Stasiun Karangantu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 39:
Jalur yang menuju ke Anyer Kidul pada awalnya berstatus sebagai jalur utama, sedangkan jalur yang menuju ke Merak berstatus sebagai jalur cabang. Di kemudian waktu, status kedua jalur ini ditukar.
Nama Karangantu merujuk sebuah nama daerah. Menurut mitos yang beredar di masyarakat setempat, nama Karangantu merujuk pada seorang Belanda yang membawa guci berisi hantu. Sampai pada suatu ktika, guci tesebut pecah dan hantu yang berada di dalamnya keluar. Sejak saat itulah wilayah tersebut diberi nama Karangantu.<ref>{{Cite web|title=Heritage - Kereta Api Indonesia|url=https://heritage.kai.id/page/Stasiun%20Karangantu|website=heritage.kai.id|access-date=2023-07-22}}</ref>
Stasiun ini pada awalnya memiliki tiga jalur, namun kini hanya tersisa 2 jalur karena jalur ketiga telah dibongkar.
Baris 47 ⟶ 49:
== Bangunan dan tata letak ==
Stasiun Karangantu hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Bangunan stasiun ini yang merupakan peninggalan [[Staatsspoorwegen]] masih dipakai hingga sekarang dan dijadikan sebagai aset [[cagar budaya]].
Stasiun ini dilengkapi dengan 2 peron
Stasiun ini merupakan stasiun terdekat dengan kompleks wisata [[Kota Kuno Banten|Banten Lama]]. Ketika musim ziarah, biasanya akan banyak orang yang turun dan naik di stasiun ini untuk melakukan ziarah. Lokasi Stasiun Karangantu berada di daerah pesisir Pantai Utara Jawa. Di sepanjang barat stasiun terdapat pemukiman warga. Tidak jauh dari stasiun terdapat sebuah benteng yang bernama Benteng Diamant, secara harfiah diamant memiliki arti “intan”. Di sisi utara stasiun, terdapat Pelabuhan Karangantu, sebuah pelabuhan untuk perdagangan umum yang berasosiasi dengan Pasar Karangantu.
== Layanan kereta api ==
|