, dan klerus tingkat tinggi lainnya yang baru membayar biaya untuk surat pengangkatan mereka dan menyerahkan kepada kepausan sepertiga dari pendapatan yang mereka peroleh pada tahun pertama dalam jabatan baru mereka.{{sfn|Hamilton|2003|p=38}} Praktik jual-beli jabatan ini dikenal sebagai praktik ''[[simoni]].''<ref>''The Reader's Encyclopedia'' (1965), New York: Thomas Y. Crowell Company, vol.2, ''p''.932, "Simon."</ref>
=== Agama ===
|