Reformasi Protestan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Meskipun sebelum Luther telah ada upaya-upaya awal yang signifikan untuk melakukan reformasi Gereja Katolik – seperti yang dilakukan oleh [[Jan Hus]], [[Peter Waldo]] (Pierre Vaudès), dan [[John Wycliffe]] – Martin Luther secara luas dianggap telah memulai Reformasi Protestan dengan ''95 Tesis''. Luther mengawali dengan mengkritik penjualan [[indulgensi]], bersikeras bahwa [[Paus (Gereja Katolik)|Sri Paus]] tidak memiliki otoritas atas [[purgatorium]] dan bahwa ajaran Katolik mengenai [[harta kekayaan Gereja|jasa orang-orang kudus]] tidak memiliki landasan di dalam Alkitab. Bagaimanapun, posisi Protestan kelak memadukan perubahan-perubahan doktrin seperti ketergantungan sepenuhnya pada Alkitab sebagai satu sumber keyakinan yang benar (''[[sola scriptura]]'') serta keyakinan bahwa [[iman dalam Kekristenan|iman dalam Yesus]], dan bukan perbuatan-perbuatan baik, adalah satu-satunya jalan untuk memperoleh pengampunan Allah atas [[dosa (Kristen)|dosa]] (''[[sola fide]]''). Motivasi utama di balik perubahan-perubahan tersebut bersifat [[teologi Kristen|teologis]], kendati banyak faktor lain yang berperan, termasuk bangkitnya [[nasionalisme]], [[Skisma Barat]] yang mengikis kepercayaan pada [[Kepausan]], dugaan korupsi [[Kuria Roma]], dampak dari [[humanisme]], dan pembelajaran baru [[Renaisans]] yang mempertanyakan banyak pemikiran dalam tradisi.
 
Gerakan awal di dalam wilayah JermanEropa beragam rupa, dan impuls-impuls reformasi lainnya timbul secara tersendiri di luar kepemimpinan Luther. Tersebarluasnya [[mesinUlrich cetakZwingli]], contohnya, memulai reformasi di Swiss pada saat yang hampir bersamaan dengan Luther, namun independen dari pengaruh Luther. [[JohannesJohn Gutenberg|GutenbergCalvin]], menjadiseorang saranareformator penyebarangenerasi materi-materikedua keagamaanyang secaramelakukan cepatreformasi dalamdi bahasakota vernakularJenewa, (''linguamemiliki teologi yang sangat berpengaruh pada tradisi reformasi franca'')Swiss. Kelompok-kelompokPara terbesarpengikut gerakanLuther inidikenal yaitusebagai [[Lutheran]], sedangkan pengikut Zwingli dan Calvin dikenal sebagai [[Calvinis]] atau Reformed. Gereja-gereja Lutheran kebanyakan didirikan di Jerman, Baltik, dan Skandinavia, sedangansedangkan gereja-gereja Reformed didirikan di Swiss, Hungaria, Prancis, Belanda, dan Skotlandia. Gerakan baru ini memberikan pengaruh definitif pada [[Gereja Inggris]] setelah tahun 1547 di bawah pemerintahan [[Edward VI dari Inggris|Edward VI]] and [[Elizabeth I of England|Elizabeth I]], kendati Gereja Inggris telah [[Reformasi Inggris|berdiri sendiri]] di bawah pemerintahan [[Henry VIII dari Inggris|Henry VIII]] pada tahun 1530-an awal.
 
Terdapat juga gerakan-gerakan reformasi di seluruh Eropa daratan yang dikenal sebagai [[Reformasi Radikal]], yang menimbulkan gerakan-gerakan [[Anabaptis]], [[Gereja Moravia|Moravia]], dan [[Pietisme|Pietistik]] lainnya. Selain membentuk komunitas-komunitas di luar [[agama negara|otorisasi negara]], para Reformis Radikal sering kali menerapkan perubahan doktrin yang lebih ekstrem, misalnya penolakan terhadap [[kredo|prinsip-prinsip]] hasil [[Konsili Nicea I|Konsili Nicea]] dan [[Konsili Kalsedon]] yang berlangsung pada [[Abad Kuno Akhir]].