John Knox: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 84:
Segera setelah Knox mengirimkan surat kepada wali penguasa Ratu, ia tiba-tiba mengumumkan bahwa ia merasa bahwa adalah tanggung jawabnya untuk kembali ke Jenewa. Pada tahun sebelumnya, tepatnya pada tanggal 1 November 1555, jemaat di Jenewa telah memilih Knox sebagai pendeta mereka dan ia memutuskan untuk menduduki jabatan tersebut.<ref>{{Harvnb|Marshall|2000|pp=85–86}}</ref> Ia menulis sebuah surat nasihat terakhir kepada para pendukungnya dan meninggalkan Skotlandia bersama istri dan ibu mertuanya. Ia tiba di Jenewa pada tanggal 13 September 1556.<ref>{{Harvnb|Ridley|1968|pp=237–243}}</ref>
Selama dua tahun berikutnya, ia menjalani kehidupan yang bahagia di Jenewa. Ia merekomendasikan Jenewa kepada teman-temannya di Inggris sebagai tempat suaka terbaik bagi umat Protestan. Dalam sebuah surat ia menulis:<blockquote>
Pada musim panas 1558, Knox menerbitkan pamfletnya yang paling terkenal, ''Tiupan sangkakala pertama melawan rezim wanita yang tidak wajar (The first blast of the trumpet against the monstruous regiment of women)''. Dalam menyebut "''regiment''" atau pemerintahan wanita "''monstruous''", ia bermaksud bahwa hal itu "tidak wajar". Knox menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk menunjukkan "betapa keji di hadapan Allah adalah kerajaan atau pemerintahan seorang wanita yang jahat, ya, seorang pengkhianat dan bajingan."<ref>{{Harvnb|Kingdon|1995|p=197}}</ref> Para penguasa wanita yang ada di benak Knox adalah [[Ratu Mary I dari Inggris]] dan [[Mary dari Guise]], Janda Ratu Skotlandia dan wali penguasa atas nama putrinya, [[Mary, Ratu Skotlandia]]. Pandangan alkitabiah ini bukanlah hal yang aneh pada zaman Knox; namun, bahkan ia sadar bahwa pamflet tersebut sangat menghasut.<ref>{{Harvnb|MacGregor|1957|p=97}}</ref> Oleh karena itu, ia menerbitkannya secara anonim dan tidak memberi tahu Calvin, yang menyangkal bahwa ia telah menulis pamflet tersebut hingga setahun setelah penerbitannya, bahwa ia telah menulisnya. Di Inggris, pamflet tersebut secara resmi dikecam melalui pernyataan kerajaan. Dampak dari dokumen tersebut menjadi rumit pada tahun itu ketika [[Elizabeth I dari Inggris|Elizabeth Tudor]] menjadi Ratu Inggris. Meskipun Knox tidak menargetkan Elizabeth, Knox telah sangat menyinggung perasaannya, dan ia tidak pernah memaafkan Knox.
Baris 122:
== Warisan ==
[[File:John Knox statue, New College Edinburgh.jpg|thumb|upright|Patung John Knox di [[New College, Edinburgh]], oleh [[John Hutchison]]]]
Dalam surat wasiatnya, Knox mengklaim: "Tidak ada yang
Knox meninggalkan lima orang anak dan istri keduanya. Nathaniel dan Eleazar, dua anak laki-lakinya dari istri pertamanya, bersekolah di [[St John's College, Cambridge]]. Nathaniel menjadi Fellow dalam St John's namun meninggal dunia di usia muda pada tahun 1580. Eleazar ditahbiskan ke dalam [[Gereja Inggris]] dan melayani di paroki [[Great Clacton|Clacton Magna]]. Ia juga meninggal muda dan dimakamkan di kapel [[St John's College, Cambridge]] pada tahun 1591.<ref>{{Harvnb|Dawson|2015|p=311}}</ref> Istri kedua Knox, [[Margaret Knox]], menikah lagi dengan Andrew Ker, salah seorang yang terlibat dalam pembunuhan [[David Rizzio]]. Ketiga anak perempuan Knox juga menikah: Martha dengan Alexander Fairlie; Margaret dengan Zachary Pont, putra [[Robert Pont (politikus Skotlandia)]] dan saudara dari [[Timothy Pont]]; dan Elizabeth dengan [[John Welsh dari Ayr|John Welsh]], seorang pendeta di Kirk.<ref>{{Harvnb|Reid|1974|p=283-284}}; {{Harvnb|Ridley|1968|p=520-521}}</ref>
|